tag:blogger.com,1999:blog-42445168931033722602024-03-13T14:01:26.511-07:00Pardon Me While I PoseGaluh Sitompulhttp://www.blogger.com/profile/08529431466357813107noreply@blogger.comBlogger350125tag:blogger.com,1999:blog-4244516893103372260.post-63990303558918200112022-03-07T01:30:00.003-08:002022-03-07T01:32:50.767-08:00enam bulan setelah papa meninggal <p> <span style="font-family: Poppins;">Does it gets any better? </span></p><p><span style="font-family: Poppins;">ya tentu saja tidak hahaha. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Karena ini pengalaman pertamaku ditinggalkan oleh orang yang sangat dekat, moment ini sangat membekas. Semacam, aku tidak pernah benar-benar sadar bahwa kematian itu dekat sampai papaku sendiri meninggal. Beda ya melihat jenazah orang lain dan jenazah keluarga terdekat, rasanya aneh. Apalagi kalau sampai menyaksikan sendiri proses sakratulnya. Dan di moment ini juga aku menyadari bahwa siapa saja akan mati. Tentu kita tahu bahwa semua makhluk hidup akan mati, tapi dulu, rasanya itu cuma sebuah keniscayaan saja, sebuah pengetahuan, dan mungkin aku akan mengalaminya tapi ya nanti, mungkin masih lama. Tapi hari yang kukira masih lama itu ternyata tiba juga. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Banyak artikel menulis seiring berjalannya waktu, kesedihan itu akan hilang. Time always kill the pain. Benarkah? Iya betul, tapi ternyata bukan waktu yang berperan tapi kita sendiri. Setiap sudut restoran yang dulu pernah kukunjungi bersama Papa itu akan tercetak jelas setiap aku mengunjunginya kembali. Setiap sudut kota tempat kami pergi berlibur, ketika sedang berjalan di tempat ramai lalu ada orang asing yang figur fisiknya mirip, semua kesedihan itu akan kembali lagi. Lagi dan lagi. Dan tiba-tiba rasanya seperti baru kemarin dia meninggal. Seperti tidak maju-maju, stuck. Tapi ya hidup jalan terus. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Dan lalu rangkaian kesedihan-kesedihan itu juga yang membentuk aku sampai di titik ini. Kalau di program angkat beban itu namanya <i>progresive overload,</i> ketika kita bisa mengangkat 30 kg sampai 12 kali repetisi, maka satu bulan kemudian kita harus menambah beban, mungkin di 32 kg atau 35 kg, sedikit demi sedikit menambah beban sampai kemudian ketika kita mengangkat kembali 30 kg, wah kok ringan sekali ya. </span><span style="font-family: Poppins;">Kira-kira seperti itu analoginya. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">So no, it does not gets any better, but maybe i am just getting stronger. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Hopefully.. </span></p>Galuh Sitompulhttp://www.blogger.com/profile/08529431466357813107noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4244516893103372260.post-50305837604992918302022-03-03T22:41:00.020-08:002022-03-03T23:49:34.405-08:00hockey<p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Kayanya kok belum pernah tulis satu pun dedicated post tentang hockey. Padahal kasarnya ive been playing my whole life. Beneran. Kalau saya hitung sudah 23 tahun hahaha. Setelah kupikir-pikir, mungkin penyebabnya karena saya selalu berpikir bahwa saya akan terus bermain sampai tua. Jadi saya merasa ga perlu menuliskan memori di sini, karena akan selalu ada memori baru. Gimana enggak, bahkan sampai tahun kemarin pun 2021, saya masih main untuk memperkuat tim DKI, meski pun akhirnya tidak manis haha. But anyway... mungkin aku perlu tulis one dedicated post tentang hockey. Nanti kalau Ozzu sudah besar, dia bisa membaca dan memahami, kenapa Ibunya bisa tergila-gila main hockey. π</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;"><b><u>Tahun 1996 </u></b></span></p><p style="text-align: justify;"><i><span style="font-family: Poppins;">Tahun pertama di SMP Taruna Bakti. Lapangan olahraga Suci. </span></i></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Ada sebuah kotak besar bentuknya mirip peti. Kotak itu sudah usang dan tua. Baunya tidak enak. Bau khas kayu lapuk. Kotak itu tersimpan dalam gudang di lapangan Suci. Kutanya pada pelatih olahragaku waktu itu. Namanya Bang Kimang. "Itu apa bang?" ternyata isi kotak itu adalah stick hockey yang sudah lama tidak dipakai dan juga beberapa glove softball yang sudah lapuk. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Saya baru tahu jenis hockey lapangan waktu di SMP itu. Sebelumnya yang saya tahu ya hockey itu hanya ice hockey atau roller hockey. Ternyata ada juga hockey lapangan, jadi kita bermain sambil berlari. Menarik. Waktu itu yang tersedia untuk kelas eksul adalah basket, pencak silat dan softball. Wah kok seru ya sepertinya belajar hockey? Entah bagaimana prosesnya, sayangnya memori itu hilang banget, hukss i shouldve write it sooner, pokonya tiba-tiba saja aku belajar main hockey, dilatih oleh Bang Kimang. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Waktu itu hockey cukup menyedot perhatian. Mungkin karena beberapa anak membaca novel Enid Blyton yang sering sekali menceritakan tentang olahraga lacrose - hockey ya mirip-mirip lacrose, sedikit. Peminatnya cukup banyak, kami semua berkumpul di lapangan Suci dan diperkenalkan dengan stick hockey. Dan ternyata... cukup sulit. Hahaha. Permainan pertama kami sangat kasar dan kurang lebih kami lebih lelah tertawa daripada lelah berlari. Dribble yang seenaknya, bola ditendang oleh kaki, ngehit tanah dan rumput padahal bolanya sudah lari kemana tau, seru sekali. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Seiring berjalannya waktu, peminat hockey semakin sedikit. Mungkin karena ternyata tekniknya sulit. Tidak bisa sekali berlatih langsung bisa. Sama seperti bermain roller blade, harus berlatih terus-menerus baru bisa lancar. Yang tersisa hanya ada beberapa, saya lupa persisnya, namun yang saya ingat adalah Nur Maliyanti, Dwitiya Ariani (Winnie), Susilowati, Sandriani Azizi dan Katrina Gupita Nindya (Ninil) karena bersama merekalah saya bermain hockey dalam jangka waktu yang lama. Lima orang ini lah yang waktu itu jadi pemain kunci hahaha. Kami semua entah kenapa bisa langsung cocok mengisi semua formasi yang dibutuhkan. Semacam sudah ditakdirkan bersama saling melengkapi kekurangan masing-masing hahaha.. Sandri dan Ninil striker, saya dan Nur di tengah, Winnie sebagai defender di belakang, setelah itu ada Susi yang jadi goalkeeper. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Bersama mereka ini kami jatuh bangun sebagai sebuah tim. Banyak pemain baru yang masuk dalam tim ini, Asri Arifah, Elvire Tanjaya, lalu ada juga adik kelas, Nova Ahadiarti alias Pengo, namun selalu ada lima orang ini dalam tim saya. Yang seru dari perjalanan sebagai satu tim yang isinya perempuan semua tentu saja DRAMANYA hahaha. Saya si emosional dan sumbu pendek paling akur kalau sama si Nur yang adem, pernah beberapa kali bertengkar dengan Winnie dan Sandri. Atau Ninil yang cool atau Susi pemantau suasana. Penyebabnya bisa apa saja, mulai dari kalah tanding dan berujung saling menyalahkan (lucunyaaa hahahaha) atau persoalan laki-laki wkwkwk.. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Untuk selanjutnya hari-hari sekolah saya selalu diisi dengan obrolan tentang hockey, janjian untuk berkumpul sebelum berangkat latihan, gosip tentang pemain lawan dll. Pulang sekolah, dimana anak-anak lain pergi untuk les matematika, atau langsung pulang, kami sudah siap-siap untuk ke latihan hockey di Cikutra. </span></p><p style="text-align: justify;"><i><span style="font-family: Poppins;">Lapangan Cikutra </span></i></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEho-annkfVDJPI-RKyIskaEqWIpHasxkPNXKCGf-IxaDCNjhLxaBvsuZQPtWaRcZVZDkjVct7nqiHjbUkK7JXKMoo2ovAQCI3piusFG_bCjSMgVriYzQgtnhznfrYJ4svSUCxGRXsGcl3Rzl46va7RaGL1_FUQjWvMYs73CJ_aJrQOrXLzz8ipYH5NS=s225" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="225" data-original-width="225" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEho-annkfVDJPI-RKyIskaEqWIpHasxkPNXKCGf-IxaDCNjhLxaBvsuZQPtWaRcZVZDkjVct7nqiHjbUkK7JXKMoo2ovAQCI3piusFG_bCjSMgVriYzQgtnhznfrYJ4svSUCxGRXsGcl3Rzl46va7RaGL1_FUQjWvMYs73CJ_aJrQOrXLzz8ipYH5NS=w400-h400" width="400" /></a></div><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Lapangan ini jelek sekali. Tanahnya tidak rata. rumputnya tinggi. Kalau Federasi Hockey Internasional melihat lapangan ini mungkin mereka menangis. Haha. Oh dan jangan sampai saya ceritakan detail mengenai toiletnya. Benar-benar nista. Hahaha. Tapi entahlah, kami justru senang sekali kalau sudah berada di lapangan ini. Its like our 2nd home. Galuh kalau tidak ada di rumah atau di sekolah, ya berarti sudah pasti di Cikutra. Kami bisa menghabiskan berjam-jam di lapangan ini, bahkan ketika hujan datang dan membuat genangan besar di lapangan, kami tetap turun main. Rasa-rasanya hidup lebih indah kalau bisa main di Cikutra bersama teman-teman, rasa-rasanya, tidak ada yang perlu disedihkan kalau sudah sampai di Cikutra. Cikutra adalah jawaban dari semua permasalahan kala itu. :))) </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Lebih dari 10 tahun bermain di Lapangan Cikutra, baru sekarang aku sadar, kok bisa-bisanya ya bertahun-tahun itu benar-benar tidak ada pemugaran atau renovasi lapangan hahaha.. kan pasti ada anggarannya, ya, sebagai salah satu fasilitas publik? Ya mungkin ada, tapi entahlah kemana perginya uangnya. Benar-benar pembinaan olahraga yang buruk. Oleh karena itu benar-benar sulit menjaring atlet hockey. Tidak banyak orang yang mau main hockey, hanya yang benar-benar suka main hockey yang masih mau berlatih, sisanya lebih memilih olahraga yang lebih bergengsi. :)) </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;"><b><u>Tahun 1997</u></b></span></p><p style="text-align: justify;"><i><span style="font-family: Poppins;">Centre Point, Braga Bandung </span></i></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjNyTDuXudfAyp5Xf7JmQNCi1GK5vi-PbYlAxN39NH6qun8WAQCcHQEQcRcrr-GSmk_MLQKztJAkr_9luaUtoA2gLQTuZTvQgOyhsRVsLNtNCP7CjXOTcAdLIJ6UhVaDpLpexXEC4jrq_VMVncQ_xfFPplCIz9tYRwfzRpKJXZ4hvtYRmVVxfMzA_Li=s1200" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: Poppins;"><img border="0" data-original-height="900" data-original-width="1200" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjNyTDuXudfAyp5Xf7JmQNCi1GK5vi-PbYlAxN39NH6qun8WAQCcHQEQcRcrr-GSmk_MLQKztJAkr_9luaUtoA2gLQTuZTvQgOyhsRVsLNtNCP7CjXOTcAdLIJ6UhVaDpLpexXEC4jrq_VMVncQ_xfFPplCIz9tYRwfzRpKJXZ4hvtYRmVVxfMzA_Li=w400-h300" width="400" /></span></a></div><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Satu tahun kemudian, saya memutuskan untuk serius menekuni hockey. Saatnya saya membeli stick sendiri. Waktu itu (ya mungkin sampai saat ini juga ya hahaha), hockey sama sekali tidak populer, tidak ada e-commerce yang menjual stick hockey. Boro-boro e-commerce, lihat situs friendster saja sudah amaze setengah hati. Saya membeli stick hockey pertama saya di Centre Point, Braga Bandung. Sebuah toko olahraga yang sangat terkenal karena sudah sangat tua, sudah ada sejak tahun 1925. Diantar bapak saya waktu itu, saya membeli sebuah stick hockey kayu merk Grays. Duhhh andaikan saat itu sudah ada instagram, mungkin insta story saya kala itu akan penuh dengan foto-foto stick itu hahaha. Pulang dari sana, saya langsung mencoba main sendiri di jalan depan rumah dengan bola tennis. Rasanya senang setengah mati dan tidak sabar untuk menunjukan stick baru saya pada teman-teman. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;"><i>Banda 11 B </i></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Alamat rumah yang hampir diingat semua anak Ikatan Hockey Taruna Bakti di angkatan saya kala itu. Boleh dibilang rumah ini adalah basecamp kami hahaha. Ini adalah rumah Nur, jaraknya dekat sekali dengan sekolah kami. Hanya tinggal berjalan kaki sedikit. Sering sekali kami berkumpul satu team di sini dan membicarakan strategi untuk pertandingan berikutnya. Atau membahas kelemahan skill masing-masing dan bagaimana cara menutupinya. Rumahnya tidak besar tapi entah kenapa homey sekali. Bahkan saya masih ingat persis interior dan exterior rumah itu sangking seringnya saya nongkrong di sana. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Rumah ini bangunannya tua dan mungkin sama seperti ciri khas bangunan tua lainnya, mau sepanas apapun di luar, kalau sudah masuk ke rumah ini selalu adem, ubinnya dingin hihi, dan kalau ngelamun di sini pasti nggak lama aku suka jadi ngantuk. Entah kenapa. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Di dalamnya ada sofa bunga-bunga motif shabby chic (dulu belum trend shabby chic padahal hahaha) yang nyaman sekali untuk ditiduri sambil leyeh-leyeh sepulang sekolah. Ada dua piano, satu di ruang tamu warna hitam, satu di belakang warna coklat. Yang coklat sudah harus distem karena tutsnya banyak yang masuk ke dalam dan suaranya agak sumbang. Lalu ada monitor komputer dengan tabung untuk kami main video game lalu di belakang ruangan itu adalah kamar si Nur yang gelap banget karena kayanya tidak ada jendelanya, deh. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Persis di depan rumah Nur ada pedagang mie yang menyewa lapak. Namanya Mie Nursijan, saya baru tahu setelahnya bahwa mie itu sangat terkenal. Dan memang mie nya enak. Kadang jika uang jajan saya berlebih, saya akan memesan yamien manis lengkap dengan es jeruk dan bakso goreng. Tapi tentu tidak bisa tiap hari karena harganya cukup mahal untuk kantong uang jajan anak SMP. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Rasanya seminggu bisa beberapa kali ramai-ramai berkumpul di rumah Nur sepulang sekolah, lalu bersama-sama berangkat ke Cikutra naik angkutan umum. Naik angkot putih lalu turun di Surapati lalu sambung naik angkot warna pink. Ketika masuk angkot kami harus berhati-hati sekali karena sering stick kami menyenggol penumpang lain. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Lalu selesai latihan saya akan kembali ke Banda 11 B, menunggu dijemput Papa di rumah Nur sambil kembali ngalor-ngidul dan leha-leha di sana. Lalu nggak lama kemudian Papaku datang, kadang dia cuma klakson, kadang dia turun dan berbasa-basi sedikit dengan Tante Wiwik, ibunya Nur yang ramah dan baik hati. Keduanya sudah nggak ada sekarang... yah jadi sedih kan :') </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Anyway... </span></p><p style="text-align: justify;"><i><span style="font-family: Poppins;">(to be continued.. tiba-tiba dipanggil meeting)</span></i></p>Galuh Sitompulhttp://www.blogger.com/profile/08529431466357813107noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4244516893103372260.post-4512799010482177892021-10-29T02:17:00.009-07:002021-10-29T02:21:17.350-07:00appreciation post...to my blog! <h2 style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-weight: 500; line-height: 1.5; margin: 20px 0px 4px; outline: none;"><span style="font-family: Poppins; font-size: medium;">βSemua harus ditulis, apa pun. Jangan takut tidak dibaca atau tidak diterima penerbit. Yang penting, tulis, tulis, dan tulis. Suatu saat pasti bergunaβ</span></h2><div><span style="font-family: Poppins;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Pada suatu sore, kalimat itu pernah keluar dari mulut seorang Pramudya Ananta Toer. Aku tidak pernah mengirimkan naskahku ke penerbit, pun belum pernah terbersit ingin jadi penulis. Tapi aku tetap suka menulis. Dan aku baru paham, ketika Papa meninggal, sungguh sangat menyenangkan membaca tulisan-tulisanku dahulu tentang Papa. Benar saja, <b>suatu saat pasti berguna. </b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Dulu pernah terbersit ingin menutup blog ini. Alasannya karena aku merasa banyak tulisan sampah hahaha. Masa muda, lagi galau, nulis, lagi sakit hati, nulis, eh tapi lagi happy juga aku nulis. Dan ternyata tulisan-tulisan itu menjadi memori-memori menyenangkan dari hal-hal kecil yang ga akan pernah balik lagi. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Ada banyak sekali tulisan yang sekarang rasanya berharga sekali untuk dibaca, tentang betapa senangnya aku ketika pulang ke Bandung, bertemu Papa, Mama, suara air mancur dari kolam ikan Papa yang menurut orang lain berisik sekali, sampai betapa enaknya tidur di tempat tidur orangtuaku di Bandung yang seprainya ditarik sangat kencang dan selimutnya licin, lalu gorden dari jendela kamar yang melambai-lambai ditiup angin. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Sekarang aku sudah tidak tinggal di Bandung. Aku sudah punya keluarga sendiri. Sudah punya rumah sendiri. Tapi tentu saja, aku tidak ingin pernah lupa perasaan itu. Perasaan paling nyaman di kamar di Bandung, ketika Papaku masih ada.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Terima kasih blog ku tersayang, untuk menyimpan semua tulisan itu dengan rapi. </span></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">***</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>Galuh Sitompulhttp://www.blogger.com/profile/08529431466357813107noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4244516893103372260.post-66341667741333242022021-09-19T22:16:00.009-07:002021-09-22T18:58:04.283-07:00something i learned today... oh and papa, you are so right! <p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Being in grief.. makes me realize. Orang itu banyak sekali macamnya. Ada yang baik ada yang brengsek, ada juga yang pura-pura baik, tapi brengsek, ada juga yang pura-pura brengsek tapi ternyata baik. Hahaha. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Ketika Papa meninggal kemarin, tiba-tiba banyak sekali teman yang muncul dan mengucapkan belasungkawa, padahal kami sudah lama tidak bertegur sapa. Ada juga yang jauh-jauh datang dari luar kota cuma untuk memberikan dukungan moril sekaligus materiil. Ada juga yang tiba-tiba muncul di whatsapp dan memberikan uang duka, padahal, again, kami sudah lama tidak bertegur sapa. Kiriman makanan dan bunga? Jangan tanya, luar biasa banyaknya dan baiknya. Semoga Allah membalas kebaikan kalian. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Mungkin karena ini adalah pengalaman pertamaku ditinggal orang terdekat, aku baru paham rasanya. Karena itu juga, aku belajar, how to give someone an empathy kepada orang yang mendapat musibah ini. Ku baru tahu, betapa berharganya setiap doa"semoga husnul khatimah" yang terlontar keluar dari teman-teman. Ku juga baru sadar betapa thoughtful nya seseorang yang menuliskan doa lengkap dengan nama lengkap dan bin atau bintinya. Ada juga yang menjapri hanya untuk bertanya, "Are you okay?" Ada juga seorang teman yang sudah lama tidak bertemu karena dia tinggal di luar negeri tapi tetap mengirim karangan bunga untuk aku. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">They keep me in their thought, and for that, I am so touched, grateful, and thankful forever. Orang-orang ini pula yang membuatku terinspirasi, aku janji akan meneruskan kebaikan ini kepada orang lain. </span></p><span><span style="font-family: Poppins;"><a name='more'></a></span></span><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">But... i remember my Papa once said. Jadi orang baik itu mudah. Sharing, caring itu mudah... dan membahagiakan. Yang sulit adalah ketika kita berbuat kebaikan kepada orang lain dan orang itu tidak peduli pada kita. Nyatanya memang aku sering sekali melihat beberapa orang yang telah menerima kebaikan Papa, tapi justru meninggalkan Papa ketika dia kesulitan. Di sinilah, mental kita diuji. Apakah kita memang tulus memberikan kebaikan? Atau kita pamrih ingin menerima kebaikan in return? Ini yang sulit. And yess.. he was so right. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Aku baru sadar, ada teman yang ketika bapaknya sakit dan akhirnya meninggal, aku ikut datang ke rumah sakit mencoba menguatkan dia tapi ketika Papaku meninggal, dia tidak mengucapkan sepatah kata pun. Hahaha.. Ada juga teman yang suka pinjam uang, tapi kemarin dia juga tidak mengirimkan doa atau belasungkawa. Jujur bukan pingin-pingin banget dibantuin doa sihhh.. tapi ya aku baru sadar, memang fenomena orang-orang seperti ini memang nyata. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Dua minggu setelah Papa meninggal, aku menemukan carrier deuter lamaku yang sudah tidak terpakai. Lumayan lah harga barunya 1.5 juta. Karena aku sudah punya carrier baru, jadi kupikir kenapa tidak kuberikan saja pada temanku yang membutuhkan? Lalu aku memposting di instagramku. Isinya kira-kira "Ada yang mau carrier ini? Its free. Syaratnya hanya harus dipakai ya!" </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Lucu. Banyak sekali yang reply dan probably 40% nya adalah orang-orang yang tidak mengucapkan belasungkawa ketika Papaku meninggal. Acuh saja. Kok sensitif amat sih Luh? Iya memang? Hahaha.. aku baru tahu bahwa in grief membuat seseorang jadi begitu peduli pada hal-hal yang tidak perlu dipedulikan sebenarnya. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Untuk orang-orang ini, aku pun mengucapkan terima kasih, karena telah membuat aku belajar dan juga menginsipirasiku, supaya aku jangan pernah menjadi orang seperti kalian. :) </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">***</span></p>Galuh Sitompulhttp://www.blogger.com/profile/08529431466357813107noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4244516893103372260.post-76591759846039110262021-09-13T19:34:00.062-07:002021-09-14T21:26:56.223-07:00maaf banda neira, kali ini yang patah tidak akan tumbuh lagi dan tak akan pernah terganti <p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Di dalam blog ini, ada beberapa postingan yang khusus aku dedikasikan untuk Papa. Beberapa cerita lucu, beberapa puitis, tapi ketika Papa meninggal, anehnya aku malah tidak tahu harus menulis apa. Aku pikir menulis obiturari untuk seseorang yang kita cintai akan sangat mudah, tapi ternyata malah lebih susah.</span></p><p style="text-align: justify;"><i><span style="font-family: Poppins;"><b>Rabu 1 September 2021, Rabu yang akan aku ingat seumur hidupku. </b></span></i></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">"Keluarga Bapak Zulkifli?" satpam yang menjaga pintu ruang ICU tiba-tiba berteriak memecah keheningan di ruang tunggu. Dari raut mukanya aku sudah tahu, m</span><span style="font-family: Poppins;">alaikat Izrail malam itu akan bertamu ke ruang ICU. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">*</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Di tangga rumah sakit Advent pukul 21.35 malam, aku terduduk sendiri, lemas, melongo, mencoba memproses apa yang baru saja terjadi. Lorong gelap rumah sakit yang sepi dengan jejeran tabung gas tinggi yang terkesan suram, tak ada seorang pun di sana. Loket-loket kosong, hospital bed tak berpenghuni dan toilet yang terbuka pintunya. Normalnya mungkin aku akan takut duduk di situ sendirian. Tapi malam itu, hal yang paling aku takutkan dalam hidupku baru saja terjadi. Tidak ada ketakutan-ketakutan lain yang bisa menandingi. