Wednesday, September 21, 2011

Pengalaman Memakai Kawat Gigi

`Ok. Sekarang saya akan menceritakan pengalaman memakai kawat gigi. Sengaja, judul dari post ini dibikin seperti 'keyword' untuk googling, terus terang saja, waktu saya memutuskan untuk memakai kawat gigi, saya kesulitan banget cari tulisan-tulisan pengalaman orang yang dikawat gigi. Jadi kira-kira seperti ini kronologisnya.

Seperti yang sudah saya ceritakan di sini. Akhirnya sekitar dua bulan lalu saya memutuskan untuk memakai kawat gigi. Setelah googling dan tanya sana-sini, akhirnya saya memutuskan untuk memakai kawat gigi di Rumah Sakit Gigi dan Mulut - Jl. Riau Bandung. Pertimbangannya adalah : MURCEU. Titik. Awalnya sempat bingung juga mau pasang dimana, mulai dari yang harganya Rp. 800.000,- sampai Rp. 12.000.000,- ternyata hati-hati lho, banyak orang yang menawarkan pasang kawat gigi dengan harga murah ternyata yang pasangnya adalah tukang gigi/ahli gigi. Kadang mereka bilang 'asisten dokter' or whatever yang jelas BUKAN dokter. Dokter gigi juga tak semua ahli memasang kawat gigi. Pemasangan kawat gigi hanya boleh dilakukan oleh Orthodonti, gelarnya Sp. Ortho.

Lanjut. Pasang kawat gigi di RSGM Rp.3.950.000,- ditambah biaya cetak gigi + foto gigi di Lab Pramita + biaya cabut gigi dll kurang lebih kocek yang harus disediakan Rp. 5.000.000,- Sakit hati deh sebenarnya. Rp. 5.000.000,- kan bisa dipakai backpacker bulak balik Komodo-Flores. Hikss.. Ya sudahlah ya, demi gigi. Tahap pertama mendaftarkan diri dulu sebagai pasien di RSGM. Setelah itu gigi saya dicek oleh si Dokter. Mana yang harus dicabut, mana yang harusnya maju, mana yang harusnya mundur.

Gigi saya yang harus dicabut ada dua buah. Ugh. Tapi untuk nyabut gigi saya sengaja datang ke dokter langganan saya bukan di RSGM. Oh ya rekomendasi kalau mau cabut gigi silahkan datang ke dr. Harry prakteknya di Jl. Sabar Bandung. Lulusan Jepang, orangnya baik dan ramah. Sering lihat orang habis cabut gigi kesakitan dan ngilu dan anu-anu. Sama dr. Harry ini enggak lho. :)

Setelah gigi udah pada dicabut. Tahap selanjutnya pembersihan karang/scaling. Untuk tahap ini saya scalling di RSGM seharga Rp. 260.000,- lumayan juga ya bok dibersihin karang gigi gitu. Ngilu-ngilu gimana gitu. Dan sempat jiper pas kumur pertama setelah discalling, ih kok darah semua? Benci deh liat darah keluar dari mulut. Tapi senang, setelah di scalling, secara saya perokok berat, uhm.. ya gitu deh. Kok jijik ya diceritain disini. Banyak bekas-bekas nikotin yang menempel gitu. Setelah discalling giginya jadi bersih dan licin. Bekas nikotin semua hilang dan rasanya sayang kok ya dipakai merokok lagi. -_- Oh ya scalling ini penting lho kalau mau dikawat gigi, karena gigi dan gusi harus dalam keadaan sangat bersih dan sehat kalau tidak nanti bakal meradang setelah kawat terpasang.

Setelah tahap cabut gigi dan scalling gigi saya dicetak gitu, mirip-mirip adonan kue tapi baunya sih bau-bau mint menthol gitu. Setelah dicetak saya diharuskan foto gigi dan tengkorak kepala di Lab Pramita, menunggu seminggu lalu saya dipasang ring di gigi. Nah ini dia yang orang-orang sering bilang, "dikawat gigi tuh sakit banget." Man, its not the braces, its the ring! Jadi nanti si dokter akan membuat space di antara kedua gigi rahang atas dan bawah untuk menaruh catokan braces. Itu dia yang nampol banget rasanya. Ya bayangin aja ada karet berbentuk ring tiba-tiba ditaro di antara gigi yang biasanya rapet. Huks. Awal memakai ring, saya masih biasa aja. "Ah mana nih sakitnya. Biasa aja, makan juga masih enak." *belagu* Namun.. begitu keesokan pagi saya bangun, DUENG. Anjrot! Sakit gilaa! Gigi tuh semua terasa ngilu.Boro-boro dipake ngunyah, ngomong aja males!

Hampir tiga hari deh gigi saya mencoba beradaptasi dengan ring sialan itu baru saya sudah mulai bisa makan. Setelah seminggu memakai ring, saya kembali ke RSGM dan ring sialan itu dilepas dan diganti dengan ring besi yang lebih tipis. Berhubung udah biasa tersiksa dengan ring karet, begitu dipasang ring yang besi malah biasa aja ga terasa sakit. Setelah itu baru deh braces nya dipasang.

Hari pertama pakai kawat gigi hmm.. ya biasa aja sih. Agak gengges mulut jadi terasa monyong dan bibir sering nyangkut kalau ketawa terlalu lebar. -_- hari kedua baru deh.. hhihi.. DUENG. Sakit lagi. Tapi masih mending sih dibanding awal pertama pakai ring, sakit karena braces ini masih bisa ditolerir lah. Yang sakit itu ketika ngunyah makan, tapi kalo saya sih hajar bleh yaah ngilu dikit. Sampe bela-belain belajar masak pasta yang lembut buat dimakan sendiri hihi..

Kesimpulan : Masih bingung sama anak-anak gahul yang pada pake braces untuk pergaulan. Bok, sakit gitu. Ga worth it banget deh kalau cuma untuk gaya-gayaan. Udah mahal, sakit pula. Kemarin aja sangking ga kuat nahan sakit pas pake ring, saya sampe ada niat mau kabur aja ga jadi pake braces haha.

Keismpulan 2 : kalo kamu punya gigi yang bagus dan rapi, bersyukurlah. Rajin gosok gigi, rajin bersyukur ngucap terima kasih sama Tuhan dan orang tua yang mewariskan struktur gigi yang bagus juga, ngucap terima kasih sama mama yang dulu pas hamil kamu sering makan asupan kalsium sehingga gigi kamu sampai sekarang ga pernah ada masalah. Cause you know what, this braces thing.. it really is : a pain in the ass.

...