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;"><span></span></span></p><a name='more'></a><span style="font-family: Poppins;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Papa meninggal. Zulkifli Bachtiar Sitompul, papaku, resmi menyandang gelar Alm, he is leaving for city of Barzakh - and will never come back. </span><span style="font-family: Poppins;">Aku benar-benar tidak tahu harus menulis apa, jadi kupikir, lebih baik kutuliskan saja apa yang aku rasakan di lorong gelap malam itu. </span><span style="font-family: Poppins;">Sesaat setelah dokter menyatakan, "Bapak sudah tidak ada ya.. pukul 21.21"</span></div><div style="text-align: justify;"><p style="font-family: Times;"><span style="font-family: Poppins;">Suara mesin elektrokardiogram, suara langkah-langkah suster dan dokter yang bolak-balik ke tempat tidur Papa, suara tangis Mama, Kakak, suamiku yang terus merapal tahlil dan entah ada suara apa lagi di ruang ICU malam itu. I am so broken, hingga rapalan doa pun terdengar seperti noise di kepalaku. Berisik sekali. Intelejensiku mencerna dengan cepat, tapi kenapa hati ini terasa berat? Ingin sekali marah, tapi pada siapa? </span><span style="font-family: Poppins;">Malam itu aku hancur lebur, babak belur dihantam pahitnya realita. </span></p><p style="font-family: Times;"><span style="font-family: Poppins;">Tahu ga? Rasanya seperti ada sniper yang menembakku dari jarak jauh, mungkin dia menggunakan Barrett M82 - senapan laras panjang tercanggih di dunia - tembakannya sangat cepat dan tepat menembus jantung dan langsung membuat lubang di dalamnya. Well.. the bullet did not kill me. However, i know something inside me died that day, it so damn hurt, makes you think, your heart will never beat the same way again. Seperti ada yang tercerabut paksa dan meninggalkan bekas yang sangat dalam. Seperti ada organ yang hilang dalam tubuh, entah bagian mana.</span></p><p style="font-family: Times;"><span style="font-family: Poppins;">Tubuhku mati rasa. Bukan pula doa yang ingin kulontarkan, saat itu yang ada di kepalaku hanya satu kata, KENAPA? WHY??? Kenapa begini, kenapa begitu? Dan begitu banyak sekali pertanyaan yang sesungguhnya aku sudah tahu jawabannya. </span></p><p style="font-family: Times;"><span style="font-family: Poppins;">Dalam hitungan detik, kakiku seperti melayang. </span><span style="font-family: Poppins;">My stupid hippocampus seketika melemparkan berjuta memori aku dan Papa, bahkan hingga ke memori-memori yang sudah lama terlupa. Tiba-tiba saja semua tergali kembali, menyeruak di kepala lengkap dengan semua detailnya. Warna bajunya, our Kota Kembang weekly visit, bau pisang goreng Dalem Kaum kesukaannya, bakmi Parahyangan spesial lengkap dengan tahu bakso, sate yang harus dipasangkan dengan martabak telur, teriakan "AYO GALUH KAMU BISAAAA!" yang membahana dari pinggir lapangan ketika aku berlaga, teh pucuk low sugar & floridina dua dus besar yang dibeli di Borma, hingga gaya bicaranya, gaya batuknya dan tawanya yang membuat punggungnya berguncang. Semua menghambur keluar malam itu bersama dengan air mata. </span><b style="font-family: Poppins;">Papa sudah nggak ada. </b></p></div></span><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Sehari setelah ulang tahunku, 31 Agustus, Papa tertidur dan ternyata dia tidak pernah bangun lagi. Dia meninggal dalam tidurnya yang nyenyak. Aku sangat beruntung bisa duduk di sebelahnya, menemaninya hingga denyut nadinya semakin menurun sampai kemudian menghilang. Dan lalu dia pergi pelan-pelan, dalam diam, tanpa aba-aba, tanpa salam. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Selamat jalan Papa, my love of my life, mentorku dalam segala aspek kehidupan, tempatku berkeluh kesah, yang selalu punya solusi briliant. Papa yang memilih jadi dosen karena menurutnya di dunia ini semuanya kacau, tapi di sekolah, semuanya bisa tertata dengan benar. Papa yang berpendapat perempuan harus sekolah setinggi-tingginya. Papa yang gila sekolah, tapi ga mau pajang-pajang gelarnya, apalagi di undangan nikahan hahaa.. "Norak banget sih, gelar akademis ya buat di ranah akademis dan profesional aja." Papa yang selalu mengingatkan aku untuk jujur, "Terserah kamu mu jadi apa, yang penting jangan korup!" </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Papa, with your pure soul and honesty yang tidak pernah tertarik harta berlimpah. Papa si ahli sedekah, sampai kami semua yang heran. Papa.. ah Pa... so many things you have taught me. Rasanya, masih banyak sekali tempat yang belum kita kunjungi bersama, jalan-jalan, dan aku yang menuntunmu jalan pelan-pelan karena kaki kirimu kena stroke. But our time is up.. I hope city of Barzakh treats you well.. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Terima kasih Yaa Allah, sudah berbaik hati meminjamkan seorang bapak yang luar biasa. Aku ikhlas, kukembalikan lagi padaMu. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;"><b>Allahummaghfirlahu warhamhu wa afihi wa fu anhu.. </b></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;"><b>on repeat for the rest of my life. </b></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;"></span></p><table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-SZFb8n7CnTk/YUAQl-GwhHI/AAAAAAAAFWc/-AgVk_WRWOwvxaAXy2JKCwFECT5-CG1nACLcBGAsYHQ/s2016/IMG_5303.jpg" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1134" data-original-width="2016" height="225" src="https://1.bp.blogspot.com/-SZFb8n7CnTk/YUAQl-GwhHI/AAAAAAAAFWc/-AgVk_WRWOwvxaAXy2JKCwFECT5-CG1nACLcBGAsYHQ/w400-h225/IMG_5303.jpg" width="400" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">till we meet again...</td></tr></tbody></table><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: Poppins;"></span></div><span style="font-family: Poppins;"><br /></span><p style="text-align: justify;"><i style="color: #313131; font-family: Arial, sans-serif; text-align: left;">***</i></p>Galuh Sitompulhttp://www.blogger.com/profile/08529431466357813107noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-4244516893103372260.post-75295562009694079132021-09-09T00:20:00.007-07:002021-09-14T21:22:42.295-07:00september <p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Kemarin, Mama mengundang 15 santri dari pondok pesantren dekat rumah. Rencananya mereka mau menghatamkan Al Quran dalam 1 malam. Bergantian. Aku yang terkekeh saat mendengarnya. "Waduh.. semalam langsung hatam, aku satu bulan ramadan aja belum tentu," mencoba melucu tapi sepertinya kurang lucu karena keluargaku tidak ada yang tertawa. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Ketika mereka datang, satu demi satu mereka menyalamiku dari jarak jauh. Rata-rata berpakaian putih, berkopiah dan nampak canggung. "Orang-orang ini, setiap hari kerjanya hanya mengaji, apa tidak bosan ya hidupnya?" tanyaku pada Mamaku -- yang kemudian hanya dijawab dengan tatapan sinis. Entah apa salahku.</span></p><p style="text-align: justify;"><span></span></p><a name='more'></a><p></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Setelah serangkaian kalimat pembuka dari kakak iparku, sebagai perwakilan keluarga, dan disambung dengan serangkaian doa, mereka mulai mengaji. Setiap orang membaca 2 juz. Seperti dikomando, mereka langsung berkonsentrasi dan membaca ayat-ayat dengan kecepatan penuh namun tetap merdu. Atap rumah seperti memantulkan suara-suara mereka terdengar seperti nyanyian. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Dalam sebuah wawancara yang aku pernah tonton sudah lama, Ismael Ferroukhi, sutradara dari Le Grand Voyage, mengatakan bahwa dia tidak menemukan kesulitan berarti ketika melakukan syuting untuk film itu di tengah-tengah peziarah yang tengah melakukan serangkaian ritual haji. Dia tidak harus repot-repot meminta para peziarah di sekelilingnya untuk tidak melihat ke arah kamera, karena mereka memang tidak melihatnya. Atau lebih tepatnya, tidak peduli, "Para peziarah itu seperti berada dalam dimensi lain,"</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Dan ya, Ferroukhi benar, santri-santri ini -- seperti langsung hidup di dimensi lain. Mereka tidak peduli ada siapapun yang lewat di depan mereka, atau ketika aku (yang bukannya ikut mengaji) malah mondar-mandir di hadapan mereka, seperti tercerabut dari alam bawah dasarnya, yang mereka lihat hanya lembaran Al-quran di hadapan mereka. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Aku pernah juga melihatnya dalam versi yang berbeda. Di suatu hari dimana hari Galungan dirayakan, aku naik ke atas Gunung Agung, di Bali. Di pagi summit attack yang menegangkan, dimana kakiku melangkah satu-satu karena jalur yang terjal, aku disusul seorang Hindu yang hendak sembahyang, berjalan dengan tegap di atas sandal jepitnya. Mengarung terjalnya jalur tajam tanpa banyak bicara. Aku yang terkesima melihat punggungnya, hanya bisa membatin dalam hati. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Di tengah lantunan suara yang. mengebu-ngebu, begitu banyaknya doa yang menggaung di rumahku malam itu, ayat-ayat yang -- tentu saja aku tidak paham maknanya, entah kenapa mataku tiba-tiba basah tanpa alasan yang jelas. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Berbahagialah mereka yang berjalan dengan iman di hatinya.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">***</span></p>Galuh Sitompulhttp://www.blogger.com/profile/08529431466357813107noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4244516893103372260.post-7825056687720161632021-08-04T21:03:00.009-07:002021-09-08T20:04:32.416-07:00hardwork (does not) always pays off <p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Siapa yang merinding melihat kesuksesan Greysia Polii sama Apriyani? Aku! Siapa yang engga terharu lihat kisahnya yang jatuh bangun mulai dari Olympic di London dimana dia diskualifikasi dan dapat kartu hitam sampe akhirnya bisa dapat emas di Olympic Tokyo 2020? Sure it is a heartwarming story, inspiration, tapi pada faktanya engga semua kerja keras berbuah manis. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Aku yakin banyak atlet bulutangkis yang even try harder than Polii or Apri, tapi ya engga kemana-kemana, di situ aja. Cerita-cerita yang jarang tersentuh, cerita-cerita yang jarang jadi headline, karena ya kurang menarik, kurang seksi, cerita kegagalan mana enak didengar? Cerita orang-orang yang santai aja ketika gagal adalah cerita yang paling susah dicari. Figur-figur terlupakan yang sebenarnya punya banyak kekuatan. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Dan sekarang aku lagi nyari itu. </span></p><p style="text-align: justify;"><span></span></p><a name='more'></a><p></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">3 tahun lalu aku memutuskan untuk meneruskan (lagi) karier jadi atlet. Setelah sebelumnya tahun 2016 aku uda bertekad mau gantung stick hockey dan fokus kerja dan urus keluarga, eh ndilalah.. aku malah beli stick baru hahaha.. di tahun 2018 aku mulai gabung untuk persiapan PON 2020 di Papua. Sampai akhirnya pandemi datang. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Banyaknya waktu luang di rumah dan home training membuat aku jadi orang ambisius. Aku beli banyak sekali alat olahraga untuk menunjang latihan aku di rumah. Aku jogging lebih banyak dari teman yang lain karena aku ingin meningkatkan endurance aku. Aku angkat beban lebih banyak dari yang lain karena aku perlu muscle mass lebih banyak. Motivasinya sederhana, teman-teman setimku muda-muda, aku tua hahaha.. karena itu aku merasa perlu lebih banyak effort dari yang lain. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">I was so fine. Setiap pagi aku lari pagi, lalu sore angkat beban. Aku kuat dan sehat. Sampai negara api menyerang. Pada suatu hari aku main sepatu roda. Bukan sepatu roda biasa, aku ikut main di arena. Aku sudah lama sekali tidak main sepatu roda. Nyaliku terlalu banyak, tapi skill kurang hahaha.. Melihat teman-teman di arena main agresif, aku pun terpacu, sampai akhirnya aku jatuh. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Bukan jatuh biasa, karena saat jatuh ternyata MCL ligamentku strain. Sekitar 2 minggu aku tidak bisa berjalan normal. Akhirnya aku datang ke salah satu dokter lutut paling handal di Jakarta. Setelah hasil MRI keluar, aku patah hati. MCL ku ternyata bisa sembuh dengan sendirinya dalam 3 bulan, tapi dokter malah menemukan sobek lain di bagian meniskus, yang harus dioperasi secepatnya mengingat aku berprofesi sebagai atlet. Bagian meniskus ini ternyata sudah sobek sejak lama, penyebabnya overtraining tanpa nutrisi dan recovery yang cukup. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Yang aku kecewa, kabar menyebar dengan cepat bahwa lututku dioperasi karena bermain sepatu roda. Semua seperti menyalahkan kenapa aku seperti tidak bisa menjaga badanku sendiri dan malah main olahraga yang berisiko? Padahal aku sedang dipersiapkan untuk PON di Papua. Hanya saja aku terlalu malas untuk mengkoreksi kabar yang beredar. Fokusku saat itu hanya satu; SEMBUH. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Akhirnya demi kesembuhan yang hakiki, aku langsung minta dijadwalkan operasi. Yang orang banyak tidak tahu, operasi lutut itu tidak sakit, yang sakit adalah proses fisionya. Jujur saat mau operasi, aku sama sekali tidak tegang, aku pikir akan sama seperti operasi C-sectio yang sudah pernah aku jalani.Well its true tho, tidak sakit. Tapi setelahnya? MASYA ALLAAHHHHHHHHHHHHH! </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Di hari kedua setelah operasi, aku merasa seperti ada batu besar di dalam lutut, dan tak cukup itu, setiap aku bergerak, seperti ada pisau yang mengiris-iris. Dalam keadaan itu aku disuruh untuk latihan berjalan. Rasanya gimana luh? INGIN SEKALI KU NGOMONG KASAR. Tapi ya sudah, aku telan saja, demi KESEMBUHAN YANG HAKIKI, the sooner the better. Setelah itu aku rutin selama 2 bulan fisio di rumah sakit. Perasaan sakit itu berangsur-angsur menghilang. Tapi dua minggu pertama jangan ditanya. Ingin rasanya aku kabur saja hahahaha.. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Ok now lets cut this story. Intinya dengan perjuangan like literally sweat, blood and tears, aku berhasil dinyatakan lulus dari fisio dan boleh kembali ke lapangan. I was so happy. Aku mulai belajar lari lagi, mulai mengejar endurance lagi, dalam 2 bulan, aku sudah bisa dribble, hit and all those basic skills. Aku mulai lagi membangun my spirit. Ketika semua orang tidur nyenyak, jam 04.30 pagi aku sudah lari pagi, aku minta program tambahan to build my strenght and all. Sampai akhirnya tiba-tiba hari itu datang. </span></p><p style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Poppins;">Aku dicoret dari tim. </span></b></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Banyak sekali keanehan yang tidak masuk di akalku. Mulai dari pelatih fisik yang seakan selalu mendukungku dan menyatakan amaze dengan recoveryku, sampai head coach yang juga selalu memuji di lapangan. Semuanya tai kucing hahahaha. Sejujurnya aku tidak akan terlalu kecewa jika aku melihat yang masuk ke dalam tim memang pemain-pemain yang lebih berkualitas. Seriously i am a fair player. Tapi kenyataannya tidak. Banyak sekali keanehan di pencoretanku. Di sini juga aku belajar bahwa tidak semua teman itu senang melihat keberhasilan kita, ada juga yang senang melihat kegagalan. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Jadi begitulah.. ini seharusnya jadi PON aku yang ke empat, tapi ternyata aku gagal. Padahal aku berusaha lebih keras dari yang lain. Tapi ya ternyata memang kerja keras tidak selalu sesuai dengan hasil. Terlebih dengan banyak orang yang ingin melihatmu gagal. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">This is not a success story. In my healing process, aku justru mencari-cari cerita-cerita orang-orang yang try their hardest dan engga berhasil, tapi kerennya ya setelah itu mereka biasa-biasa saja, <b>seperti orang yang tidak pernah merasa punya apa-apa.. dan lalu tidak pernah merasa kehilangan apa-apa.</b> </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">I am touched by their strength and humbleness. Hidup berjalan seperti biasa, karena ya hidup mah begitu-begitu aja. <b>Harus fight terus, setiap hari, kalau capek ya udah rest day. Besok juga kuat lagi. </b>Engga ada yang perlu dibesar-besarkan, engga ada yang perlu dibangga-banggakan, engga ada juga yang perlu dibikin sedih atau kecewa berlama-lama. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Kaya udah nunggu waktu lama mau naik gunung, siapin cuti, siapin logistik, beresin kerjaan biar engga diganggu, siapin fisik biar engga capek dan nyusahin temen di atas, siapin duit, tiket dll.. mendaki sampai sesak nafas, kedinginan sampai kulit ungu, sampai ke puncak, loh kok kabut? </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Mana view sunrise golden hour yang sering nongol di feed instagram anak-anak pecinta alam? </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Engga ada, emang bukan jatah lu. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Trus masa mau ngamuk di atas? Kan enggak. Ya udah turun lagi aja. Nanti kita nanjak lagi. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">***</span></p><p style="text-align: justify;"><br /></p>Galuh Sitompulhttp://www.blogger.com/profile/08529431466357813107noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4244516893103372260.post-69846841089150084442020-11-10T21:13:00.027-08:002020-11-15T22:19:53.567-08:00mengapa aku berkebun? aku ngapain? aku kenapa? <p style="text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-ci4Ynhid_iM/X63gscVNmiI/AAAAAAAAFPQ/BZo0gb_LK-oqgPWQ8GXWRQbey6WBDRe2gCLcBGAsYHQ/s640/2B8D1D32-B578-4ADA-AE63-BDBF4383597B-1593-000000E62FA6887A.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="428" data-original-width="640" height="428" src="https://1.bp.blogspot.com/-ci4Ynhid_iM/X63gscVNmiI/AAAAAAAAFPQ/BZo0gb_LK-oqgPWQ8GXWRQbey6WBDRe2gCLcBGAsYHQ/w640-h428/2B8D1D32-B578-4ADA-AE63-BDBF4383597B-1593-000000E62FA6887A.jpeg" width="640" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><b style="font-family: Poppins; font-style: italic; text-align: justify;"><i>One two three four, close the door!</i></b><span style="font-family: Poppins; font-style: italic; font-weight: bold; text-align: justify;"> </span></div><p></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Sounds familiar? Jika ya, selamat, kamu termasuk yang kebanyakan bengong nonton youtube selama pandemic. Hampir 8 bulan di rumah aja, kebetulan saya termasuk yang dapet full WFH. Alhamdulillah, tentu saja. Ga perlu berjibaku ke kantor tiap pagi dan was-was setiap berinteraksi sama orang-orang. Oleh karena itu gua benar-benar menghargai rejeki gua (berupa dapet full WFH) dengan benar-benar engga kemana-mana. Ya udah disuruh di rumah, tokh? Kenapa malah pergi liburan? *uhm..</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;"><span></span></span></p><a name='more'></a><span style="font-family: Poppins;"><div style="text-align: justify;">Tempat-tempat yang gua kunjungi selama pandemi ini bener-bener cuma supermarket, Tuku (i am an avid kopi Tuku fanatic, fyi), kalau keluar kota, cuma ke Bandung, balik ke rumah nyokap. Nongkrong di cafe, pernah, tapi gua itung-itung, ga lebih dari 5 kali selama 8 bulan ini. Oh ya, piknik gua selama pandemic ini bener-bener cuma ke tengah hutan, cari tempat sepi, supaya bisa menghirup udara segar. Makan juga bawa bekal sendiri. Yes.. aku memang se-takut-itu untuk berinteraksi sama orang selama pandemi. Dan yang terakhir..... ke kang taneman π </div></span><div><span style="font-family: Poppins;"><br /></span><span style="font-family: Poppins;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-lWXr1vpwCKY/X63gwAzrTYI/AAAAAAAAFPY/53rGeE2gKPIgMtqvvcggxz8E2mQuKzKlgCLcBGAsYHQ/s640/BD5D45CE-73B8-47ED-BAAB-31B1DF901C36-1593-000000E6453FBB61.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="428" data-original-width="640" height="428" src="https://1.bp.blogspot.com/-lWXr1vpwCKY/X63gwAzrTYI/AAAAAAAAFPY/53rGeE2gKPIgMtqvvcggxz8E2mQuKzKlgCLcBGAsYHQ/w640-h428/BD5D45CE-73B8-47ED-BAAB-31B1DF901C36-1593-000000E6453FBB61.jpeg" width="640" /></a></div></span><p></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">To be honest, tahun 2016 waktu beli rumah, gua sudah bertekad untuk menghijaukan rumah gua. It did happen. Tapi kemudian gua hamil dan as you know, ibu baru = riweuh maksimal. Ga keurus deh si anak-anak hejo. Alhasil pada mati. So.. kenapa gua kembali berkebun? Mari kita mulai ceritanya... </span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><p></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;"><b><i>Bulan September, siang hari.. </i></b></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-2Y9nTWYmeRg/X63jHKoywuI/AAAAAAAAFP8/uYyVGfSiiX4sv0Y2VaAfixRJOF42Wu1GQCLcBGAsYHQ/s640/E56F821F-2328-4F08-83AF-8C4AC5014709-1593-000000E634044228.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="428" data-original-width="640" height="428" src="https://1.bp.blogspot.com/-2Y9nTWYmeRg/X63jHKoywuI/AAAAAAAAFP8/uYyVGfSiiX4sv0Y2VaAfixRJOF42Wu1GQCLcBGAsYHQ/w640-h428/E56F821F-2328-4F08-83AF-8C4AC5014709-1593-000000E634044228.jpeg" width="640" /></a></div><p></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Pada suatu sore gua mampir ke rumah tetangga dan duduk di teras rumahnya. Terasnya sangat asri, banyak monstera. Kok kaya hijau rimbun adem banget ya? Sontak gua jadi teringat my long lost forgotten dream; menghijaukan rumah. Ga pake lama, besoknya gua langsung berangkat ke toko taneman. Liat-liat ini itu ini itu, sampe akhirnya gua membeli lima jenis tanaman. Minggu berikutnya empat jenis tanaman.. and counting... until now.. π</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Apa sih enaknya berkebun? Sebenarnya capek bun. Mesti beli metan, lalu diracik sesuai karakter masing-masing tanaman, beli pot, disirem, dipupuk, dielus-elus, diajak ngobrol.. tapi capek bukan berarti ga happy, kan? Justru paling enak itu capek tapi happy. Kaya olahraga gitu, capek, emang, tapi kan udahnya happy? Badan seger, endorphin meruah. HAPPY! Apalagi kalau liat tunas baru.. apakah ini perasaan yang sama kalau kita uda capek-capek kerja trus anaknya akhirnya lulus sarjana cum laude? Semacam terbayar capeknya gitu momzzzz :)))</span></p><p style="text-align: justify;"></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-k7hIk2xiuA0/X63hxnA6_kI/AAAAAAAAFPs/YB285S-9NAglR_fFD1RAGyAlpwYuua6qACLcBGAsYHQ/s640/0DDB32DF-7F43-4370-981A-18D6B7DFEE46-1593-000000E638496785.jpeg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="428" data-original-width="640" height="428" src="https://1.bp.blogspot.com/-k7hIk2xiuA0/X63hxnA6_kI/AAAAAAAAFPs/YB285S-9NAglR_fFD1RAGyAlpwYuua6qACLcBGAsYHQ/w640-h428/0DDB32DF-7F43-4370-981A-18D6B7DFEE46-1593-000000E638496785.jpeg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: Poppins;">Alocasia Dragon Scale yang gua adopsi langsung dari Kalimantan. Sempet ICU 2 minggu karena daunnya kuning semua.. Hari ini satu daun baru keluar. SO HAPPY! </span></td></tr></tbody></table><span style="font-family: Poppins;"> </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Tapi anyway.. tentu pengalaman berkebunku tidak selalu indah. Pertama, banyak netijen yang menjulid semacam "Halah ikut-ikutan.." or... "Yaelaah gua berkebun dari kapan tau, lu baru sekarang." Tentunya untuk komen-komen semacam itu, aku akan bilang, <b>"BRUH BODO AMAT!"</b> wk.. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Kedua, ga semua tanaman berhasil gua nursing dengan baik hahaha.. salah satu keberhasilan gua adalah berhasil membuat alocasia dragon scale beranak. Setelah sebelumnya kondisinya mengkhawatirkan banget, berkat doa ibunda, akhirnya beliau berhasil hamil. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;"><br /></span></div><div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Tapi yang paling menggenaskan adalah philodendron burlemarx variegata yang gua beli seharga Rp. 200.000,- cuyyy... dia soak dalam hitungan 1 minggu π entah apa yang kulakukan padanya, dari yang asalnya ada 3 daun, tiba-tiba daunnya bonyok semua sebatang-batangnya! Sekarang yang tersisa tinggal bonggolnya aja, yang lagi gua coba ICU di rendaman perlite, berharap akarnya tambah banyak dan akhirnya tumbuh tunas. Mohon doa ya kawan-kawan! </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Oh ya satu lagi yang juga mengenaskan adalah monstera king aku yang tiba-tiba warnanya berubah jadi warna kuning. #TERSAD2020 Beneran aku ga paham apa maunya si monking. Dikasih ini salah dikasih itu salah, beneran bingung. Sekarang si daun kuningnya uda gua cut dan nyisa satu daun plus bonggolnya. Berharap dia akan kembali beranak pinak. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-hLhKGfZ-Gj0/X7IZlzDXZsI/AAAAAAAAFQM/aqcdu7K77oYASvXU3djD-6_tPdwA3_0UQCLcBGAsYHQ/s1776/024AB0B1-A741-4017-9DC2-92D2A4DABF8F-5208-0000034453C694EE.JPG" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1184" data-original-width="1776" height="426" src="https://1.bp.blogspot.com/-hLhKGfZ-Gj0/X7IZlzDXZsI/AAAAAAAAFQM/aqcdu7K77oYASvXU3djD-6_tPdwA3_0UQCLcBGAsYHQ/w640-h426/024AB0B1-A741-4017-9DC2-92D2A4DABF8F-5208-0000034453C694EE.JPG" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: Poppins;">Si monking yang sakit kuning...</span></td></tr></tbody></table><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-5lVoZ-W-7tY/X7IZntu9ULI/AAAAAAAAFQQ/LAV4LJCSYigNNChAxLvil-pSXcKNh1yHgCLcBGAsYHQ/s1776/6C2893FC-7311-4276-9BE3-3D5434090BC2-5208-000003445E3C4FBE.JPG" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1184" data-original-width="1776" height="426" src="https://1.bp.blogspot.com/-5lVoZ-W-7tY/X7IZntu9ULI/AAAAAAAAFQQ/LAV4LJCSYigNNChAxLvil-pSXcKNh1yHgCLcBGAsYHQ/w640-h426/6C2893FC-7311-4276-9BE3-3D5434090BC2-5208-000003445E3C4FBE.JPG" width="640" /></a></div><span style="font-family: Poppins;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>Selain sad-sad story, tentu banyak juga yang berhasil, salah satu yang paling gua suka adalah CALADIUM (or keladi). Taneman ini sangat gua recommend buat orang yang pingin rumahnya asri tapi ga rajin ngurus tanaman, karena caladium ini sangat KUAT BINTI TANGGUH! Kena sinar matahari? ahsyiapppp, kena aer ujan? ahhhsyappppp.. beneran ga rewel dan tau-tau udah rimbun aja. Caladium ini juga banyak jenis dan warnanya. Yang sekarang lagi mahal itu caladium thailand. Motifnya emang beda sama yang local plus warnanya juga lebih variatif. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Btw, aku paling sebel kalau ada netizen yang komen, "Keladi kok mahal-mahal banget sih? Padahal di got depan rumah gua banyak hahahaha.." atau.. "Monstera mahal banget sih? Ni gua punya ga keurus di rumah banyak banget hahaha.." </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Well.. lemme make these things clear for you...</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Begini bro, yang mahal itu bukan keladi di depan got rumah lo, unless lu punya rumah di Thailand, ya kalo itu bisa jadi sih... Keladi yang banyak di depan rumah lo itu, memang betul itu banyak di kang taneman, tapi ga mahal kok, yang kecil-kecil kisaran 10 rb - 20 rb, yang super jumbo berkisar 35 rb - 50 rb. Ok paham ya? Lalu monstera? Monstera yang lu punya itu ga mahal, paling banter harganya 30 rb - 50 rb an di kang taneman. Yang mahal itu yang monstera king, atau monstera variegata. Jadi biasa aja ga usah sombong, diketawain plant influencers lau. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Anyway, kembali ke topik. Taneman kedua yang gua suka adalah SIRIH GADING! Yepsss. taneman ini juga easy peasy strawberry beneran kuat dan ga rewel, tau-tau rimbunnnnn bunnn bunnnn... sirih gading ini banyak macemnnya, motifnya juga variatif dan hargannya juga murmer. Happy deh pokoknya miara taneman ini. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Sekarang gua lagi berusaha menekan hasrat untuk "bagi-bagi rejeki" sama kang taneman dengan menahan diri untuk tidak beli caladium (lagi) dan anthurium (lagi). Dua taneman ini yang gua ngebet banget pengen koleksi semua jenisnya karena lucuu lucuuu banget ga kuat i am crying. π</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">My wishlist per tanggal post ini diupload would be: </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">1. Caladium Chocolate </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">2. Caladium Maroon (Thai) </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">3. Caladium Sexy Pink (Thai) </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">4. Anthurium Tarantula</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">5. Anthurium Silver Hybird </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">6. Anthurium Dorayaki (ini gua punya sih anakannya.. tapi ternyata masih yang versi MBL jadi belum bulet banget kaya dorayaki) </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Wow banyak ya.. kalau ada yang mau ngasih.. dm aja nanti aku kasih alamat, atau aku pick up juga no problem. Peluk dulu ahh untuk semua pembaca. π€ Akhir kata semoga kita semua diberikan kesehatan dan tentunya KEWARASAN. Amiiin! Salam lestari alamku! Lestari tanamanku (yang aku ambil dari hutan lalu aku taro di pot, semoga tidak menganggu ekosistem alam) π</span></div></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">***</span></div>Galuh Sitompulhttp://www.blogger.com/profile/08529431466357813107noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4244516893103372260.post-38730478738661374832020-07-14T20:01:00.004-07:002020-11-10T21:16:46.997-08:00requiescat in pace<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-zTTsv_hpchc/Xw5zVOz2O2I/AAAAAAAAFMc/iGcnVI_8cNoPL5_lY4gkENTu54qwUYJtgCLcBGAsYHQ/s1600/Rinjani%2B2015.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1063" data-original-width="1600" height="424" src="https://1.bp.blogspot.com/-zTTsv_hpchc/Xw5zVOz2O2I/AAAAAAAAFMc/iGcnVI_8cNoPL5_lY4gkENTu54qwUYJtgCLcBGAsYHQ/s640/Rinjani%2B2015.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="MsoPlainText">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Poppins;">Between life and death.. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoPlainText">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Poppins;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoPlainText">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Poppins;">There is a minuscule gap, a gap of a moment<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoPlainText">
<span style="font-family: Poppins;">The previous moment you are there,</span></div>
<div class="MsoPlainText">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Poppins;">And the next you are gone<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoPlainText"><span lang="EN-US"><span style="font-family: Poppins;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoPlainText">
<span><a name='more'></a></span></div><div class="MsoPlainText"><span style="font-family: Poppins;">It is a matter of breath..</span></div>
<div class="MsoPlainText">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Poppins;">If you are breathing, they call you
alive </span></span></div>
<div class="MsoPlainText">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Poppins;">But then.. the second the respiration stops..</span></span></div>
<div class="MsoPlainText">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Poppins;">You are a thing of the past Mourners
take charge </span></span></div>
<div class="MsoPlainText">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Poppins;">Until memory fades away<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoPlainText">
<span style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div class="MsoPlainText">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Poppins;">What about the..<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoPlainText">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Poppins;">Wealth you have amassed?<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoPlainText">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Poppins;">Your struggles to success?<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoPlainText">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Poppins;">Your sleepless nights?<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoPlainText">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Poppins;">Grievous pain, all gone in vain..<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoPlainText">
<span style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div class="MsoPlainText">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Poppins;">Within a spur of a moment and youβre no
longer around..<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoPlainText">
<span style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div class="MsoPlainText">
<span style="font-family: Poppins;"><span lang="EN-US"><span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif"><i><b>They said the loudest noise is the
silence.. </b></i></span></span><br />
<span lang="EN-US"><span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif"><i><b>So now we know a graves full of bones do not make a sound.</b></i></span></span></span></div>
<div class="MsoPlainText">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Poppins;"><i><b><br /></b></i></span></span></div>
<div class="MsoPlainText">
<span lang="EN-US" style="font-family: Poppins;">***</span></div>Galuh Sitompulhttp://www.blogger.com/profile/08529431466357813107noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4244516893103372260.post-20537725543182749112020-07-08T00:00:00.003-07:002020-11-10T21:18:11.812-08:00tempat camping ramah anak <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-XsD3oxxLU44/XwVEudm1idI/AAAAAAAAFL0/N_YXQr9_CXQLBYaGeUxa2CP0IxAIqpoAQCLcBGAsYHQ/s1600/Camping%2B2.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="903" data-original-width="1600" height="360" src="https://1.bp.blogspot.com/-XsD3oxxLU44/XwVEudm1idI/AAAAAAAAFL0/N_YXQr9_CXQLBYaGeUxa2CP0IxAIqpoAQCLcBGAsYHQ/s640/Camping%2B2.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Alkisah, setelah 3 bulan dokem di rumah aja, kok rasanya mulai bosan ya? Padahal kurva lagi naik terus-terusan, dan sejujurnya makin serem aja keluar rumah, tapi di rumah juga suntuk, gimana dong? </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">But anyway, also thanks to corona, karena corona, si mbak di rumah tiba-tiba ngibrit balik ke kampungnya di Pacitan karena takut ga bisa lebaranan di kampungnya, dan karena ku bingung harus WFH tapi anak ga ada yang pegang, akhirnya kami sekeluarga pun ngungsi ke rumah orangtua di Bandung. Mau cari ART baru tapi kok lagi situasi kaya gini agak serem juga ya narik orang baru dari luar. Pertimbangan selanjutnya juga adalah karena di rumah Bandung ART nya masih ada dan sehat. So, ok, Bandung here we go! </span></div><div style="text-align: justify;"><span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span><a name='more'></a></span></div><div style="text-align: justify;"><b style="font-family: Poppins;">Thanks nomor 1: That i could spend two months in Bandung</b><span style="font-family: Poppins;">. Menikmati udara Bandung yang masih lebih enak dibanding Jakarta. Makanan Bandung yang waaah (not so thanks anyway, coz i gained 4 kgs), living (again) with my parents semacam masih single dulu, enaaak banget gaess numpang idup di rumah orangtua tuh hahahah.. Dan juga, nyokap gua bisa menghabiskan banyak waktu sama cucunya. Biasanya bokap nyokap cuma berdua doang di rumah, anak-anaknya uda pada idup masing-masing, kadang kasian mereka tuh kesepian huhu.. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><b>Thanks nomor 2: SO I COULD GO EXPLORING BANDUNG WILD-WOOD WOOHOO...</b> rules number one di kala pandemi gini, CARI TEMPAT YANG SEPI, dan tempat kaya gitu tuh di Bandung banyaaak... dan lokasinya berdekatan. Ga kaya di Jakarta yang mau liat yang ijo-ijo aja kudu ke Sentul lah, Bogor lah, duh mak, bayangin macet aksesnya aja udah malas aku. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Sebentar, kok kaya kepanjangan preambule sih? So anyway, jadi dalam rangka mau cari "playground" yang aman dengan udara segara buat Ozzu, akhirnya selama di Bandung kemarin kami sempet piknik di beberapa spot di Bandung. Piknik ya, bukan camping. Kok ditulis di judul camping, sih Kak? Ya namanya juga click bait. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Piknik ini adalam artian, kami pergi sekitar jam 11 siang, sampe sana sekitar jam makan siang, buka bekal yang bawa dari rumah (supaya higienis juga ya.. dan murah hahaha) makan, lalu main-main deh di situ sampe sore, lalu pulang sebelum magrib. Belum berani camping nginep semalem gitu sih, tapi mungkin bisa dicoba next time. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><b>1. Ranca Upas, Ciwidey</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Tempat ini lumayan hits di Bandung, jadi sebenarnya aku ga kesini pas lagi pandemi gini, tapi tahun lalu, kami sempat camping bawa Ozzu ke sini. Toilet check, warung makan check, buat hiburan anak juga banyak banget, bisa kasi makan rusa, ada arena bermain, lengkap dah. Cuma ya karena hits banget, aku ga berani kesini takutnya rame. Suhunya lumayan dingin, kalau bawa anak kecil better prepare jacket yang proper, jangan cuma bawa sweater doang. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><b>2. Gunung Puntang </b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Kalau males ke arah Bandung Utara, bisa coba ke Gunung Puntang di area Bandung Barat. Di sini ada banyak bangunan peninggalan jaman Belanda gitu, jadi lumayan seru trekking di sini. Di sini kita bisa gelar-gelar di camping ground, tapi kalau males rame banyak orang, tinggal blusukan sedikit cari spot yang agak sepi, banyak banget. Plus di Puntang ada sungai yang gede dan airnya jernih, jadi kalau anak mau main air bisa banget. Toilet check, warung makan check, suhu ga sedingin Ciwidey, tapi tetep sih saranku tetep bawa jacket yang proper kalau mau camping. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-renWs-b_rDE/XwVu7iXCfLI/AAAAAAAAFMI/hhnrske-Qnk1bdBJFao_DYVDa1pJ9NNiACLcBGAsYHQ/s1600/Camping%2B4.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: Poppins;"><img border="0" data-original-height="1334" data-original-width="750" height="640" src="https://1.bp.blogspot.com/-renWs-b_rDE/XwVu7iXCfLI/AAAAAAAAFMI/hhnrske-Qnk1bdBJFao_DYVDa1pJ9NNiACLcBGAsYHQ/s640/Camping%2B4.jpg" width="358" /></span></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Oh ya kemarin kami ke sini cuma buat piknik, dan ga ke sungainya karena terlalu banyak orang. Ngeri, coy. Jadi akhirnya kami cari spot di area seberang camping ground, lumayan juga ada saluran air yang gede dan airnya bersih, ada ikannya lagi wkwk.. jadi anakku bisa main air juga. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><b>3. Lapangan Jendral, Cikole </b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Lapangan Jendral ini berupa tanah lapang yang luas dan letaknya di dalam hutan gitu. Kalau mau kesini, sebaiknya pakai mobil tinggi atau 4wd karena kita akan sedikit blusukan. Akses kesini caranya cari aja Orchid Forest, nah sebelum gerbang masuk Orchid Forest, ada belokan ke kiri, belok deh di situ. Orchid Forest juga ramah anak sih, cuma kalau ke Orchid Forest bayarnya sekitar 200 rb satu mobil, kalau ke Lapangan Jendral sih gratis wkwk.. Aku suka gratisan. :D </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-54YzHsulhls/XwVuk4iBBYI/AAAAAAAAFMA/9-oMcLnvWGojqtnioPqOxrZZXbrBT-ZLACLcBGAsYHQ/s1600/Camping%2B3.jpg" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: Poppins;"><img border="0" data-original-height="900" data-original-width="1600" height="360" src="https://1.bp.blogspot.com/-54YzHsulhls/XwVuk4iBBYI/AAAAAAAAFMA/9-oMcLnvWGojqtnioPqOxrZZXbrBT-ZLACLcBGAsYHQ/s640/Camping%2B3.jpg" width="640" /></span></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><b>4. Bumi Perkemahan Rancacangkuang, Gambung, Ciwidey </b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Kalau ngerasa Ranca Upas terlalu ramai, bisa melipir ke sini. Letaknya di bawah sebelum Ranca Upas. Di sini ada sungai tapi airnya kaya ga jernih gitu, tapi kayanya sih memang karakternya air tanah gitu, bukan karena limbah. Di sini kalau di bumi perkemahan ada toilet dan warung makanan, tapi selama pandemi kemarin, ku lihat warung makannya nggak buka, mungkin karena sedang sepi pengunjung juga. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Nah, di musim pandemi gini kayanya hiburan keluar paling aman ya piknik-piknik di spot sepi gini dan blusukan gini sih. Daripada ke mall, ya kan? Apalagi ke GBK wkwk.. Berhubung sekarang aku udah balik ke Tanxel, jadi belum piknik lagi, nih. Ada ide tempat bagus di area tanxel ga? Mau ke Bogor tapi kok rasanya jauh amat yaah hahah.. Next week deh kalau ga mager, pingin exloring outdoor space tanxel, masak ga ada sih yang rimba dan masih belum terjamah hahah.. semoga kita semua diberikan kesehatan selalu dan corona ini segera berlalu, ya! Amiin! </span><br />
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">***</span></span></div>
Galuh Sitompulhttp://www.blogger.com/profile/08529431466357813107noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4244516893103372260.post-45135723369791408492020-05-19T21:04:00.004-07:002020-11-10T21:20:24.758-08:00ramadan paling menyedihkan (sekaligus paling benar) <div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">Sebenarnya tidak sedang ingin menulis, tapi kepala ini rasanya sudah sangat suntuk. Empat hari lagi lebaran. Sedang tidak ingin menulis yang runut dan indah, jadi seadanya saja. </span></div><span style="font-family: Poppins;"><div style="text-align: justify;"><br /></div>
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><div style="text-align: justify;">1. Agak kurang suka dengan kultur kirim-kiriman hampers di hari raya dan mempostingnya di instagram. Sungguh riya. Sekaligus menyebalkan bagi orang yang mungkin tidak ada yang mengirim. Plus.. kalau buatku pribadi, agak merepotkan ketika seseorang mengirimiku hampers, lalu atas unsur tidak enak, maka aku akan mengiriminya hampers juga, mending kalau sekota, kalau beda kota. Sungguh repot. Tidak bisa ya kalau ucapannya via whatsapp saja? Uang biaya hampers kasi aja ke orang miskin. Lebih banyak gunanya. </div></span><div style="text-align: justify;"><br /></div>
<span></span>
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><span><a name='more'></a></span><div style="text-align: justify;">2. Ramadan paling menyedihkan karena satu hal yang tak bisa kuceritakan. Sungguh menyedihkan. </div></span><div style="text-align: justify;"><br /></div>
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><div style="text-align: justify;">3. Dari hasil ramadan paling menyedihkan, mood membawaku ke Nepal. Maybe one day.. </div></span><div style="text-align: justify;"><br /></div>
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><div style="text-align: justify;">4. Tidak ada perasaan yang benar-benar enak di ramadan. Lapar sekali itu ga enak, kenyang sekali juga ga enak, dan kita manusia, benar-benar bodoh tak bisa berhenti di antara rentang menuju keduanya. </div></span><div style="text-align: justify;"><br /></div>
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><div style="text-align: justify;">5. MAM is back. Tapi kali ini dia punya anak hampir 3 tahun. </div></span><div style="text-align: justify;"><br /></div>
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><div style="text-align: justify;">6. Kok rasanya ingin sekolah lagi? Ingin ambil Ph.d, atau ambil S2 lagi juga enggak apa-apa. I need that kind of environment, you know, that bright, nerdy, bookworm, humble people. </div></span><div style="text-align: justify;"><br /></div>
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><div style="text-align: justify;">7. Frekuensi solat dan mengaji tidak selalu bisa jadi tolak ukur prilaku seseorang. Pengalamanku membuktikan, yang rajin ngaji, banyak juga yang brengsek. Tentu berlaku sebaliknya. Intinya, tidak ada hubungannya antara sering ibadah sama prilaku seseorang. Walau semestinya ada. Jadi santai aja, variabel pahala tu banyak, ga usah terlalu riya. </div></span><div style="text-align: justify;"><br /></div>
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><div style="text-align: justify;">8. Sesuatu yang absolut di dunia ini sifatnya hanya 99%, 1% nya jatah Gusti Alloh kalau dia mau kun faya kun.</div></span><div style="text-align: justify;"><br /></div>
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><div style="text-align: justify;">9. Aku butuh bersosialisasi. Butuh kopi. Teman dan sebatang rokok. </div></span><div style="text-align: justify;"><br /></div>
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><div style="text-align: justify;">10. Nomor 9 paling penting. </div></span></span>Galuh Sitompulhttp://www.blogger.com/profile/08529431466357813107noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4244516893103372260.post-74509637867073598932019-12-10T22:55:00.001-08:002020-11-10T21:20:53.965-08:00tanxel lyfe: main sama kucing di calicoffice cafe bsd <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-x1ptF4AO5gA/Xe39UmndjvI/AAAAAAAAFHA/LSnFeoW7VeEyMTZYQhcDtk-q2ApOmBkuACLcBGAsYHQ/s1600/Cali1.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="902" data-original-width="1600" height="360" src="https://1.bp.blogspot.com/-x1ptF4AO5gA/Xe39UmndjvI/AAAAAAAAFHA/LSnFeoW7VeEyMTZYQhcDtk-q2ApOmBkuACLcBGAsYHQ/s640/Cali1.jpg" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;">Akhir-akhir ini sebisa mungkin tiap weekend pingin ngajak Ozzu jalan-jalan keluar rumah, Kok kayanya kasian ya, dari Senin sampe Jumat dia di rumah terus hehe.. Ga perlu ke tempat fancy versi Ozzu (baca: kebun binatang), karena cuma liat kucing aja, Ozzu mah udah happy banget cem cicilan KPR lunas (apa sih). Salah satu tempat enak buat ngajak anak kecil nongkrong adalah Calicoffice Cafe. Lokasinya di Apartement Treepark, Sunburst, CBD. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;">Lokasinya emang terpencil di bawah apartement, yang bikin cafe ini ga keliatan dari luar. Tapi ada plangnya kok gaes di depan apartement, jadi jangan khawatir nyasar. Yang saya suka banget dari cafe ini adalah penataan ruangan yang spacey dan tanpa sekat. Jadi gua bisa banget tuh duduk santai sambil tetep monitor Ozzu yang lari-larian sana-sini tanpa khawatir dia bakal nyenggol barang hiasan pecah belah. Dan juga karena tanpa sekat, anak juga ga akan tiba-tiba out of sight, semua aman terkendali tanpa perlu ikut lari-lari. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif"><span face=""verdana" , sans-serif"></span><br /></span>
</span><a name='more'></a><span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;">Konsepnya Calicocoffice sendiri sebenarnya adalah co-working space, si owner pinginnya orang bisa bekerja dengan santai tapi serius sambil ditemani kucing-kucing. Nah terus, kucing-kucing di sini juga bukan kucing yang asal ditaro buat lucu-lucuan, melainkan kucing-kucing yang diselamatkan dari jalanan sama si pemilik. Bahkan ada buku profil kucingnya, lho, mulai dari asal dan bahkan sampai riwayat penyakit si kucing! Baik banget ya si owner! God Bless you! </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif"><span face=""verdana" , sans-serif">Oh ya, sebelum ditaro di cafe, semua kucing sudah dicek di dokter, divaksin dan disteril. </span><span face=""verdana" , sans-serif">Bau ga cafenya? Ya namanya ada kucing di dalem, ya aneh juga kalau ga bau kucing, kan? Tapi baunya ga menusuk pesing gitu, kok. Kucing-kucingnya juga bersih dan terlihat sangat terawat. </span></span><br />
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif"><span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span><span face=""verdana" , sans-serif">Kalo makanannya sih menurutku B aja. In fact, my husband said: "Enakan masakan kamu, beb".. cieee gitu nyombong :)) Tapi ya B aja bukan berarti ga enak. Oke laah buat standar cafe-cafean. Lagian, kalo saya pribadi sih kesini emang mau bawa anak main kucing hehe.. Harganya juga masih masuk akal dan menunya juga cukup variatif. </span></span><br />
</span><div style="text-align: justify;">
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-pAs6ZF4vW44/Xe39Wy2N4rI/AAAAAAAAFHE/W4UGbG0y82831FVanfF-45o8na0lp4AjQCLcBGAsYHQ/s1600/Cali%2B2.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;"><img border="0" data-original-height="902" data-original-width="1600" height="360" src="https://1.bp.blogspot.com/-pAs6ZF4vW44/Xe39Wy2N4rI/AAAAAAAAFHE/W4UGbG0y82831FVanfF-45o8na0lp4AjQCLcBGAsYHQ/s640/Cali%2B2.jpg" width="640" /></span></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-0H5tfLsARuQ/Xe39XgcQKQI/AAAAAAAAFHI/wXBRQnxezacVNuEbTJptWksUxG95GnZHQCLcBGAsYHQ/s1600/Cali%2B4.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;"><img border="0" data-original-height="902" data-original-width="1600" height="360" src="https://1.bp.blogspot.com/-0H5tfLsARuQ/Xe39XgcQKQI/AAAAAAAAFHI/wXBRQnxezacVNuEbTJptWksUxG95GnZHQCLcBGAsYHQ/s640/Cali%2B4.jpg" width="640" /></span></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-P2Mon-Xp4y8/Xe397agVRtI/AAAAAAAAFHU/Yk2e4zqTYjUtkjIZ-J_48SD1JC0hyLmNQCLcBGAsYHQ/s1600/Cali%2B6.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;"><img border="0" data-original-height="902" data-original-width="1600" height="360" src="https://1.bp.blogspot.com/-P2Mon-Xp4y8/Xe397agVRtI/AAAAAAAAFHU/Yk2e4zqTYjUtkjIZ-J_48SD1JC0hyLmNQCLcBGAsYHQ/s640/Cali%2B6.jpg" width="640" /></span></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-4RJOX6gZ4SM/Xe3-NjgiJwI/AAAAAAAAFHc/23-I5ov2rVk5iqzpYiYlrrIDMOk6ChlbQCLcBGAsYHQ/s1600/Cali%2B5.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;"><img border="0" data-original-height="902" data-original-width="1600" height="360" src="https://1.bp.blogspot.com/-4RJOX6gZ4SM/Xe3-NjgiJwI/AAAAAAAAFHc/23-I5ov2rVk5iqzpYiYlrrIDMOk6ChlbQCLcBGAsYHQ/s640/Cali%2B5.jpg" width="640" /></span></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-JNnUtVTnC20/XfCUECqyxmI/AAAAAAAAFHo/VE3BA7D7RVUfPHvyYmANKoJSrL0eNyJ2wCLcBGAsYHQ/s1600/Cali%2B8.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;"><img border="0" data-original-height="902" data-original-width="1600" height="360" src="https://1.bp.blogspot.com/-JNnUtVTnC20/XfCUECqyxmI/AAAAAAAAFHo/VE3BA7D7RVUfPHvyYmANKoJSrL0eNyJ2wCLcBGAsYHQ/s640/Cali%2B8.jpg" width="640" /></span></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-FiV0Vmz5rOQ/XfCUI4LGGlI/AAAAAAAAFHs/oveLzDcqkhcJq6IF7ZV-nHV0tOmbg9riQCLcBGAsYHQ/s1600/Cali%2B7.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;"><img border="0" data-original-height="902" data-original-width="1600" height="360" src="https://1.bp.blogspot.com/-FiV0Vmz5rOQ/XfCUI4LGGlI/AAAAAAAAFHs/oveLzDcqkhcJq6IF7ZV-nHV0tOmbg9riQCLcBGAsYHQ/s640/Cali%2B7.jpg" width="640" /></span></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-RhvI6RiZNyM/XfCUKMxoRFI/AAAAAAAAFH8/9t3yVQDduxQTeZOqik-fxsScO4Jxtq-TQCLcBGAsYHQ/s1600/cali%2B9.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;"><img border="0" data-original-height="902" data-original-width="1600" height="360" src="https://1.bp.blogspot.com/-RhvI6RiZNyM/XfCUKMxoRFI/AAAAAAAAFH8/9t3yVQDduxQTeZOqik-fxsScO4Jxtq-TQCLcBGAsYHQ/s640/cali%2B9.jpg" width="640" /></span></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-pDT1tx3FGZg/XfCUJCoz5iI/AAAAAAAAFH0/H1ziWcqxn1oXH2ahHFGAHPAMn94_ZKqeACLcBGAsYHQ/s1600/Cali%2B10.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;"><img border="0" data-original-height="902" data-original-width="1600" height="360" src="https://1.bp.blogspot.com/-pDT1tx3FGZg/XfCUJCoz5iI/AAAAAAAAFH0/H1ziWcqxn1oXH2ahHFGAHPAMn94_ZKqeACLcBGAsYHQ/s640/Cali%2B10.jpg" width="640" /></span></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-YGiPeNFpCGo/XfCUJOesITI/AAAAAAAAFHw/FzPvb6lzKMMExJ9U6cBi920QRKBrynYwwCLcBGAsYHQ/s1600/Cali%2B11.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;"><img border="0" data-original-height="902" data-original-width="1600" height="360" src="https://1.bp.blogspot.com/-YGiPeNFpCGo/XfCUJOesITI/AAAAAAAAFHw/FzPvb6lzKMMExJ9U6cBi920QRKBrynYwwCLcBGAsYHQ/s640/Cali%2B11.jpg" width="640" /></span></a></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-mistrO2tC58/XfCVPznMI-I/AAAAAAAAFIo/EXKRukV4I78H-7fgiLrjU_xcGg6TkB3BwCEwYBhgL/s1600/Cali%2B13.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;"><img border="0" data-original-height="902" data-original-width="1600" height="360" src="https://1.bp.blogspot.com/-mistrO2tC58/XfCVPznMI-I/AAAAAAAAFIo/EXKRukV4I78H-7fgiLrjU_xcGg6TkB3BwCEwYBhgL/s640/Cali%2B13.jpg" width="640" /></span></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-wA6zKxvvGuA/XfCVQZr9Q5I/AAAAAAAAFIs/qzpF51SbzHM_rbdPQxJMgB8nFCIey9xvwCEwYBhgL/s1600/Cali%2B14.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;"><img border="0" data-original-height="902" data-original-width="1600" height="360" src="https://1.bp.blogspot.com/-wA6zKxvvGuA/XfCVQZr9Q5I/AAAAAAAAFIs/qzpF51SbzHM_rbdPQxJMgB8nFCIey9xvwCEwYBhgL/s640/Cali%2B14.jpg" width="640" /></span></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-63WpOqEYFMI/XfCVNQlMW2I/AAAAAAAAFIk/euxYabLPvuE-O0eOV5ZI199TIL19-xXTwCEwYBhgL/s1600/Cali%2B12.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;"><img border="0" data-original-height="902" data-original-width="1600" height="360" src="https://1.bp.blogspot.com/-63WpOqEYFMI/XfCVNQlMW2I/AAAAAAAAFIk/euxYabLPvuE-O0eOV5ZI199TIL19-xXTwCEwYBhgL/s640/Cali%2B12.jpg" width="640" /></span></a></div>
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span>
<br /></div>
Galuh Sitompulhttp://www.blogger.com/profile/08529431466357813107noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4244516893103372260.post-55505734040534822442019-12-08T19:37:00.001-08:002020-11-10T21:22:03.242-08:00makan mewah cara murah: barbeque ala kintan di rumah <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-oRobPPx7YCA/Xe3MIZ4qwTI/AAAAAAAAFG0/mU-2vlR0z9oxBrnVEZ1aD6NL58BjOf_HwCLcBGAsYHQ/s1600/Cover%2B2.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="903" data-original-width="1600" height="360" src="https://1.bp.blogspot.com/-oRobPPx7YCA/Xe3MIZ4qwTI/AAAAAAAAFG0/mU-2vlR0z9oxBrnVEZ1aD6NL58BjOf_HwCLcBGAsYHQ/s640/Cover%2B2.jpg" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<span style="font-family: Poppins;"><span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="text-align: justify;">Siapa di sini yang suka makan Kintan? AKUUU! </span><br />
</span><div style="text-align: justify;">
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;">Oke, kalau gitu, siapa di sini yang suka bayarnya abis makan di Kintan? </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;">Moment of silence. </span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;">Baik, kak. Masukan diterima. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;">Kintan memang enak, tapi juga mahal. Aku biasanya ambil yang per pax 283.000,- (yang paling murah hahaha dan ga dapat wagyu) tapi ya kalau sering-sering makan Kintan ya boncos banget ya, kan? Seorang teman pernah bilang, aku tuh aneh deh kalau orang sering makan di Kintan, udah bayar mahal-mahal, terus abis itu disuruh masak sendiri? Ugh, no way! Bener juga sih, dipikir-pikir haha.. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;">Sampai kemudian aku cek pasar harga daging, terutama wagyu. Oh wow, ternyata ga semahal itu kok gaes, 250 gr wagyu itu harganya berkisar antar 38.000 - 60.000 tergantung gradenya. Jadi, kenapa engga bikin sendiri aja di rumah? </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif">Bagaimana caranya? Oh sangat mudah, pemirsa! </span><br />
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<a name='more'></a><span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-zO1K9lJzB9w/Xe24cGDON0I/AAAAAAAAFEw/XN8k33isrZgThHreQUrvcIA2Hf967bhNQCLcBGAsYHQ/s1600/Kintan%2Bdi%2BRumah%2B1.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;"><img border="0" data-original-height="902" data-original-width="1600" height="360" src="https://1.bp.blogspot.com/-zO1K9lJzB9w/Xe24cGDON0I/AAAAAAAAFEw/XN8k33isrZgThHreQUrvcIA2Hf967bhNQCLcBGAsYHQ/s640/Kintan%2Bdi%2BRumah%2B1.jpg" width="640" /></span></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;">Pertama yang kamu butuhkan adalah bulgogi pan dan kompor portable. Ini ada banyak yang jual di shopee atau tokped, harganya range Rp150.000 - 250.000 cek sendiri,ya. Bulgogi pan dan kompor portable ini bukan cuma untuk gaya-gayaan biar kaya di film-film korea gitu ya, melainkan supaya dagingnya mateng rata dan langsung bisa dimakan di meja hangat-hangat fresh from the pan gitu. Karena rasanya beda banget kalo kamu masak di dapur terus dibawa ke meja makan dan baru dimakan gitu, percayalah.. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;">Kedua, kita bikin side dish. Variantnya bisa ada banyak banget, coba cek cookpad. Tapi kali ini, aku cuma akan bikin yang gampang-gampang saja, yakni; selada (tinggal cuci lalu lepppp) dan bayam wijen. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;">Cara membuat bayam wijen: </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;">1. Siangi daun bayam, buang batangnya. Proses ini yang agak makan waktu. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;">2. Setelah daun bayam ready, rebus sebentar, jangan lama-lama ya, nanti layu. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;">3. Setelah direbus, rendam daun bayam di air es supaya bayam tetap segar.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;">4. Sangrai bawang putih yang diiris kecil-kecil dan biji wijen sampai harum, setelah itu campur dengan kecap asin dan minyak wijen, perbandingannya kira-kira 4:3. Jadi jika kamu masukan 4 sendok kecap asin, maka minyak wijennya masukan sebanyak 3 sendok. Dikira-kira aja ya, sesuai porsi bayamnya. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;">5. Kalau kamu suka rasa manis gurih, tambahkan gula pasir secukupnya, lalu dikemek-kemek deh bayemnya biar nyampur semua :)) </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;">6. Masukan ke kulkas karena bayam wijen lebih enak dimakan dingin (menurut aku). </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-jG8r9QRMsYs/Xe28miB-deI/AAAAAAAAFE8/gQ4Uib16jak5Ski1x_YSu6WHqIc8YS_iwCLcBGAsYHQ/s1600/Kintan%2B2.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;"><img border="0" data-original-height="902" data-original-width="1600" height="360" src="https://1.bp.blogspot.com/-jG8r9QRMsYs/Xe28miB-deI/AAAAAAAAFE8/gQ4Uib16jak5Ski1x_YSu6WHqIc8YS_iwCLcBGAsYHQ/s640/Kintan%2B2.jpg" width="640" /></span></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;">Cost untuk bayam wijen: </span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;">4 ikat bayam = Rp. 12.000</span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;">Bumbu-bumbu (anggap saja) = Rp. 3.000</span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;">Total Rp.15.000,- </span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;">Side dish, done. Lanjut dressing buat bumbuin daging. Oh ya, beberapa orang ga suka bumbuin daging, jadi dicelup ke bumbunya cuma pas udah mateng. Kalo aku lebih suka bumbuin dagingnya dulu, dicelupin ke saosnya, baru deh digrill. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;">Cara membuat saus untuk daging: </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;">Bawang putih, iris kecil-kecil sekali, madu, kecap asin, minyak wijen, black pepper, dan biji wijen, campur jadi satu. Kalau mau pedas, tambahin potongan rawit. Oh ya, pake potongan daun bawang juga enak. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-s8K5AfgoQV4/Xe28w2eOf7I/AAAAAAAAFFA/w2i1fZU18LIABQaGi6-FWjRptF4PxEKvwCLcBGAsYHQ/s1600/Kintan%2B3.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;"><img border="0" data-original-height="902" data-original-width="1600" height="360" src="https://1.bp.blogspot.com/-s8K5AfgoQV4/Xe28w2eOf7I/AAAAAAAAFFA/w2i1fZU18LIABQaGi6-FWjRptF4PxEKvwCLcBGAsYHQ/s640/Kintan%2B3.jpg" width="640" /></span></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;">Saosnya beres, lanjut siapin daging. Kali ini aku pake 500 gram wagyu blue label dan 500 gr sliced beef yang pake lemak (i prefer yang pake lemak, lebih juicy). Daging wagyu aku potong-potong seenak jidat aja, yang penting enak nyumpitnya wkwk.. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-SIOvLvixUFc/Xe29ZhE-U3I/AAAAAAAAFFQ/khPqDqae9xUSCzg7dC8a-UbKvAz2jIskwCLcBGAsYHQ/s1600/Kintan%2B4.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;"><img border="0" data-original-height="902" data-original-width="1600" height="360" src="https://1.bp.blogspot.com/-SIOvLvixUFc/Xe29ZhE-U3I/AAAAAAAAFFQ/khPqDqae9xUSCzg7dC8a-UbKvAz2jIskwCLcBGAsYHQ/s640/Kintan%2B4.jpg" width="640" /></span></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-Tq9rVn3tdBk/Xe29Y4O-yrI/AAAAAAAAFFM/GAXmNjxb7I8oFE-F4tA2Xq0bA80wd4UlACLcBGAsYHQ/s1600/Kintan%2B5.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;"><img border="0" data-original-height="902" data-original-width="1600" height="360" src="https://1.bp.blogspot.com/-Tq9rVn3tdBk/Xe29Y4O-yrI/AAAAAAAAFFM/GAXmNjxb7I8oFE-F4tA2Xq0bA80wd4UlACLcBGAsYHQ/s640/Kintan%2B5.jpg" width="640" /></span></a></div>
<span style="font-family: Poppins;"><span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif"><b><span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span></b>
<b><span face=""verdana" , sans-serif">Cost untuk daging dan saus:</span></b></span><br />
<b><span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif">Wagyu 500 gr = Rp 107.500</span></b><br />
<b><span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif">Sliced Beef 500 gr = Rp 40.000</span></b><br />
<b><span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif">Saus, agak bingung nih itung costnya karena bahan ada stock di rumah, anggep aja Rp. 10.000 ya. </span></b><br />
<b><span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif">Total cost Rp 157.500 </span></b><br />
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif"><br /></span>
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif">Baiklah, mari kita mulai panaskan pan-nya! </span><br />
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif"><span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
</span><br />
</span><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="902" data-original-width="1600" height="360" src="https://1.bp.blogspot.com/-9Keh5RPdp3k/Xe29aMlbofI/AAAAAAAAFFU/cz25f9G7YDslanTwKr8A80rpYZ-XTsdVgCLcBGAsYHQ/s640/Kintan%2B6.jpg" style="text-align: center;" width="640" /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-wiHJu7aBug0/Xe3A5QU5E2I/AAAAAAAAFFs/NM7WGhKrXy8Cr0gkzagGQlloUH-wY6rUACLcBGAsYHQ/s1600/Kintan%2B7.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;"><img border="0" data-original-height="902" data-original-width="1600" height="360" src="https://1.bp.blogspot.com/-wiHJu7aBug0/Xe3A5QU5E2I/AAAAAAAAFFs/NM7WGhKrXy8Cr0gkzagGQlloUH-wY6rUACLcBGAsYHQ/s640/Kintan%2B7.jpg" width="640" /></span></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-AZgXGAqZl1U/Xe3A1YybPsI/AAAAAAAAFFk/NkbykP_nIGQgSab7mraXT92qQa0Mt7mhwCLcBGAsYHQ/s1600/Kintan%2B8.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;"><img border="0" data-original-height="902" data-original-width="1600" height="360" src="https://1.bp.blogspot.com/-AZgXGAqZl1U/Xe3A1YybPsI/AAAAAAAAFFk/NkbykP_nIGQgSab7mraXT92qQa0Mt7mhwCLcBGAsYHQ/s640/Kintan%2B8.jpg" width="640" /></span></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-LXQtDsZ5E5c/Xe3A4Va5XVI/AAAAAAAAFFo/4GdKD3_h1NwkTPYHnpomXRApuN3xz1ZDgCLcBGAsYHQ/s1600/Kintan%2B9.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;"><img border="0" data-original-height="902" data-original-width="1600" height="360" src="https://1.bp.blogspot.com/-LXQtDsZ5E5c/Xe3A4Va5XVI/AAAAAAAAFFo/4GdKD3_h1NwkTPYHnpomXRApuN3xz1ZDgCLcBGAsYHQ/s640/Kintan%2B9.jpg" width="640" /></span></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-W4oMP1b8U18/Xe3BHuZqXbI/AAAAAAAAFF0/vlDnqVAH8ukurgNR1CnFj7Y3nk-G_N-FQCLcBGAsYHQ/s1600/Kintan%2B10.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;"><img border="0" data-original-height="902" data-original-width="1600" height="360" src="https://1.bp.blogspot.com/-W4oMP1b8U18/Xe3BHuZqXbI/AAAAAAAAFF0/vlDnqVAH8ukurgNR1CnFj7Y3nk-G_N-FQCLcBGAsYHQ/s640/Kintan%2B10.jpg" style="cursor: move;" width="640" /></span></a></div>
<span style="font-family: Poppins;"><span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif"><span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
</span><br />
</span><div style="text-align: justify;">
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;">Setelah olas-oles, ucek-ucek, bakar bawah, bakar atas.. akhirnya daging siap dimakan! Oh ya kalau wagyu sih menurutku enaknya medium ya tingkat kematangannya, biar tetap juicy gitu, petjachhh di mulut! Oh ya, jangan lupa sediain buah buat dimakan setelahnya, because protein works at its best when it served with fruit. Best option: semangka atau nanas dingin. :D </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;">Total cost untuk semua hidangan ini adalah Rp 172.500,- cukup untuk 4-5 orang. Kalau orangnya model aku (banyak banget makannya), cuma cukup buat 4 orang, kalau makannya dikit doang udah kenyang, bisa lah buat 5 orang. Gimana? Murah banget kan kalo dicompare sama makan di Kintan yang seorang bisa abis 300 rebu? </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif">Menu bbq ini juga yang paling sering aku sajiin kalo lagi kedatangan temen yang main ke rumah. Praktis, enak dan ga mahal. Ga boros piring juga (baca: ga boros cucian piring wkwk), karena makannya barengan aja langsung dari pan asal jangan ada yang pilek. Hehe.. Kalo sore-sore atau malem, bisa bbq-an di halaman depan, sambil semilir angin ditambah semilir ghibah, sambil bakar-bakar, enaak gaess! Bagaimana pemirsa? Tertarik mencoba? </span><br />
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif"><span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Selamat makan! Itadakimasu! Kaidong! Bon Appetit! Jug geura dahar!!!</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif"><br /></span>
</span><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-eaY67w1k8Bc/Xe3Fi7p57GI/AAAAAAAAFGI/saHAW3yDnfcAzjbWalVWj_zcARiKaxbPwCLcBGAsYHQ/s1600/Kintan%2B11.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;"><img border="0" data-original-height="902" data-original-width="1600" height="360" src="https://1.bp.blogspot.com/-eaY67w1k8Bc/Xe3Fi7p57GI/AAAAAAAAFGI/saHAW3yDnfcAzjbWalVWj_zcARiKaxbPwCLcBGAsYHQ/s640/Kintan%2B11.jpg" width="640" /></span></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-FKPpbrANEIc/Xe3FjGWhRQI/AAAAAAAAFGQ/QYgwQwN_9f0ZqBItYea_rfDGswkEGnXnACLcBGAsYHQ/s1600/Kintan%2B12.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;"><img border="0" data-original-height="902" data-original-width="1600" height="360" src="https://1.bp.blogspot.com/-FKPpbrANEIc/Xe3FjGWhRQI/AAAAAAAAFGQ/QYgwQwN_9f0ZqBItYea_rfDGswkEGnXnACLcBGAsYHQ/s640/Kintan%2B12.jpg" width="640" /></span></a></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-95-vU6mLtRc/Xe3Fi3lytoI/AAAAAAAAFGM/fBy_SjWFd_0OSi_Y2Ka3b8U1ftwC4k-9gCLcBGAsYHQ/s1600/Kintan%2B13.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;"><img border="0" data-original-height="902" data-original-width="1600" height="360" src="https://1.bp.blogspot.com/-95-vU6mLtRc/Xe3Fi3lytoI/AAAAAAAAFGM/fBy_SjWFd_0OSi_Y2Ka3b8U1ftwC4k-9gCLcBGAsYHQ/s640/Kintan%2B13.jpg" width="640" /></span></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;">Dan ditutup dengan es kopi Tuku.. Could it be any better than this? :-)</span></td></tr>
</tbody></table>
</div>
Galuh Sitompulhttp://www.blogger.com/profile/08529431466357813107noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4244516893103372260.post-72565237153676890122019-11-19T00:17:00.005-08:002020-11-10T21:55:40.636-08:00#livingwithOzzu: things that you can't do after you have kid(s)<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-gov6E914B6I/XdOn5dxSb6I/AAAAAAAAFEM/msx2som8FnY8RilltypJzaMaocBwuQ-CwCLcBGAsYHQ/s1600/Ozzu%2Bblog%2B7.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="900" data-original-width="1600" height="360" src="https://1.bp.blogspot.com/-gov6E914B6I/XdOn5dxSb6I/AAAAAAAAFEM/msx2som8FnY8RilltypJzaMaocBwuQ-CwCLcBGAsYHQ/s640/Ozzu%2Bblog%2B7.jpg" width="640" /></a></div>
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span style="font-family: Poppins;"><span face=""verdana" , sans-serif">Sudah dua tahun lebih sebulan sejak aku jadi ibu. A lot of things change. A lot. Apa sih bedanya sebelum punya anak dan setelah punya anak? Tentu banyak. Prioritas berubah, yes. Ini yang nantinya akan mempengaruhi ke segala aspek. Misalnya....</span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<b><span face=""verdana" , sans-serif">1. Tidak bisa (belum bisa) naik gunung </span></b><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Sudah 3 tahun sejak terakhir naik gunung, terakhir ke Ciremai. Trangia sudah ga tau kemana rimbanya, padahal dulu disayang-sayang kaya punya emas batangan.</span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Ooh dan tidak usah repot-repot reply "Ajak aja kali anaknya.."</span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">I have decided, sampai Ozzu sudah siap untuk membawa logistik pribadinya sendiri, aku tidak akan pernah bawa dia naik gunung. Mountain isn't a friendly place for kid. Gunung itu cantik, tapi dia bukan teman yang baik, dia guru yang tegas.</span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Its all about her own safety, my friend..</span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<b><span face=""verdana" , sans-serif">2. Tidak bisa makan Pocky satu bungkus sendirian di rumah</span></b><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Itu lho Pocky, snack berbentuk stick panjang-panjang. Ozzu suka banget Pocky. Jadi aku ga pernah kebagian. Dan sebagai ibu, yes.. aku harus ngalah.</span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Ga usah reply: Beli dua aja kali, beli empat sekalian. Kalau beli empat, yang tiga aku simpan juga, buat besok-besok kalau Ozzu mau lagi. Ribet, yha? TENTU SAJA YHA!</span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif"></span>
<br />
</span><a name='more'></a><span style="font-family: Poppins;"><b>3. Tidak bisa pulang malam, dinas luar pun dengan hati berat</b><span face=""verdana" , sans-serif"> (meski deep down ya ada senangnya juga sedikit, karena finalleehhh.. I am off from my daily domestic chores! Haha!</span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Tapi ya galau sedih pisah sama anak..</span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif">Tapi ya happy juga karena untuk sementara bisa me time..</span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif">Tapi ya kasian juga dia ditinggal di rumah..</span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif">Tapi ya enak juga aku bisa tidur nyenyak semalaman, engga diganggu NENEN..NENENN..</span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif">Tapi ya..</span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Gitu deh.. hidup dilematis seorang ibu yang tiada habisnyaaaa ~</span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<b><span face=""verdana" , sans-serif">4. Tidak bisa hambur-hamburkan uangggg lalu pergi liburaannn </span></b><br />
<span face=""verdana" , sans-serif">Karena, biaya sekolah MAHAL BANGET NYET.. NABUNG!</span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">eh kok kasar..</span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Bodo amat.</span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif"><b>5. Tidak bisa chill kalau terima telpon siang-siang dari si Mbak yang jaga Ozzu di rumah</b></span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><b><br /></b></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Bawannya jantung kaya DEGGG gitu.. ada apa nih? Ozzu sakit? Ozzu jatuh? Dan seribu satu pemikiran buruk lainnya.. </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span><b><span face=""verdana" , sans-serif">6. Tidak bisa sakit di rumah </span></b><br />
<b><span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span></b>
<span face=""verdana" , sans-serif">Karena disangkanya kamu libur kerja dan anakmu bakal happy banget.</span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">YEAAYY MAMA GA KERJAA, MAMAA MAIN SAMA AKU SEHARIAN YEAYY!</span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">.... yang kuat.. yang kuat...</span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span><b><span face=""verdana" , sans-serif">7. Tidak bisa karaokean di rumah </span></b><br />
<b><span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span></b>
<span face=""verdana" , sans-serif">Karena micnya akan langsung diambil oleh anakmu, percayalah...</span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-size: x-small;">PS. Paling kesel kalo lagi nyanyi udah siap-siap narik nafas di bagian reff yang nadanya tinggi.. pas udah mangap.. eh mic nya diambil dengan paksa..</span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<b><span face=""verdana" , sans-serif">But here's what i am going to tell you.. about what CAN YOU DO after you have kid(s)? </span></b><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span><span face=""verdana" , sans-serif">Have you ever had like one of those days when everything seem so wrong and you feel like an absolute failure, when everything seems like a mess, you feel like quitting and you had no idea what you're gonna do with your life? </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">You can just go home and hug your kid tightly.</span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">And suddenly, the world makes sense again.</span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif"><b>It all makes sense again.</b></span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">***</span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<br />
</span><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-bPkeaKgEBGM/XdOr4BcW05I/AAAAAAAAFEc/_v0mFCL37GY9bcxDl7QZnwcm8BUcIPhMgCLcBGAsYHQ/s1600/Ozzu%2Bblog%2B8.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: Poppins;"><img border="0" data-original-height="720" data-original-width="1280" height="360" src="https://1.bp.blogspot.com/-bPkeaKgEBGM/XdOr4BcW05I/AAAAAAAAFEc/_v0mFCL37GY9bcxDl7QZnwcm8BUcIPhMgCLcBGAsYHQ/s640/Ozzu%2Bblog%2B8.jpg" width="640" /></span></a></div>
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-zAIswnNZsEQ/XdOnqLXKBqI/AAAAAAAAFEI/PC6odug-cJ8PERsmExfnSMi8q9ZjTzxggCLcBGAsYHQ/s1600/Ozzu%2Bblog%2B6.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: Poppins;"><img border="0" data-original-height="720" data-original-width="1280" height="360" src="https://1.bp.blogspot.com/-zAIswnNZsEQ/XdOnqLXKBqI/AAAAAAAAFEI/PC6odug-cJ8PERsmExfnSMi8q9ZjTzxggCLcBGAsYHQ/s640/Ozzu%2Bblog%2B6.jpg" width="640" /></span></a><span style="font-family: Poppins;"><br />
</span><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-mAYI3Hjc7bs/XdOk7RtO2pI/AAAAAAAAFDw/HfS8RxE_TnwfjUdLW6mO-Svvl-Vb7a-hQCLcBGAsYHQ/s1600/Ozzu%2Bblog%2B1.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: Poppins;"><img border="0" data-original-height="720" data-original-width="1280" height="360" src="https://1.bp.blogspot.com/-mAYI3Hjc7bs/XdOk7RtO2pI/AAAAAAAAFDw/HfS8RxE_TnwfjUdLW6mO-Svvl-Vb7a-hQCLcBGAsYHQ/s640/Ozzu%2Bblog%2B1.jpg" width="640" /></span></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-m0r0JFMcJHc/XdOr8W6tUoI/AAAAAAAAFEg/SodBt0ie2YcvyYsSb-KtLlqR5LM7nAVmwCLcBGAsYHQ/s1600/Ozzu%2Bblog%2B9.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: Poppins;"><img border="0" data-original-height="720" data-original-width="1280" height="360" src="https://1.bp.blogspot.com/-m0r0JFMcJHc/XdOr8W6tUoI/AAAAAAAAFEg/SodBt0ie2YcvyYsSb-KtLlqR5LM7nAVmwCLcBGAsYHQ/s640/Ozzu%2Bblog%2B9.jpg" width="640" /></span></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-OfzWGWDMKs8/XdOk83KUpuI/AAAAAAAAFD0/kd5B_CvjpBAGwhEwnnXjta9jlLCk2lNnQCLcBGAsYHQ/s1600/Ozzu%2Bblog%2B2.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: Poppins;"><img border="0" data-original-height="720" data-original-width="1280" height="360" src="https://1.bp.blogspot.com/-OfzWGWDMKs8/XdOk83KUpuI/AAAAAAAAFD0/kd5B_CvjpBAGwhEwnnXjta9jlLCk2lNnQCLcBGAsYHQ/s640/Ozzu%2Bblog%2B2.jpg" width="640" /></span></a></div>
<br />Galuh Sitompulhttp://www.blogger.com/profile/08529431466357813107noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4244516893103372260.post-51077421987955998592019-11-14T23:09:00.005-08:002020-11-10T21:54:52.366-08:00hari raya yang masuk akal <div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Saya tumbuh dengan mengenal lebaran sebagai the ultimate hari liburan yang menyenangkan. Kembang api, baju baru, ketupat. Oh ya, sepatu baru tentunya. Semua harus baru. The festive day, hari raya! HARI RAYA! Semua harus serba mewah, makanan berlimpah, serba meriah, serba WAH!</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Tapi kemudian saya belajar lagi mengenai filosofi puasa. Bukan ngomongin ibadah, nanti dulu, itu versi advance. Kita mulai dari yang paling basic saja: permainan kontrol diri. Game paling hardcore, paling susah! Dimulai dari menyederhanakan lidah dan selera. Percayalah, apapun yang dimakan pertama saat buka puasa itu rasanya paling enak di dunia! Mau gorengan dari minyak jelantah murah meriah di pinggir jalan, atau bubur sumsum hotel bintang lima, SEMUA PASTI ENAK! Maaf, revisi, semua jadi enak! </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><span face=""verdana" , sans-serif"><b>Lesson no 1:</b> selera itu halusinasi dunia. Tipu muslihat paling biadab. Kalau sudah terlalu kenyang, lalu cari-cari lagi, cari-cari lagi, ingin makan apa, ya? Yang enak apa, ya? Padahal nasi putih aja terasa banget manisnya kalau habis puasa. <b>Karena sesungguhnya, lidah tidak banyak minta jika kita latih dengan puasa. </b></span><br />
<br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<a name='more'></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Lanjut, menahan makan dan haus (jujur rasanya itu yang paling berat), padahal kalau score pahala kita mau ditampilkan secara terbuka seperti score kuis Family 100 di televisi, mungkin jumlahnya sudah banyak berkurang karena hal-hal sederhana yang kadang kita luput; menyalip antrian, membuang sampah sembarangan, pipis tidak disiram, menyumpahi orang dalam hati, mengomentari orang yang bajunya tidak matching dalam hati, memang sih hanya dalam hati,<b> tapi kalau dipikir-pikir, apa perlunya ya kita mikirin orang lain?</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Atau sesederhana membicarakan aib orang yang bahkan belum tentu benar. Semuanya terasa ringan di mulut dan pikiran, tapi coba deh pikir lagi sekali lagi, hidup akan jauh lebih sederhana kalau kita tidak melakukan hal-hal itu. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Atau.. this is my biggest enemy, paling saya takuti, yang paling membuat saya lemah, momok yang paling menakutkan buat saya: MARAH. I can get mad like crazy. Like literally crazy. Beneran. <b>Kalau sudah marah, hancurlah sudah.</b> Saya bisa berbuat hal-hal di luar nalar manusia waras. Beneran kacau. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Ketika kita puasa, maka kita engga boleh marah. KAN BERAT, YA? Tapi ya begitulah.. namanya proses. Kenapa puasanya harus 30 hari? Karena susah, karena manusia butuh berproses, karena tidak ada yang instan, karena setiap hari harus dilatih, dilatih, dilatih, dilatih, dan dilatih. Kenapa engga satu minggu aja? </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Yah.. udah latihan 30 hari aja masih sering gagal.. makanya harus diulang setiap tahun. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Kok gagal? </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Kalau gak gagal, kenapa dong udah latihan nahan hawa nafsu 30 hari pas lebaran malah brutal? Ya makan kebanyakan, ya beli baju kebanyakan, ya buang-buang uang kebanyakan, semua serba kebanyakan. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Maaf, anda failed. Coba lagi tahun depan (kalau masih ada umur). </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">***</span></div>
Galuh Sitompulhttp://www.blogger.com/profile/08529431466357813107noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4244516893103372260.post-16156699293942240042019-11-08T01:39:00.003-08:002022-06-26T19:57:38.665-07:00tiga tahun di serpong lagoon <div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><span face=""verdana" , sans-serif">Well.. sudah hampir tiga tahun sejak beli rumah, saya baru sadar bahwa anggapan banyak orang yang bilang bahwa millenial ga sanggup beli rumah itu salah besar. </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Karena sesungguhnya yang benar adalah: Millenial ga sanggup beli rumah..... </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">yang ada ruang tamunya. Hahahaha *laugh in poverty*</span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Ini beneran, rumah-rumah minimalis yang sekarang banyak dijual, rata-rata ya rumahnya beneran strategis alias deket banget bu kalau mau kemana-mana, ke kamar mandi deket, ke dapur deket. *garing</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;"><span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Satu ruangan beneran multifungsi, ya ruang keluarga, ya ruang tamu, ya ruang leyeh-leyeh. Sekarang saya baru sadar bahwa rumah yang punya ruang tamu itu mewah bener yaa hahaha.. </span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;"><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"></span>
</span><a name='more'></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><span face=""verdana" , sans-serif">Gara-gara postingan soal survey rumah saya banyak di-DM sama orang-orang yang lagi survey mau beli rumah juga. Pertanyaannya mostly serupa: gimana rasanya setelah tinggal di Serpong Lagoon? *lirik marketing* *ga mau endorse gua apa?* </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Kita bahas satu-satu ya, karena aku agak lelah juga kalo harus jawab pertanyaan yang sama berulang-ulang di DM. Hehe..</span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<b><span face=""verdana" , sans-serif">1. Jauh ya? Dari Jakarta? </span></b><br />
<span face=""verdana" , sans-serif">YA IYA BUK. wkwk.. Namanya juga suburb. :D</span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Tiap temen saya (yang tinggal di Jakarta) main ke rumah, pasti komennya rata-rata sama: Jauh banget, sih, Luh. Hahaha.. RASAKAN! :D </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Buat perbandingan, kalo dari Lagoon mau ke Monas jaraknya 40 km haha.. pertama kali survey ke Lagoon juga saya ngerasanya ebuset jauh banget! Apalagi pake mobil kan, makin berasa jauhnya karena kena macet dsb. Tapi lama-kelamaan jadi biasa aja haha.. Apalagi pas udah hapal jadwal kereta, udah tau kereta yang kosong jam berapa, dll.</span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Total waktu tempuh saya dari kantor saya (di SCBD) ke rumah di Lagoon adalah 1 jam 15 menit. Itu udah include nunggu gojek buat angkut saya dari kantor ke stasiun Palmerah (kurleb 15 menit sama jalan kakinya dan kadang nyangkut di tukang jajanan dulu), lalu naik kereta 30 menit, lalu sampe deh ke stasiun (bisa Serpong/Rawa Buntu), perjalanan dari stasiun ke rumah, sekitar 10-15 menit. Total 60 menit aku sudah di rumah kok, tanpa macet-macetan, ya maksimal 1 jam 15 menit. Ga perlu bayar bensin mahal, cukup bayar Rp. 3.000 aja, jam 7 malam aku sudah bisa unyel-unyelan sama anak di rumah. </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Life's good! :D</span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><b><br /></b>
<b>2. Akses keluar bagaimana?</b></span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif">Kalau kamu mau jadi anak kereta, jarak paling dekat itu ke Stasiun Serpong. Tapi perlu diketahui, Stasiun Serpong itu sebelahan sama pasar. Jadi kalau lagi pagi-pagi tu emang chaos banget sih di situ. Ya pasar, ya palang kereta kalo lagi nutup, plus angkotnya kalo ngetem juara banget, ga kira-kira ngalangin satu jalur wkwk.. akses lebih enak memang ke Stasiun Rawa Buntu, tapi... kalo di Rawa Buntu ga ada kereta yang start dari Rawa Buntu. Jadi kalau kamu naik dari Rawa Buntu jangan ngarep dapet duduk, kecuali kalo emang lagi beruntung.</span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Ada 4 titik keberangkatan KRL Tangsel: Rangkasbitung, Maja, Parung Panjang dan Serpong. Rangkasbitung (titik paling jauh), ini kereta amsyong banget, penuh naudzubillah, kalo Parung Panjang masih makes sense sih penuhnya. Dan yang terakhir Serpong, ini kereta inceran saya tiap pagi. Karena keretanya berangkat dari Serpong, jadi keretanya masih kosong, aku bisa duduk dan bobok cantik sampe Palmerah. </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Ke pintu tol arah Jakarta jaraknya sekitar 20 menit juga. Kalau mau bergaul, mall terdekat bisa ke AEON mall (20 menit by car), atau Qbic (25 menit by car) atau The Breeze dan Teras Kota Mall, sekitar 20 menit juga. Kalo aku pribadi paling demen nongkrong di Pasar Modern BSD (Pasmod), jaraknya sekitar 20 menit dari Lagoon, selain buat belanja sayur dan daging, juga ada KOPI ROSSO CINTAQUE dan dekat situ juga ada KOPI TUKU -- MY LOVE OF MY LIFE. </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: Poppins;">3. Airnya gimana? </span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><span face=""verdana" , sans-serif">Di Serpong Lagoon, airnya dikelola sendiri oleh estate management jadi bukan dari PAM. Sebulan yang saya bayar ga tentu, tapi biasanya berkisar antara 50-60 ribu rupiah. Selama saya tinggal di sana, saya baru sekali bermasalah dengan air. Pada suatu hari, tiba-tiba saja mbak di rumah ngabarin bahwa airnya hitam dan bau amis. Eww.. Tapi masalah ini diselesaikan dengan cepat oleh pihak WTP sih. Oh ya pernah juga sekali karena sedang maintenance, air jadi ga bisa keluar selama beberapa jam. </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Tapi entah kenapa ada beberapa rumah yang kayanya sering banget bermasalah dengan air. Mostly permasalahannya air yang keluar tidak jernih dan berbau. Untuk case yang ini sejujurnya saya juga agak bingung sih, kenapa ada rumah yang airnya jernih ada yang engga. Tapi konon beberapa ibu-ibu di whatsapp group bilang kalo rumah di yang paling ujung biasanya yang paling sering bermasalah sama air. </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: Poppins;">2. Aman? </span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><span face=""verdana" , sans-serif">Saya pernah naro duit Rp. 100.000,- di kursi teras semaleman dan alhamdulillah masih utuh. Pernah juga suami pulang lalu naro tasnya di kursi teras dan baru sadar paginya. Atau tidur dalam keadaan pintu rumah tidak terkunci semalaman. Alhamdulillah sih, aman. Tapi.... baru aja kejadian dua minggu lalu di cluster sebelah (cluster Lotus) kemalingan. Yang diincer barang-barang yang disimpan di teras; sepeda, burung (burung tuh mahal juga ya ternyata), sepatu dll. Kebetulan di cluster Lotus ini memang lagi ada pembangunan perluasan area gitu, dan jadi ada akses masuk yang terbuka ke kampung sebelah. Jadi orang bisa bebas tuh bisa masuk ga lewat security gate.</span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<b><span face=""verdana" , sans-serif">3. Konstruksi bangunan gimana? </span></b><br />
<span face=""verdana" , sans-serif">So far saya belum ada masalah bocor sih. Ada bagian yang bocor di dapur belakang, tapi itu emang saya renov sendiri, jadi yang bermasalah kayanya kang bangunan yang renov rumah saya ini. Cuma emang dari awal ada beberapa bagian tembok ada yang lembab gitu jadi kaya bocel-bocel dan retak-retak tipis gitu temboknya. Saya juga ga paham sih ini kenapa.</span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<b><span face=""verdana" , sans-serif">4. Banjir? </span></b><br />
<span face=""verdana" , sans-serif">Pernah. Sekali selama tiga tahun dan hari itu kalau nggak salah memang lagi musin hujan. Entah kenapa sungai Cisadane naik tinggi banget dan si air di danau ikutan naik. Banjirnya di jalan perumahan aja sih, pendek, engga sampe bikin mobil mogok. Selesai hujan, pihak estate juga langsung gercep bersihin jalan perumahan dan nyedot air yang masih ngegenang di jalan. </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<b><span face=""verdana" , sans-serif">5. Keluhan lain? </span></b><br />
<span face=""verdana" , sans-serif">Kadang (sore-sore), biasanya suka ada bau sampah tertiup angin sepoi-sepoi yang kecium sampe ke Lagoon. Katanya sih di deket Lagoon emang ada TPS yang saya juga ga tau letaknya dimana. Masalah bau sampah ini juga ternyata sampe juga ke perumahan the Icon. </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Lalu.. ok.. ini mungkin agak sensitif ya, tapi sebagai ibu baru yang punya bayi, jujur saya agak keganggu sama speaker masjid kampung sebelah yang kenceng banget. Kalau cuma adzan doang sih santai ya, lah ini tiap sabtu atau minggu pagi-pagi mereka kaya pengajian gitu dan pake speaker luar yang kualitas soundnya you know lah ya ga perlu aku jelaskan dengan detail, kan? </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Mending lagi kalau cuma pengajian, kadang mereka nyanyi (lagu-lagu Islam gitu) dan suaranya tuh uhm.. GA MERDU GAES :') atau NGOBROL juga kedengeran, kaya masih on gitu mic nya. Hadeuh. Mau protes tapi kok takut kaya kasus <a href="https://regional.kompas.com/read/2018/08/23/15053451/kronologi-kasus-meiliana-yang-dipenjara-karena-keluhkan-pengeras-suara-azan">Meilana</a>, mau ga protes tapi ya puyeng juga dengernya. Jadi ya udah, paling aku sih tutup pintu aja lumayan buat meredam noise. (FYI, aku muslim juga kok, kebayang ga sih aku aja yang muslim keganggu ya, apalagi yang non, pasti uda kesel banget dengernya hehehe..</span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Lalu.. ada juga tetangga yang pernah NEMU ULAR di halaman depannya. Ini horror banget sih, semoga ga kejadian di rumah gue. Tapi yaa namanya perumahan baru (yang konon dulunya ini rawa) ada aja binatang yang aneh-aneh, ya ular lah, ya musang lah, IYAAA MUSAAANG, biawak (kan ada danau) wkwkw.. Seru, ya? :)) </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span><b><span face=""verdana" , sans-serif">6. Kelebihan lain? </span></b><br />
<span face=""verdana" , sans-serif">Banyak ibu-ibu yang suka masak di rumahnya dan pada buka PO di whats app group hahaha HOME MADE FOOD FTW! Free dianterin punnn.. tinggal japri aja pesen, duduk manis lalu bayar. </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">So far yang paling seneng itu kerasanya kalo sore-sore wiken ngajak jalan-jalan anak keliling komplek di sepeda sambil nyuapin makan. Sambil main ke playground atau main ke sports club. Suka jadi inget, kalo dulu jadi ambil rumah di area Jagakarsa yang padettt dett dett penghuni banget, kayanya saya ga akan berani ngebiarin anak main di jalan kaya gini. Kalo punya anak, menurut saya tempat ini lumayan ideal sih. </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Anak bisa bebas main di jalan atau di playground, udaranya juga masih oke laah, kadang kalo malem suka turun kabut gitu dan kerasa dingin. Masih ada hawa-hawa Bogor. :D Terus ya penghuninya rata-rata tipikal pasangan muda yang sama-sama jadi pejuang KPR (<strike>ada juga yang tajir sih belinya cash LOL)</strike>, anak semacam baru satu atau dua, jadi kalau curhat nyambung, dengan tema: mau renov ga punya duit, mau naikin SHM kok mahal banget notarisnya, anak mau masuk sekolah deg-degan liat harganya, hahaha.. Pokonya banyak teman senasib. :D</span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Tau kan pepatah yang bilang "It takes a village to raise a child?" Saya sih lebih pilih saya aja yang ngalah commute jauh ke kantor daripada rumah di Jakarta, tapi anak saya ga bisa explore lingkungan rumahnya dengan leluasa. Ninggalin anak juga lebih tenang karena udah tau lingkungan dan tetangga-tetangganya. </span><span face=""verdana" , sans-serif">Jadi gimana? Ada yang mau jadi tetangga? DM saya dulu, ya, siapa tau saya bisa dapat komisi dari marketing!* Hahahaha.. </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<br />
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-size: xx-small;">*Ini serius gaes, aku ga becanda. </span><br /></span>
<br /></div>
Galuh Sitompulhttp://www.blogger.com/profile/08529431466357813107noreply@blogger.com33tag:blogger.com,1999:blog-4244516893103372260.post-23680300434252351522019-11-07T02:09:00.001-08:002020-11-12T17:11:32.311-08:00lho, hijabnya kemana? ada kok, cuma lihatnya harus pakai kacamata 3D <div style="text-align: justify;">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-y2CUskbhvK0/XcTTQgyxaqI/AAAAAAAAFDU/C8J8D1RgCY8KA9_0jAzZQxTHK6Nmyh-DgCLcBGAsYHQ/s1600/hockey.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="717" data-original-width="1083" height="422" src="https://1.bp.blogspot.com/-y2CUskbhvK0/XcTTQgyxaqI/AAAAAAAAFDU/C8J8D1RgCY8KA9_0jAzZQxTHK6Nmyh-DgCLcBGAsYHQ/s640/hockey.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: Poppins;">Aku kalau lagi main hockey. Masih pakai manset, pakai legging, cause i don't wanna show too much skin. Engga pakai hijab, tapi masih sholat lima waktu, insya Allah. </span></td></tr>
</tbody></table>
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Galuh unhijab? </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><span face=""verdana" , sans-serif"></span><br /><span face=""verdana" , sans-serif"></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">WOW! SATU DUNIA HARUS TAHU! WKWK... </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><span face=""verdana" , sans-serif"></span><br /><span face=""verdana" , sans-serif"></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Dulu saya sempat bingung, waktu artis Rina Nose lepas hijab, satu dunia kayanya rusuh, sibuk ramai-ramai meninggalkan pesan di kolom komentar. Isinya ga jauh-jauh dari: Saya doakan supaya Mbak Rina kembali ke jalan yang benar.. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><span face=""verdana" , sans-serif"></span><br /><span face=""verdana" , sans-serif"></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">LOL mau doain apa mau ngejek sih? </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><span face=""verdana" , sans-serif"></span><br /><span face=""verdana" , sans-serif"></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Sampai kemudian saya mengalaminya sendiri. Hahaha. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><span face=""verdana" , sans-serif"></span><br /><span face=""verdana" , sans-serif"></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"></span></div>
<a name='more'></a><span style="font-family: Poppins;"><span face=""verdana" , sans-serif" style="text-align: justify;">Tahun ini saya kembali jadi atlet. Berawal dari pengen kembali menguruskan badan dan hidup sehat dengan rutin berolahraga (iya aku gendut banget habis lahiran, berat badan mencapai 65 kilogram), eh lalu.. tiba-tiba aku ditawari masuk team DKI untuk pra kualifikasi PON, dengan syarat: turunin BB 5 kilogram. </span><br />
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><span face=""verdana" , sans-serif"></span><br /><span face=""verdana" , sans-serif"></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Challenge accepted. Aku berhasil menghilangkan berat badan sebanyak 6 kilogram. Namun yang akan saya ceritakan di sini bukan itu. Singkat cerita, saya berhasil masuk ke team dan ikut bertanding di Pra Kualifikasi PON Papua 2020. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><span face=""verdana" , sans-serif"></span><br /><span face=""verdana" , sans-serif"></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Nah, for your information, <b>saya ga pakai hijab kalau olahraga. </b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><span face=""verdana" , sans-serif"><b></b></span><br /><span face=""verdana" , sans-serif"><b></b></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Saya merasa ga nyaman olahraga panas-panasan pakai hijab, rasanya sumuk, kepala gatel. Lalu.. karena saya main hockey yang notabene saya harus <i>bending</i> membungkuk, rasanya ribet kagok gimana gitu kalau pake hijab. Dan lagi.. saya merasa lucu, pake hijab, tapi roknya ketat, legging ketat, pantat nyetak, pinggul terpampang nyata, kok rasanya malah lebih menarik perhatian? Bukankah filosofi hijab itu sendiri adalah to cover, making barrier supaya tidak tersentuh, tidak menarik perhatian? Ya iya bener, tapi tentunya keputusan aku melepas hijab ketika olahraga ini jelas salah ya, genks. Yang benar? Ya olahraga silakan, tapi pakai celana gombrong yang tidak ketat, tapi aku belum sampai ke level itu gaes, mohon maaf sekali. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><span face=""verdana" , sans-serif"></span><br /><span face=""verdana" , sans-serif"></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Issue ini sudah pernah saya sampaikan juga ke suami saya waktu saya belum pakai hijab. "Aku tuh pengen pake jilbab, tapi kok ga enak yah olahraga kalau pake jilbab tuh, apalagi main hockey, kaya kagok gimana gitu, aku malah jadi ribet sama jilbab sendiri." </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><span face=""verdana" , sans-serif"></span><br /><span face=""verdana" , sans-serif"></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Jawaban suami saya waktu itu? "Udalah pake aja dulu yang penting, daripada engga sama sekali." </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><span face=""verdana" , sans-serif"></span><br /><span face=""verdana" , sans-serif"></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Problem ends. Discussion finished. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Sampai kemudian saya mendapat beberapa komentar selepas beberapa teman saya melihat foto saya tanpa hijab di media sosial. Komentarnya lucu-lucu. Salah satunya..</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><b>Komentar: Makanya, kalau mau menang, hijabnya dipake.. </b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Respon aku: Masa sih? Kok yang menang olympic kemaren team Argentina? Bukan dari Arab? Padahal team Argentina ga ada lho yang pake hijab? </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><b>Komentar: Lho.. hijabnya kemana? </b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Respon aku: Ada kok ini dipake, tapi liatnya harus pake kacamata 3D </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Kenapa aku jawab seenak jidat? Soalnya mereka juga nanya kok seenak jidat? Aku baru tahu lho karena ternyata orang bisa se-concern itu sama hijab orang lain? And i am not even a celebrity wkwk.. cuma perempuan biasa yang ga bisa pake hijab kalo olahraga, sementara profesi aku atlet. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Yang mengejutkan, teman-teman aku yang udah hijrah dari duluuu sekali, yang gaya hidupnya sudah 80% referring to sunnah-bahkan ada satu yang pakai cadar- malah engga komen apa-apa. Mereka malah dm, ngasi selamat dan mengucapkan semangat, engga ada satu pun komentar soal hijab yang keluar dari mulut mereka. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><span face=""verdana" , sans-serif"></span><br /><span face=""verdana" , sans-serif"></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Padahal saya tahu banget, tipikal orang-orang ini sudah jelas keimanannya di atas level saya. Yang tipikal tidak mau posting foto muka di medsos, yang sering posting isi kajian atau hadist, justru malah engga komen sama sekali. Dan kalau mereka menegur un-hijab saya, mungkin instead of balik ngoceh, saya akan malu sekali sama mereka. Kok yang banyak komen kayanya orang-orang yang hijrahnya nanggung.. cem aku gini kali ya? wkwk... </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><span face=""verdana" , sans-serif"></span><br /><span face=""verdana" , sans-serif"></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">But you know, hijrah is overrated anyway.. and i am not here to judge just like what they did to me.. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><span face=""verdana" , sans-serif"></span><br /><span face=""verdana" , sans-serif"></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Jadi keingat sisa pertandingan kemarin yang membekas banget di kepala saya. Ada satu atlet yang kerjanya mengomentari teman setim, rajin mengoreksi kesalahan yang dibuat orang lain. Di lapangan, saat pertandingan, permainannya sendiri malah kacau, banyak kesalahan individu yang dibuat. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Lalu salah satu coach menegur dia, "Daripada kamu bacot, mending kamu introspeksi diri." </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Seperti merasa tertampar juga, karena aku anaknya juga bacot. :D </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Lantas, gimana kalau aku ingin mengingatkan teman setim karena dia sering melakukan kesalahan?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Daripada capek-capek ngingetin orang lain, lebih baik kamu urus dulu diri kamu sendiri. Ketika kamu main bagus di lapangan, orang lain akan termotivasi, orang lain akan malu sendiri, orang lain akan mencontoh dan terinspirasi, dan itu sudah sangat lebih dari cukup. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Itu sudah. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="text-align: center;"><span style="font-family: Poppins;"><br /></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="text-align: center;"><span style="font-family: Poppins;">***</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Galuh Sitompulhttp://www.blogger.com/profile/08529431466357813107noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4244516893103372260.post-3201124865476136232019-07-03T22:23:00.002-07:002020-11-10T21:26:26.821-08:00things i wish people would've told me before i got married <div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-4awDJ7LqmHA/XR2ipAlxZsI/AAAAAAAAFCo/a2wlQlOwouAnGkLQKgyGGT7jIGbtpeQJwCLcBGAs/s1600/blog9.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="427" data-original-width="640" height="426" src="https://1.bp.blogspot.com/-4awDJ7LqmHA/XR2ipAlxZsI/AAAAAAAAFCo/a2wlQlOwouAnGkLQKgyGGT7jIGbtpeQJwCLcBGAs/s640/blog9.jpg" width="640" /></a></div>
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span style="font-family: Poppins;"><span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif">Udah lama banget ga nulis blog. Pingin nulis, tapi nulis apa? Ya udah ini aja. </span><br />
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif"><span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Setelah tiga tahun menikah, dengan segala ups and downs nya, saya jadi kepikiran pengen nulis tentang kehidupan pernikahan. The dirty laundry about being in a marriage. Seingat saya, setiap saya baca artikel tentang pernikahan, yang disebut pertama adalah rata-rata bahwa pernikahan itu menyempurnakan ibadah. Kita semua tahu, hampir semua orang selalu senang dengan sesuatu yang diiming-imingi pahala. </span></span><br />
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif"><span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Yang mungkin jarang dibahas, <i>helawwww you gaes</i>, ibadah itu ga gampang hahahh.. ibadah itu somehow melelahkan.. surga itu jauuhhh dan berliku-liku. Jangan seneng dulu.. </span></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;"><span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif"><span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span></span></span></div><div style="text-align: justify;"><a name='more'></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif">Di tahun kedua saya menikah, saya ingat saya datang ke sebuah kajian. Di situ, Pak Ustad bilang sesuatu yang langsung terekam di otak saya. Katanya gini, </span><br />
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif"><span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">"Kalau mau sholat, kan kita belajar dulu ilmu sholat. Kita pelajari gerakannya, kita hapalkan surat-suratnya, step-stepnya apa saja, mulai dari berniat, wudhu, dst, baru kita bisa sholat. Kalau mau ibadah haji, kita juga belajar dulu ilmunya, kita ikut manasik haji dll. Lalu mau kawin? Modal mahar sama bismillah doang?"</span></span><br />
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif"><span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Kurang banyak modalnya, bro. </span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif">Yang harus kita pelajari pertama? Ya adabnya. Adab pernikahan. Adab jadi istri itu gimana? Adab jadi suami itu gimana? dll. Di situ aku kaya "DEG" gitu. Waktu jaman single dulu, sering ngimpi pengen jadi istri orang, orang sholeh, cakep, tajir dll. Lalu galau, kok jodoh aku ga dateng-dateng? Lalu naek gunung karena galau. Terus selalu denger nasihat "Perbaiki diri aja dulu". Oke Baique! </span><br />
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif"><span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Lalu aku dandan lebih cakep, beli sepatu tiga, beli skin care yang lebih mahal, beli baju yang lebih kekinian, pokonya semua harus lebih baik. Padahal seharusnya yang gua lakukan pertama kalo pengen kawin ya belajar adab dan latihan untuk jadi istri (and step selanjutnya adab jadi ibu). That's why aku sama sekali tidak menganjurkan nikah muda. </span></span><br />
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif"><span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Jaman Rasul dulu, perempuan dan laki-laki dari kecil sudah dididik adab untuk jadi istri dan suami yang baik. Mereka uda sering dicekokin mana hak, mana kewajiban, atau apa norma dan etika dalam sebuah kehidupan pernikahan. Maka ga aneh kalo masi muda uda banyak yang nikah, secara mental udah siap karena udah banyak belajar adab pernikahan. </span></span><br />
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif"><span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Tapi di sini kan engga begitu culturenya, ya? Cuma karena uda punya kerjaan tetap, banyak orang merasa langsung siap kawin. </span><span face=""verdana" , sans-serif">Padahal mental belum siap untuk berkompromi hidup satu atap sama orang lain (yang bisa jadi ternyata menyebalkan), belum lagi kalo dikasi rejeki dititipin anak yang tanggungjawabnya luar biasa besar. Bisa bubar jalan. </span></span><br />
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif"><span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Atau alasan paling ga bermartabat: takut zina. </span></span><br />
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif"><span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Tong, ga ada alasan yang lebih mulia apa? </span></span><br />
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif"><span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Untuk orang-orang yang demikian aku pikir sebaiknya bukan dikawinin, tapi diiket ke pohon, ditabokin sambil diteriakin, "SADAAARRR WOYYY SADAAR!" </span></span><br />
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif"><span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Banyak banget kok cara biar ga zina. Kamu bisa ikut les karate, wall climbing, kamu bisa daki 7 summits, go on a road trip, solo travelling, ambil les drum, ikut zumba depan Indomaret, ambil diving license, bantu emak lo nyuci piring, push up 100X ampe lemes, lanjut squat jump, bantu korban banjir, korban gempa, korban tsunami. Coy, serius, banyak banget loh kegiatan yang bisa dilakuin selama kamu single instead cuma TAKUT ZINA. Go out, explore! </span></span><br />
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif"><span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Faktanya, selama satu hari (24 jam), bagian ena-ena itu paling lama juga 30 menit. Udah gitu ya kelar, kecuali lu pake viagra. Sisanya, sebanyak 23 jam 30 menit itu kegiatannya ya tidur, adu bacot, makan, abis itu tunjuk-tunjukan siapa yang giliran cuci piring, peluk-pelukan paling lima menit, abis itu tangan keram atau gerah, terus main hp sendiri-sendiri, ga saling ngomong satu jam. </span></span><br />
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif"><span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Jadi kalo masalahnya cuma takut zina, seriusan deh, kelen tu mendowngrade makna sebuah pernikahan. Last option: kawin kontrak di Puncak atau mungkin kamu harus dirukiyah. </span></span><br />
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif"><br /></span>
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif">Anyway, so here's my list, yang menurut aku, i would loveeee to read this before i am getting married. </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><b><span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif">Semua orang akan menjadi asshole pada waktunya. So chill. CHILL..</span></b><br />
<b><span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif"><br /></span></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;">Sebaik-baiknya pasanganmu, sesoleh-solehnya suami atau istri kamu, percayalah dia akan menjadi asshole pada suatu waktu. Perkaranya bisa apa aja, mulai dari hal besar, sampe hal retjeh yang kemudian kalo dikumpul-kumpul uda kaya bukit Bantar Gebang. Lalu DUAARRR, it will explode one day! Sampah semua! Oh dan ini berlaku sebaliknya, ya. Bisa juga kamu yang asshole. Coz basically, everybody is an asshole. It's all about time. :D </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;">Hidup berdua bertaun-taun satu rumah, ga mungkin kalo sifat buruk yang selama ini tersembunyi ga keluar. 100% aku yakin pasti keluar. Yang dulu romantis, lama-lama enggak. Yang dulu sayang banget, lama-lama sebel liat mukanya. Yang dulunya kaya ga pernah kentut, kok ternyata kentutnya bau banget, malah kadang eek ga diflush, terus kita liat. OMG. It happened. Nah, oleh karena itu kita harus cari solusi dari masalah ini, solusinya bisa apa saja, asal jangan CARI ORANG KETIGA. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif">Karena.. balik lagi ke judul tadi; semua orang akan asshole pada waktunya. Jadi (ini case yang sering aku liat ya), ketika sepasang suami-istri merasa jenuh dengan pernikahannya, lalu mereka atau salah satunya, kesambit sama orang ketiga. Lalu merasa si orang ketiga ini lebih oke, lebih menarik, lebih nyaman dsb. Lalu dia ingin cerai dari pasangannya dan menikah dengan si orang ketiga. Lalu akhirnya dia nikah dengan orang ketiga, and as time goes by.. balik lagi ke fase awal. Eh kok ni orang asshole juga, ya? Eh kok sama aja, ya? Ya mamam.. </span><br />
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif"><span face=""verdana" , sans-serif"><i><br /></i></span>
<span face=""verdana" , sans-serif"><i>Hidup ini cuma repetisi aja kok, sodara-sodara :)</i></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif">So intinya, (kalau aku) sih ya, selama pasangan ga melanggar hal-hal yang prinsip buat aku, semua masalah HARUS BISA selesai. Oh and remember, jangan pernah curhat soal kelemahan pasangan kamu ke teman lawan jenis, karena itu akan membuka celah untuk selingkuh. Hmm ke yang sejenis juga sebenarnya ga usah sih, tapi ya kalo udah ga tahan banget pengen curhat, ya kudu extra selektif untuk pilih teman curhat. </span><br />
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif"><span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Paling aman sih kalo mau curhat soal kelemahan pasangan ya ke ibunya sendiri, atau kakaknya, pokoknya ke keluarganya deh, yang uda lebih tau juga soal sifat pasangan kita. So instead of ujung-ujungnya malah jadi ghibah.. curhat ke keluarga sih mustinya lebih bisa datengin solusi buat kedua belah pihak. </span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif"><b>Jadi ibu, jadi istri, itu pahalanya memang banyak. TAPI CAPEQUE BANGET GILAAK. So chill. CHILL..</b></span><br />
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif"><b><br /></b></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;">Di bulan pertama saya jadi istri orang, saya inget rasanya happy banget karena pas tanggal 25 tiba-tiba dapet transferan gaji suami. HAHAHA.. but it's only a beginning of our long long long journey. Ibarat naik gunung, baru sampe pos 1 atau baru sampe di pintu rimba, belum capek, masih semangat daki, logistik masih banyak, stamina masih prima. Haha.. Enam bulan setelah menikah saya hamil and here comes the drama.. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif">Mulai dari yang saya nangis sesenggukan sendiri di kamar mandi cuma karena perkara dibilang "Ih kamu sekarang gendut, ya bleber.." sama suami. </span><br />
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif"><span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-size: large;">YA MONMAAP NIH CACING TANAH AJA KALO LAGI HAMIL YA GENDUT JUGA, COY!! </span></span><br />
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif"><span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Kok lebay banget, sih? Ya emang, karena selain asshole, percayalah suatu saat semua manusia akan lebay hahaha.. Selain persoalan pregnancy hormones, ya sedih aja gitu gua, dulu perut kenceng, lari kenceng, semua kenceng, sekarang bleber, kan sedih yah kita. *minta dukungan* </span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;">In October 2017, anakku lahir. Dari situ lah perjuangan dimulai. Mulai dari baby blues, nyusuin, MPASI, anak sakit, anak vaksin, anak rewel, anak GTM, oh selain itu.. tentunya suami juga harus dikasih makan, buatin bekal untuk makan siang, sarapan, suami sakit, suami rewel, oh selain itu.. (kalo working mom), bos minta ini, minta itu, bos rewel dll. <span style="font-size: large;">LEZAT! HAHAHAH! </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif">Dulu dengan keadaan gua kerja kantoran dan jadi atlet, hidupku bahkan tak pernah sesibuk sekarang. Padahal dulu rasanya capek banget tiap hari seharian beraktivitas, ya otak, ya otot, digerus semua dari mulai pagi buta. Tapi ya kalo jadi atlet ya enak, ada bayarannya, nominalnya jelas, plus badan sehat. Sekarang? <b>Bayarannya pahala aja ukhti...</b> </span><br />
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif"><span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Plus badan makin rombeng karena ga sempat olahraga. Jangankan naik gunung, disuruh business trip semalem aja mikir banget gimana ini anak gua? suami gua? Waaaww sungguh hidup yang banyak sekali pertimbangan dan yang dipertimbangkan adalah kepentingan orang lain. Sudah siap? =) <span style="font-size: xx-small;">*yang jawab ASHIAAPP gua gampar. </span></span></span><br />
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif"><br /></span>
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif"><b>Banyak-banyak berkaca dan berkontemplasi, saya ini manusia seperti apa?</b> </span><br />
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif"><span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Ada lhoo perempuan-perempuan yang emang senengnya di rumah, mencuci baju, nyetrika, beberes, ngurus anak, memasak untuk suami dan menunggu suami pulang sembari berkebun. (Ideal banget, ya? Ga usah punya ART). Untuk manusia model begini, sejujurnya ku salut, dan manusia model begini pun cocok banget jadi istri dan ibu. Tapi kadang ada aja uda perempuannya baek-baek bener penurut mau diem di rumah, eh suaminya maen gila di luar. Banyak, lho! </span></span><br />
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif"><span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span><span face=""verdana" , sans-serif">Nah, lalu.. ada juga manusia model aku yang <strike>kurang bersyukur</strike> sering ngomel-ngomel, ga suka beberes, ga suka masak, sukanya tidur, nonton film, naik gunung dan menghambur-hamburkan uang. Nah untuk yang model aku begini, harus banyak-banyak dzikir dan kompromi sama suami. Minimal menyesuaikan diri otherwise yaa.. petjah shayyy! </span></span><br />
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif"><span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Setelah berkaca dan menyadari saya ini manusia seperti apa, lalu ya tolong itu dipikir, kira-kira pasangannya bisa ga menyesuaikan diri dan mengisi kekurangan kita? Kalau ga bisa, ya kudu ditambel sendiri, kudu nyesuain sendiri, karena bagaimana pun juga, pernikahan semuanya adalah tentang KOMPROMI. </span></span><br />
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif"><span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Last, for all my sisters out there.. </span></span><br />
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif"><span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif"><b>Sering orang bilang, kalau mau liat prilaku seorang laki-laki, lihatlah cara bagaimana dia memperlakukan ibunya. </b></span></span><br />
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif"><span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">TETOTTTT! WRONG!! </span></span><br />
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif"><span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Yang benar adalah; lihatlah bagaimana ibunya memperlakukan dia. Kalau calon suami kamu terbiasa dididik di rumah dilayani ibunya dengan sepenuh jiwa, disuapin makan, dicebokin, dipijetin, dianter-jemput kalo mau pergi, ga pernah disuruh ngepel, nyapu, nyuci, benerin genteng dll. NISCAYA... ketika dia menikah denganmu, maka dia juga akan meminta kamu berlaku sama seperti ibunya. Yakanhoror.. </span></span><br />
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif"><span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">In my opinion, hampir semua lelaki pada akhirnya akan menganggap istrinya juga sebagai ibunya. Eventually, dia akan buka buruk-buruknya dia, dan berharap kita masih akan cinta sama dia seperti ibunya cinta sama dia. Udah banyak fakta, laki-laki yang di luar kayanya gagah perkasa, di lapangan jago sepak bola, kuat lari marathon, nyetir berjam-jam lintas provinsi, dan lain lain.. percayalah sisterqu, sampe rumah dia akan terisak-isak mencari istrinya dan mengeluarkan seribu satu macam keluhan. Ya masuk angin lah, pegel-pegel lah, pusing lah, laper lah, keseleo lah, asam urat lah, kolesterol naek lah.. endsebreyy endsebrey.. </span></span><br />
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif"><span face=""verdana" , sans-serif"><i><br /></i></span>
<span face=""verdana" , sans-serif"><i>Sagala karasa, kalo kata orang Sunda. </i></span></span><br />
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif"><span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">That's why.. kalo suatu hari nanti aku punya anak laki, aku akan suruh dia nyuci, ngepel, masak, pokoknya semua pekerjaan domestik dia harus bisa. Oh yes, his future wife can thank me later! </span></span><br />
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif"><span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">And last.. beneran ini last.. terakhir.. </span></span><br />
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif"><span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Kalau kamu masih dalam fase pacaran atau taaruf or whatever that name.. jangan ragu untuk bertengkar. Bertengkar, bertengkar dan bertengkar! Lihat bagaimana dia menghadapi marah kamu, emosi kamu, at your worst, lihat juga apakah kamu siap kalau liat dia marah, ngomel, ngamuk dsb. Jangan pernah takut buat ngeliatin kekurangan kita, karena in the end, percayalah semua akan terbongkar sampai yang busuk-busuknya sampe yang geli-gelinya. Lebih baik tahu di awal daripada ketahuan di akhir. </span></span><br />
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif"><span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Sebisa mungkin jangan sampe ada statement model gini keluar: "Ah nyesel gua kawin sama dia." Panjang ni urusan.. </span></span><br />
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif"><span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">atau.. "Kok dia jadi beda sih sama waktu pacaran dulu?" </span></span><br />
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif"><span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Pacaran tu ibarat brosur jualan rumah yang masih pake gambar 3D. Indah banget, iya! Rumputnya hejo, awannya biru. Aslinya mah ya ga begitu, rumputnya juga kadang ga ijo tapi butek, kadang malah botak. </span></span><br />
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif"><span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Dan terakhir.. (iyeee ah beneran).. terakhir.. </span></span><br />
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif"><span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Kunci pernikahan yang long lasting dan harmonis itu ternyata bukan cinta. </span></span><br />
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif"><span face=""verdana" , sans-serif"><b><br /></b></span>
<span face=""verdana" , sans-serif"><b>TAPI SABAR. </b></span></span><br />
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif"><span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Udah, gitu. </span><span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span></span><br />
<span face="Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif"><span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">***</span></span></span></div>
Galuh Sitompulhttp://www.blogger.com/profile/08529431466357813107noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-4244516893103372260.post-88424627368020256302018-10-30T23:46:00.005-07:002020-11-10T21:58:17.739-08:00#livingwithOzzu: ternyata bayi baru lucu setelah dua bulan <div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-4Kaa7OS2yCU/W9lOrQFhwnI/AAAAAAAAFAw/kKp-9qG58NEmNrzoxhSFgmqx0gaognUHgCLcBGAs/s1600/Ozzu.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="683" data-original-width="1024" height="426" src="https://1.bp.blogspot.com/-4Kaa7OS2yCU/W9lOrQFhwnI/AAAAAAAAFAw/kKp-9qG58NEmNrzoxhSFgmqx0gaognUHgCLcBGAs/s640/Ozzu.jpg" width="640" /></a></div>
<span face=""verdana" , sans-serif"><i><br /></i></span><span style="font-family: Poppins;"><i>Prologue: ini late post yang ditulis waktu cuti melahirkan habis, entah kenapa malah ngendon di draft ya? </i><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">*</span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif">Tiga bulan yang terasa sangat singkat, dan sekarang cuti sudah habis. </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><span face=""verdana" , sans-serif">2017 adalah tahun yang sangat memorable buat saya. Tentunya highlight di tahun 2017 kemarin adalah kelahiran anakku, what? aku punya anak??? Kadang masih berasa surreal, kabur, ga percaya, apakah ini benar terjadi? I am a mother? What??? Kadang masih suka bertanya-tanya, ya Allah apa benar kamu percaya aku bisa jadi seorang ibu? Bener, nih? Ga salah? Atau ada malaikat dari departemen distribusi bayi yang salah input nama calon ibu di recipient list mereka? </span><br />
<br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<a name='more'></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Terus terang, sebagai seorang perempuan, saya ngerasa naluri keibuan saya minus banget, kayanya saya lebih punya naluri ke-tante-tantean.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Iya. macem tante yang kalau liat ponakan: </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">"Ihh lucu ya kamu.."</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Ok gendong deh.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Eh nangis. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Boker apa ni anak? </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Apa pengen nyusu ya?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Kencing apa ya?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Ok, ni anaknya gue kembaliin lagi, ya! Ok thanks bye! </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">But then Ozzu came along.. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><b>Kapan kamu ngerasa sayang sama anakmu sendiri? </b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">"Ketika dia gue peluk pertama kalinya pas lahiran.." kata seorang teman. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">"Ketika gue merasakan tendangan pertamanya di perut gue," kata yang lainnya. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Yang lebih ekstrim.. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">"Ketika gue ngeliat test pack gue positive.." </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><span face=""verdana" , sans-serif">atau..</span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">"Pas liat anak gue lahir, boro-boro sayang, yang ada gue sebel kok item banget anak gw, mirip bapaknya, mana nangis mulu. Tapi pas udah tiga bulan, kok ni anak jadi lucu, gue sayang deh.." ---> nah yang ini gue banget lebih makes sense, i am so gonna best friend her! π</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Ketika Ozzu untuk pertama kalinya ditaruh di dada saya, yang pertama saya lihat ada belek di matanya. Iya, ada belek gitu, ijo, ganggu banget. Abis itu saya liat mukanya, kok engga mirip saya, damn. Lalu dia menyusu untuk pertama kalinya, dan saya langsung ingat salah satu adegan di tayangan Nat Geo tentang bayi panda yang sedang menyusu juga. Asli, ga penting. Ga ada tuh adegan nangis bersimbah air mata sambil mencium kening si bayi kaya di iklan susu. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><span face=""verdana" , sans-serif">The first two weeks after labour was the hardest. Kerjaannya si bayi cuma nangis, ee, nyusu, bobo and bye. Dan aku tentunya sebagai ibu baru yang keliyengan karena kurang tidur, kerjannya ya marah-marah dan uring-uringan. Mana jaitan masi suka nyut-nyutan. Tapi beberapa minggu kemudian we get along. Saya mulai hapal kebiasannya. Kalo nangis sambil angkat kaki berarti dia harus dipukpuk punggungnya karena ada angin di perutnya. Kalo udah disusuin masi nangis juga berarti ada ee di popoknya. Begitulah. And guess what?</span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">IT WAS SO MUCH FUN!</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">ONE OF MA HAPPIEST MOMENTS!</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">AKU MAU DEH HAMIL LAGI!</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">#EHHH </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><span face=""verdana" , sans-serif">Hahaaa serius deh. Kangen banget masa-masa berdua doang sama Ozzu. Yang satu nangis lapar, yang satu nangis stress. And after two months, dia makin lucu. Udah mulai bisa ngomong balik kalau diajak ngobrol, meski suara yang keluar dari mulutnya ga jelas juga apaan tau. Udah bisa senyum. Udah bisa ketawa tergelak-gelak gitu. OMG Ozzu, when did you get so cute? I love you so damn much! </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Dan saya baru tahu, kelelahan terbesar jadi seorang ibu ternyata bukan dua minggu pertama setelah melahirkan, tapi ternyata...<b> </b></span><span face=""verdana" , sans-serif" style="font-weight: bold;">y</span><span face=""verdana" , sans-serif"><b>ou'll be always worried for the rest of your life. </b><strike>terutama pas kudu bayarin sekolah dan dia minta beliin gadget yang mahal. </strike></span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">The moment Ozzu was born, I worried until i heard her first cry. When she's asleep, I'd worry if she would stop breathing. When she began to crawl, i worried about what she would knock her head on. When she began to walk, I worried about whether she would fall. And i don't know, perhaps, the worrying doesn't stop there, the worry never seems to end. </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Apalagi pas cuti sudah habis, untuk ibu bekerja, in my case, tiap pulang kerja saya selalu sprint terburu-buru lari ngejer kereta demi bisa cepat pulang. Hari pertama kerja? Jangan ditanya. Resah dan gelisah cem remaja putus cinta. Hahaha. </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">And can you imagine 25 years later? Anak yang kita sayang-sayang dari kecil, kita kasi makan, kita sekolahin, lalu dia naik gunung, lalu badai di atas gunung, lalu terjebak di atas dan hampir kena hipo. Lalu dia dengan entengnya bilang, "Mak, kemaren aku hampir mati loh di atas gunung hahaha seru banget, Mak!" </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Pengen gampar ga sih anak kaya gitu? </span><br />
<br />
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-size: xx-small;">Iya, itu gue, btw. </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span><span face=""verdana" , sans-serif">**</span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Anyway, demikianlah cerita 3 bulan #livingwithOzzu. Berkaca dari pengalaman, sebaiknya kalau mau cuti melahirkan dipepet-pepetin aja ke waktu lahiran. Kemarin saya baru cuti pas udah masuk 39 week dan tiga hari kemudian saya melahirkan. Teman saya ambil cuti dari 36 week, alhasil, cutinya sudah habis 1.5 bulan sebelum anaknya lahir. Kan sayang banget? Belom lucu udah harus masuk kerja. :))</span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Sementara percayalah bayi itu mulai lucu pas udah dua bulan. Sebelum itu lumayan lucu juga sih, tapi banyakan reseknya (baca: nangis, ngamuk, begadang). Apalagi kalau kena baby blues, wah, makin kacau dunia peribuan.</span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Untuk ribuan hari ke depan jika Allah izinkan, yang akan kita isi dengan seribu macam kekhawatiran, <i>aku padamu, Ibu.. i really do. </i></span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">***</span></span></div>
Galuh Sitompulhttp://www.blogger.com/profile/08529431466357813107noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-4244516893103372260.post-82622758525328083692018-10-10T22:30:00.001-07:002020-11-12T17:12:43.291-08:00tentang charlie hebdo dan khabib nurmagomedov: tidak ada seorang pun yang berhak untuk marah<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-aw_2C06Gzt8/W77pQHqnakI/AAAAAAAAFAk/4sMv6gcpIoM275rQLHQBOpFdhRcFpOKBwCLcBGAs/s1600/DO%2BWE%2BREALLY%2BDESERVETO%2BBE%2BMAD_.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="768" data-original-width="1024" height="480" src="https://3.bp.blogspot.com/-aw_2C06Gzt8/W77pQHqnakI/AAAAAAAAFAk/4sMv6gcpIoM275rQLHQBOpFdhRcFpOKBwCLcBGAs/s640/DO%2BWE%2BREALLY%2BDESERVETO%2BBE%2BMAD_.jpg" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Paris, 7 Januari 2015 gempar. Kantor sebuah majalah satire bernama Charlie Hebdo diserang dua penembak brutal. 12 orang meninggal dalam kejadian itu, apa pasal? Majalah Charlie Hebdo adalah majalah kontroversial yang kerap memuat kartun-kartun satir, laporan, polemik hingga lelucon. Media tersebut dikenal anti-agama dan sayap kiri. Terhitung sejak diterbitkan perdana di tahun 1969, entah sudah berapa kali Charlie Hebdo memasang kartun Nabi Muhammad sebagai covernya. Tak hanya Islam, tim redaksi Charlie Hebdo juga pernah mengejek Paus dan skandal seks di gereja. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><span face=""verdana" , sans-serif">Sesaat setelah berita penembakan ini naik di berbagai media sosial. Aku termasuk yang mengamininya. Meski sebagian besar orang menentang tegas penembakan itu dengan memasang tagar #JeSuisCharlie (yang artinya I am Charlie), aku tidak sedikitpun ingin menyalahkan si penembak. Alasannya? Pertama, well.. sebenarnya aku pun tidak bisa dikategorikan muslimah yang taat, tapi realitanya, Charlie Hebdo sangat keterlaluan dan luar biasa menyebalkan. Kedua, sedari dulu, aku tidak pernah paham (baca: tidak setuju) dengan konsep Kebebasan Berekspresi. Konsep ini cenderung bias dan karena ehm.. aku adalah Sartre groupie (untuk pemahaman mengenai teori kebebasan Sartre, silakan gunakan Google). </span><br />
<br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<a name='more'></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Satu minggu setelah penembakan, 13 Januari 2015, Charlie Hebdo kembali terbit. Covernya memajang karikatur Nabi Muhammad yang digambarkan sedang menangis terpampang di halaman depan lengkap dengan tulisan Je Suis Charlie sekaligus caption bertuliskan, "Semua dimaafkan." Ketika aku membuka laman berita di kantorku pagi itu, tiba-tiba saja aku ingin tertawa. Pengacara Charlie Hebdo, Richard Malka menyatakan dengan lugas, "Kami tidak akan berhenti menghujat, itu adalah hak kami!" </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">*</span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Nevada, 7 Oktober 2018. Hanya beberapa menit setelah wasit menyatakan Khabib Nurmagomedov menang dari Connor McGregor pada sebuah laga perebutan juara kelas ringan UFC 229, Khabib melemparkan gum shieldnya dengan kasar dan melompati pagar oktagon dengan satu loncatan yang emosional. Semua orang terhenyak. Khabib baru saja bertarung empat ronde dengan McGregor, kita semua bisa tahu dia lelah. Tapi amarah selalu punya jalan untuk melahirkan energinya sendiri. Targetnya adalah Dillon Danis, salah satu anggota tim pelatih McGregor yang ada di kursi penonton. T-Mobil Arena ricuh, semua penonton berteriak. Di luar oktagon, warga sipil, perempuan dan bisa jadi ada anak-anak, memenuhi tempat duduk penonton. Tak heran, tindakan Khabib diprotes banyak orang, termasuk Dana White, presiden UFC. </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Khabib dihujat. Semua orang mempermasalahkan dirinya yang terlalu emosional. Ok, mungkin tak semua menghujat, sebagian mungkin menyayangkan, kenapa dia tidak bersikap seperti profesional? Pertarungan ini melibatkan banyak sponsor dan promotor yang sudah menggelontorkan uang yang tidak sedikit. Khabib seperti atlet kemarin sore yang jumawa lalu bersikap seenak jidatnya. Why Khabib? Whyyy? Y U NO KEEP IN SILENCE AND LET THE BELT MAKE THE NOISE? Mungkin kira-kira begitu. Padahal sikap Khabib bukan tanpa sebab. </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Bukan hal aneh jika dua petarung UFC saling melempar trash talk. Psywar saling melempar ejekan melalui media massa sebelum pertandingan berlangsung seperti ini sudah jadi tradisi. Dari strategi marketing, ini good selling point. Penonton akan terbawa dalam suasana, mereka akan membicarakannya dimana-mana, sistem getok tular, lalu jumlah viewers naik, otomatis rating naik. </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Yang menjadi masalah adalah ketika isu agama dan keluarga diusik. Bukan sekali dua kali McGregor melemparkan ejekan soal agama, negara asal dan keluarga Khabib. Psywar dengan menggunakan isu rasis menjadi modal utama McGregor. Belum cukup dengan trash talk, muncul pula foto Khabib sedang mengenggam minuman keras yang diubah dengan edit digital. Hal ini tentu mengusik Khabib yang seorang muslim taat. </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Puncaknya adalah penyerangan di luar oktagon yang heboh dibicarakan dimana-mana. Tak hanya dihujat, Khabib juga masih menunggu keputusan juri apakah dirinya tetap menjadi juara kelas ringan UFC 229, atau dia didiskualifikasi karena kasus penyerangannya itu. Komisi Olahraga Nevada bahkan menahan bayaran Khabib sebesar 31,5 Miliar hingga penyelidikan tuntas. Berbeda dengan Khabib, McGregor justru bernasib lebih baik. Petarung asal Irlandia itu sudah menerima bayarannya. </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">**</span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><span face=""verdana" , sans-serif">Dengan tegas aku menyatakan, I am not Charlie, je ne suis pas Charlie! Kejadian ini begitu melekat dalam pikiranku sampai-sampai aku merasa menemukan algoritma yang sama antara Charlie Hebdo dan Khabib Nurmagomedov. </span><br />
</span><div>
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<span style="font-family: Poppins;"><span face=""verdana" , sans-serif">Jadi begini.. ketika kita diganggu atau orang lain membuat kesalahan, lalu kita marah. But then, everyone is starring at us, their fingers pointing at us, kemudian kita yang ditegur. </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">"Sabar dong jadi orang!" </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif"><b>I repeat. Kita diganggu, lalu kita marah, lalu kita pula yang ditegur. Kan aneh? </b>Ketika kita marah sudut pandang penonton berubah menjadi, "Kok kamu pemarah, sih? "Kok kamu ga sabaran sih?", "Kamu tuh terlalu emosional," dan lain-lain. </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Lalu tiba-tiba aku ingat obrolan di suatu sore dengan Sitor Situmorang. Dia adalah salah satu pelari tercepat dalam Sumbawa Ultra Marathon 320 km. Ketika aku tanya, apa yang dia rasakan ketika harus berlari 320 km dalam keadaan panas terik. Jawabnya, "Setelah dua kali ikut ultra marathon, saya bisa simpulkan bahwa saya nggak boleh emosi ketika lari. Ketika saya lari jarak jauh dalam keadaan marah atau emosi, maka fokus saya berantakan. Kalo lo marah, ya lo kelar, lo abis!" </span><span face=""verdana" , sans-serif">Sebagai orang yang lumayan sering marah, aku kerap dicap orang tidak sabaran, emosional, dll. Jadi rasanya aku kok paham betul bagaimana perasaan Khabib atau penembak Charlie Hebdo. </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">And then i asked myself, kira-kira dalam situasi seperti ini what would Rasul do? Tiba-tiba aku ingat dalam sebuah literatur yang aku lupa judulnya, ada dua kalimat yang konon Rasul pernah mengucapkannya sampai diulang tiga kali. Cukup menandakan bahwa Rasul merasa penting untuk menegasi kalimat tersebut. </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Yang pertama adalah Ibumu, ibumu, dan ibumu. Ini pasti banyak dari kita sudah tahu. Tapi ternyata ada lagi. </span><span face=""verdana" , sans-serif">Yang kedua adalah jangan marah, jangan marah, dan jangan marah. </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span><span face=""verdana" , sans-serif">Lalu kalau sudah terlalu marah bagaimana Ya Rasul? Berpuasalah. Yhaa! Itu stage two. Level keimanan harus naik lagi satu tahap. Lalu aku ingat suatu hari aku pernah bertengkar dengan supir angkot yang berhenti seenaknya di jalan. Aku yang saat itu sedang menyetir entah kenapa merasa begitu marah. Mungkin saat itu aku sedang PMS atau sakit gigi, aku lupa, yang jelas aku sangat marah. </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Lalu aku turun dari mobil. Mobilku sendiri berada di tengah jalan menghalangi lalu-lintas. Lalu aku menghampiri supir angkot tersebut dan berteriak dengan kata-kata kasar, sekaligus mengajaknya turun dan berkelahi. Mungkin karena aku perempuan, si supir angkot tidak menanggapi dan dia langsung pencet gas. Sembari angkot tersebut maju, aku dengan refleks menendang angkot tersebut sekuat tenaga. Sepatuku Martens, solnya cukup kuat, tapi pergelangan kakiku terasa nyeri karena aku menendang baja sekuat tenaga. </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Sesaat setelah itu aku tertegun. Entah berapa mobil, motor yang berhenti dan manusia yang memandangiku. Malunya ga usah ditanya. Rasanya aku ingin bumi menelanku bulat-bulat saat itu juga. S<i>atu serigala pemarah di dalam kepalaku baru saja kuberi makan dan dia menjadi kuat lalu keluar tanpa permisi mempermalukan diriku sendiri. </i></span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Entah kenapa marahku tiba-tiba menguap dengan sendirinya. It's like killing a mocking bird. Percayalah, itu percuma dan tidak akan membawamu kemana-mana. And remember, it is a sin to kill a mockingbird just because it loves to "sing". Dan lagi, apa betul kita berhak untuk marah? Nothing really belong to us, anyway. Even the air that we inhale must we exhale. Right? </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif"><i>Right?</i></span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">***</span></span></div>
</div>
Galuh Sitompulhttp://www.blogger.com/profile/08529431466357813107noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4244516893103372260.post-66802251047572786912018-08-07T01:32:00.004-07:002020-11-12T17:12:59.741-08:00bali empat hari: liburan bawa bayi, apakah repot? tentu saja ya! <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-ZVQmWBfgX5w/W2fajesbXuI/AAAAAAAAE88/wW0lYN5LPG4jQsZkkl1M083haPeANFJdACLcBGAs/s1600/bali%2Bempathari.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="768" data-original-width="1024" height="480" src="https://3.bp.blogspot.com/-ZVQmWBfgX5w/W2fajesbXuI/AAAAAAAAE88/wW0lYN5LPG4jQsZkkl1M083haPeANFJdACLcBGAs/s640/bali%2Bempathari.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><span face=""verdana" , sans-serif">Setelah sekian gerhana bulan purnama, akhirnya aku liburan! Liburannya kemana? Yang deket aja, ke Bali, tempat wisata paling mainstream se-Indonesia. Hahaha. Terakhir ke Bali itu saya tahun 2015. Setahun sebelum menikah. Waktu itu saya ke Gunung Agung dan kemping di Gunung Batur. Btw, saya jatuh cinta setengah mati sama Gunung Agung. Masuk dalam list gunung yang harus didaki berkali-kali along with Merapi dan Rinjani. Nah, berhubung liburan kali ini saya bawa Ozzu dan Bapak saya yang sakit jantung, so destinasi naik gunung otomatis dicoret dari itinerary. Lalu kemana dong? Pantai?</span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif">S</span><span face=""verdana" , sans-serif">ejujurnya ketika bikin itinerary aku bingung di pantai itu mau ngapain? Hahaha.. terakhir ke Bali itu saya sempet ke Pantai Kuta juga, tapi ya cuma cari mbok pijet buat dipijet di pinggir pantai gitu karena badan saya rasanya mu rontok abis tektok Gunung Agung. Karena udah lama banget ga jadi anak pantai, saya bingung nentuin durasi main di pantai. Lagian mau ngapain dah?</span></span></div>
<span style="font-family: Poppins;"><span face=""verdana" , sans-serif">
</span>
<br />
</span><div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Berenang?</span></div>
<span style="font-family: Poppins;"><br />
</span><a name='more'></a><span style="font-family: Poppins;"><br />
</span><div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Enakan juga diving atau snorkeling di tengah laut, kan?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Sunbathing?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Njir, ga kurang item apa gua?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Nongkrong? Baca buku?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Enakan di cafe bukannya? Adem hahaha..</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Liat sunset?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Ehmm oke.. its like 10 minutes and then the sun goes down, then what?</span></div>
<span style="font-family: Poppins;"><br />
</span><div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Bosen ga si? Tapi berhubung ga ada pilihan lain, akhirnya saya masukin juga beberapa list pantai yang menarik untuk dikunjungi.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<span style="font-family: Poppins;"><span face=""verdana" , sans-serif"></span><br />
</span><div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><b><i>Day 1</i></b></span></div>
<span style="font-family: Poppins;"><span face=""verdana" , sans-serif">
</span>
<br />
</span><div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Ini penerbangan pertama Ozzu dan travelling with baby perdana buat saya sebagai ibu baru. Stresnya sih pas packing. Rasanya saya pingin bawa baju dia satu lemari aja ke koper. Sebelumnya sih waktu lebaran kan kita pergi juga tuh ke Bandung sama Sukabumi, tapi tetep beda yah, karena kan kita mau ke rumah, jadi kita udah tau peralatan MPASI yang harus dibawa apa aja. Baju juga ada yang cucin. Nah kalo liburan ke Bali dan nginep di villa gitu kan repot ya, persiapanannya lebih ribet.</span></div>
<span style="font-family: Poppins;"><br />
</span><div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Untuk MPASI saya cuma bawa blender plus makanan instant untuk kalo darurat, Gerber Cereal sama Heinz. Rencananya di sana saya mau masak, sayur dan buah beli di Bali, lalu tinggal tambahin Abon Bonco aja.</span></div>
<span style="font-family: Poppins;"><span face=""verdana" , sans-serif">
</span>
<br />
</span><div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<span style="font-family: Poppins;"><span face=""verdana" , sans-serif">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://3.bp.blogspot.com/-4FEXtneHy9o/W2k-r1Nbb8I/AAAAAAAAE9I/HWLEAwqHl0I-4zvX0e8qU4Ih24kxiQ8FQCLcBGAs/s1600/blog1.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1000" data-original-width="1500" height="426" src="https://3.bp.blogspot.com/-4FEXtneHy9o/W2k-r1Nbb8I/AAAAAAAAE9I/HWLEAwqHl0I-4zvX0e8qU4Ih24kxiQ8FQCLcBGAs/s640/blog1.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Trio penolong hidup aku </td></tr>
</tbody></table>
</span><br />
</span><div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<span style="font-family: Poppins;"><span face=""verdana" , sans-serif">
</span>
<br />
</span><div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Oh ya speaking of instant food for baby, entah kenapa Ozzu ga suka instant food lokal kaya Milna dll, dia lebih suka instant cereal import kaya Gerber atau Heinz. Tapi setelah saya coba, Milna dll entah kenapa rasanya lebih gurih, si Gerber sama Heinz malah tawar banget, which is good for baby, ya kan? Cuma harganya aja kalo Gerber sekitar Rp. 50.000,- 1 pack gitu. Lumayan mehong sih kalau dibandingin sama Milna. </span></div>
<span style="font-family: Poppins;"><span face=""verdana" , sans-serif">
</span>
<br />
</span><div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<span style="font-family: Poppins;"><span face=""verdana" , sans-serif">
</span>
<br />
</span><div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Saya juga bawa stroller cabin. Fungsinya selain untuk kalau Ozzu tidur pas kita lagi jalan-jalan plus juga sebagai ganti kursi makan karena ga semua restoran nanti akan menyediakan baby chair. Saya masih strict dengan aturan kalau makan ya harus duduk diam. No jalan-jalan, no kelewer-keleweran. </span></div>
<span style="font-family: Poppins;"><span face=""verdana" , sans-serif">
</span>
<br />
</span><div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<span style="font-family: Poppins;"><span face=""verdana" , sans-serif">
</span>
<br />
</span><div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Kami tiba di Bali pukul 11.00 WITA. Di pesawat Ozzu tidur hampir 3/4 penerbangan. Sisanya dia main-main aja gitu di bawah kursi. wkwk.. Tiba di Bali kami langsung check in ke villa dan makan siang di sana. Villa yang kami sewa letaknya di Canggu daerah Kerobokan, Kuta Utara. Dekat ke Finns Beach (sekitar 15 menit kalau macet). Satu villa isinya empat kamar dan ada 10 tempat tidur. Dilengkapi dengan private pool dan outdoor bath yang cucok banget. Aku laafff... minusnya cuma satu; ownernya miara anjing raksasa, namanya Loui, dan dia pede banget suka tiba-tiba ngelintas ke ruang tengah. Ga galak sih, cuma kan jiper aja ya liatnya. :)) </span></div>
<span style="font-family: Poppins;"><span face=""verdana" , sans-serif">
</span>
<br />
</span><div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<span style="font-family: Poppins;"><span face=""verdana" , sans-serif">
</span>
</span><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><a href="https://4.bp.blogspot.com/--9AsCw88VlA/W2lI9WUlXsI/AAAAAAAAE9Y/DZxC7zelFfMg0lnpfq-8oD6hHlxM10pYQCLcBGAs/s1600/blog1.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1067" data-original-width="1600" height="426" src="https://4.bp.blogspot.com/--9AsCw88VlA/W2lI9WUlXsI/AAAAAAAAE9Y/DZxC7zelFfMg0lnpfq-8oD6hHlxM10pYQCLcBGAs/s640/blog1.jpg" width="640" /></a></span></div>
<span face=""verdana" , sans-serif"><span style="font-family: Poppins;">
</span><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-d0DLulAqgTE/W2lI9RwD7ZI/AAAAAAAAE9U/RoP9wqWXJLoTyTWtAxDeuYlQz7h5vufcgCLcBGAs/s1600/blog2.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: Poppins;"><img border="0" data-original-height="1067" data-original-width="1600" height="426" src="https://2.bp.blogspot.com/-d0DLulAqgTE/W2lI9RwD7ZI/AAAAAAAAE9U/RoP9wqWXJLoTyTWtAxDeuYlQz7h5vufcgCLcBGAs/s640/blog2.jpg" width="640" /></span></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-Ei_lwwQ3XEo/W2lI9owd8TI/AAAAAAAAE9c/r9QpV95_phc2ZbxEUQeVAUb_gzns4W_9gCLcBGAs/s1600/blog3.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: Poppins;"><img border="0" data-original-height="1067" data-original-width="1600" height="426" src="https://4.bp.blogspot.com/-Ei_lwwQ3XEo/W2lI9owd8TI/AAAAAAAAE9c/r9QpV95_phc2ZbxEUQeVAUb_gzns4W_9gCLcBGAs/s640/blog3.jpg" width="640" /></span></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-PBcUopZgstA/W2lI-ZqGAQI/AAAAAAAAE9g/jw5zT1PtlqoMKU2iTkjmzlKZnX0VGhddgCLcBGAs/s1600/blog4.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: Poppins;"><img border="0" data-original-height="1067" data-original-width="1600" height="426" src="https://3.bp.blogspot.com/-PBcUopZgstA/W2lI-ZqGAQI/AAAAAAAAE9g/jw5zT1PtlqoMKU2iTkjmzlKZnX0VGhddgCLcBGAs/s640/blog4.jpg" width="640" /></span></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-1eRNZotZjcY/W2lJuHiWD-I/AAAAAAAAE90/d4lLfsiQWaYEix5s4m23ZIJpBpxtUotBQCLcBGAs/s1600/blog5.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: Poppins;"><img border="0" data-original-height="1067" data-original-width="1600" height="426" src="https://4.bp.blogspot.com/-1eRNZotZjcY/W2lJuHiWD-I/AAAAAAAAE90/d4lLfsiQWaYEix5s4m23ZIJpBpxtUotBQCLcBGAs/s640/blog5.jpg" width="640" /></span></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-495ex1uiJZA/W2lKtiMY5vI/AAAAAAAAE-A/T-zabO3lUR4nY8RTMMhzNoBAEYnF3SIFgCLcBGAs/s1600/blog6.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: Poppins;"><img border="0" data-original-height="1067" data-original-width="1600" height="426" src="https://1.bp.blogspot.com/-495ex1uiJZA/W2lKtiMY5vI/AAAAAAAAE-A/T-zabO3lUR4nY8RTMMhzNoBAEYnF3SIFgCLcBGAs/s640/blog6.jpg" width="640" /></span></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">
Beres makan siang, kami lanjut mantai ke Pantai Balangan di Kuta Selatan. Kira-kira perjalanannya sekitar satu jam dari Canggu. Sampe sana, honestly aku agak kecewa. Ngarep pengen mantai di pantai yang airnya biru kehijauan plus pasir putih, ehh.. ternyata banyak karang di pinggirnya,pasirnya juga kurang putih. Tapi pantainya memang kids dan manula friendly. Aksesnya gampang dan banyak warung di pinggir pantai yang menyediakan bean bag buat leyeh-leyeh.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-ftiCht6MkHk/W2lL285qlyI/AAAAAAAAE-M/RIZ42MvF-58bGBWQI6m-oFijnFJsYdHRgCLcBGAs/s1600/blog7.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: Poppins;"><img border="0" data-original-height="1067" data-original-width="1600" height="426" src="https://1.bp.blogspot.com/-ftiCht6MkHk/W2lL285qlyI/AAAAAAAAE-M/RIZ42MvF-58bGBWQI6m-oFijnFJsYdHRgCLcBGAs/s640/blog7.jpg" width="640" /></span></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-OxDMTq0DeNQ/W2lL2vji__I/AAAAAAAAE-I/0_onHI8V1-czXSHNOdhZBFWxOiN2cQFvQCLcBGAs/s1600/blog8.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: Poppins;"><img border="0" data-original-height="1067" data-original-width="1600" height="426" src="https://1.bp.blogspot.com/-OxDMTq0DeNQ/W2lL2vji__I/AAAAAAAAE-I/0_onHI8V1-czXSHNOdhZBFWxOiN2cQFvQCLcBGAs/s640/blog8.jpg" width="640" /></span></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-vXqfaqPkz0M/W2lMevW3p4I/AAAAAAAAE-U/EzeubT8P9hwh-iVtJBX8KA_CPtK1rABnwCLcBGAs/s1600/blog9.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: Poppins;"><img border="0" data-original-height="1067" data-original-width="1600" height="426" src="https://2.bp.blogspot.com/-vXqfaqPkz0M/W2lMevW3p4I/AAAAAAAAE-U/EzeubT8P9hwh-iVtJBX8KA_CPtK1rABnwCLcBGAs/s640/blog9.jpg" width="640" /></span></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-m6-ouA73JkE/W2lWgdfCA7I/AAAAAAAAE-g/ylfIkR3WQgIbXQt2eUaI7DR1lWG1zZaeQCLcBGAs/s1600/blog10.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: Poppins;"><img border="0" data-original-height="1067" data-original-width="1600" height="426" src="https://1.bp.blogspot.com/-m6-ouA73JkE/W2lWgdfCA7I/AAAAAAAAE-g/ylfIkR3WQgIbXQt2eUaI7DR1lWG1zZaeQCLcBGAs/s640/blog10.jpg" width="640" /></span></a></div>
<span style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">
Selesai main sambil sunsetan di Balangan, kami bergerak menuju Pantai Jimbaran buat makan sea food. Kami makan di Cafe Surya. Waktu di sana sih, saya liat yang paling rame itu Cafe Menega. Tapi karena teman saya justru merekomendasikan si Cafe Surya, akhirnya kami makan di sana. Udangnya enak, ikannya enak, yang agak keras cuma cuminya. Btw, meskipun orang bilang mahal, menurut saya sih masih oke laah harga segitu. Lagian beda sih sensasinya makan seafood pas banget depan laut, meski ga keliatan apa-apa ya karena uda malem :)) tapi denger suara ombaknya itu, yaah.. oke laah.. not bad!<br />
<br />
<b><i>Day 2</i></b></span></div>
<div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Poppins;">
Acara pagi ini dimulai dengan.... belanja oleh-oleh hahahah indonesia banget. Kami beli oleh-oleh di Bali Agung. Ini request ibu saya yang emang doyan belanja. Karena nanti hari terakhir rencananya kami akan menghabiskan waktu di Ubud, jadi urusan belanja-belanja kalau bisa diselesaikan hari ini aja. Takutnya ga ada waktu lagi soalnya. Selesai dari Bali Agung, kami makan siang di daerah Canggu, nama restorannya Milu by Nook. Aku kira resto ini cuma hits karena banyak selebgram foto di meja pinggir sawahanya itu, tapi surprisingly makanannya enak, harganya standar lah harga cafe, dan yang paling penting (buat saya) sepi, cuma ada beberapa pengunjung aja. Saya pikir di awal tempat ini bakal rame dengan turis lokal yang sibuk foto OOTD. :)) Btw, maaf makanannya ga sempet kefoto karena udah lapaar bangeet!<br />
<br />
</span><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-gWhOAerXnG8/W2lYAesXdmI/AAAAAAAAE-0/8Szg8eKAwi4_Ya6ZbrpQMayDSxzHcF1HQCLcBGAs/s1600/milu%2Bby%2Bnook%2B1.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: Poppins;"><img border="0" data-original-height="1067" data-original-width="1600" height="426" src="https://4.bp.blogspot.com/-gWhOAerXnG8/W2lYAesXdmI/AAAAAAAAE-0/8Szg8eKAwi4_Ya6ZbrpQMayDSxzHcF1HQCLcBGAs/s640/milu%2Bby%2Bnook%2B1.jpg" width="640" /></span></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-jloY03Tfe1g/W2lYAFUNMXI/AAAAAAAAE-s/4abTsqKnkCkP8lqouqlGKvCxw-0ghheZACLcBGAs/s1600/milu%2Bby%2Bnook%2B4.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: Poppins;"><img border="0" data-original-height="1067" data-original-width="1600" height="426" src="https://4.bp.blogspot.com/-jloY03Tfe1g/W2lYAFUNMXI/AAAAAAAAE-s/4abTsqKnkCkP8lqouqlGKvCxw-0ghheZACLcBGAs/s640/milu%2Bby%2Bnook%2B4.jpg" width="640" /></span></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-bkpjv0IXnbU/W2lYBLd0bGI/AAAAAAAAE-4/demb23z9gq0QvRruKlImscKhsTJyo7-9ACLcBGAs/s1600/milu%2Bby%2Bnook%2B6.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: Poppins;"><img border="0" data-original-height="1000" data-original-width="1500" height="426" src="https://2.bp.blogspot.com/-bkpjv0IXnbU/W2lYBLd0bGI/AAAAAAAAE-4/demb23z9gq0QvRruKlImscKhsTJyo7-9ACLcBGAs/s640/milu%2Bby%2Bnook%2B6.jpg" width="640" /></span></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-fWnE8TLQwc0/W2lYggtMJoI/AAAAAAAAE_I/SFO1XJyalrAlD4_Pd9MB2HamKk48xaE_ACLcBGAs/s1600/milu%2Bby%2Bnook%2B1.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: Poppins;"><img border="0" data-original-height="1067" data-original-width="1600" height="426" src="https://1.bp.blogspot.com/-fWnE8TLQwc0/W2lYggtMJoI/AAAAAAAAE_I/SFO1XJyalrAlD4_Pd9MB2HamKk48xaE_ACLcBGAs/s640/milu%2Bby%2Bnook%2B1.jpg" width="640" /></span></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-Lop3Zl7t2r0/W2lYAMCyWyI/AAAAAAAAE_A/wooqW-XIR6kF9N_FLVLrxD_TFDpRx0zsgCEwYBhgL/s1600/milu%2Bby%2Bnook%2B2.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: Poppins;"><img border="0" data-original-height="1067" data-original-width="1600" height="426" src="https://4.bp.blogspot.com/-Lop3Zl7t2r0/W2lYAMCyWyI/AAAAAAAAE_A/wooqW-XIR6kF9N_FLVLrxD_TFDpRx0zsgCEwYBhgL/s640/milu%2Bby%2Bnook%2B2.jpg" width="640" /></span></a></div>
<span style="font-family: Poppins;"><br />
Beres makan di Milu, kami lanjut mantai ke Finns Beach. Lokasinya dekat banget, kaya cuma 10 menit dari Milu. Oh ya, saya juga ternyata lebih suka daerah Canggu daripada Legian atau Kuta Selatan. Di Legian tuh kayanya udah rameee banget di setiap sudut, kalo di Canggu, masih ada sisi-sisi yang sepi cem Ubud, tapi juga ada sisi ramenya. Banyak toko-toko lucu dan cafe-cafe buat ngopi-ngopi cantik. Meskipun kalau pantai sih kayanya masih lebih cakep di Kuta Selatan, ya.<br />
<br />
</span><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-Tej_m5HZp5s/W2pbn0Tg9iI/AAAAAAAAE_Y/ekMyIhfS7JwBmSeA_Y9KdPpWCnx_Lc8jQCLcBGAs/s1600/finns%2Bbeach%2B2.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: Poppins;"><img border="0" data-original-height="1067" data-original-width="1600" height="426" src="https://2.bp.blogspot.com/-Tej_m5HZp5s/W2pbn0Tg9iI/AAAAAAAAE_Y/ekMyIhfS7JwBmSeA_Y9KdPpWCnx_Lc8jQCLcBGAs/s640/finns%2Bbeach%2B2.jpg" width="640" /></span></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-VTm0NDj_n7U/W2pbm3XM6RI/AAAAAAAAE_U/MGQssfyIWykxEacK6sq6mmSVudOkTHK6wCLcBGAs/s1600/finns%2Bbeach.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: Poppins;"><img border="0" data-original-height="1067" data-original-width="1600" height="426" src="https://4.bp.blogspot.com/-VTm0NDj_n7U/W2pbm3XM6RI/AAAAAAAAE_U/MGQssfyIWykxEacK6sq6mmSVudOkTHK6wCLcBGAs/s640/finns%2Bbeach.jpg" width="640" /></span></a></div>
<span style="font-family: Poppins;"><br />
<i><b>Day 3 </b></i><br />
Rencananya hari ini kami akan pindah ke Ubud. Tadinya mau berangkat jam 5 pagi karena mau ngejar sunrise di Danau Tamblingan, tapi apa daya, berangkat dari Canggu baru jam 6 hahaha... Perjalanan dari Canggu ke Tamblingan sekitar 2 jam. Itu pun uda pake nyasar. Sampe di Tamblingan udaranya langsung ganti dari udara pantai ke udara pegunungan yang dingin.<br />
<br />
Dari 4 hari itinerary yang saya bikin, tempat ini yang paling saya tunggu-tunggu. Sebelumnya driver kami kekeuh banget nyaranin kami untuk pergi ke beach lounge macem La Brisa, La Laguna, The Lawn dll.. cuma pas liat tempatnya, saya sih agak malas, kek banyak banget orang, belum turis lokal banci foto yang tiap detik foto. :)) Saya lebih suka suasana pegunungan dan sepiiii dengan udara sejuk.<br />
<br />
Setelah dua jam perjalanan akhirnya kami sampai. Danau Tamblingan ini letaknya di lereng Gunung Lesung, daerah Buleleng. Dibandingkan dengan dua saudaranya; danau Buyan dan danau Beratan, Tamblingan ini ukurannya paling kecil. Kalau dari sumber yang saya baca, di sekitar danau ini ada 11 pura, tapi yang saya lihat cuma 2. Yang lainnya tersembunyi di balik hutan.<br />
<br />
</span><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-YSp-XJaMwHc/W3J5iTWQnaI/AAAAAAAAE_o/vOJVfdQk8x89LVkEAVYWrMrjBBjrl2rKQCLcBGAs/s1600/tamblingan.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: Poppins;"><img border="0" data-original-height="1000" data-original-width="1500" height="426" src="https://3.bp.blogspot.com/-YSp-XJaMwHc/W3J5iTWQnaI/AAAAAAAAE_o/vOJVfdQk8x89LVkEAVYWrMrjBBjrl2rKQCLcBGAs/s640/tamblingan.jpg" width="640" /></span></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-UrU9XfjTzQg/W3J6tH6bmhI/AAAAAAAAE_4/q7V5yNYL3DQy_wBP7lBJhI5ryL3QPx6LACLcBGAs/s1600/tambllingan2.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: Poppins;"><img border="0" data-original-height="1000" data-original-width="1500" height="426" src="https://3.bp.blogspot.com/-UrU9XfjTzQg/W3J6tH6bmhI/AAAAAAAAE_4/q7V5yNYL3DQy_wBP7lBJhI5ryL3QPx6LACLcBGAs/s640/tambllingan2.jpg" width="640" /></span></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-wM1LdnB-29o/W3J68HrQGCI/AAAAAAAAE_8/unCv1e4I5P0hNxaflHZpeLbr9l_as69lQCLcBGAs/s1600/tamblingan3.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: Poppins;"><img border="0" data-original-height="1039" data-original-width="1500" height="442" src="https://2.bp.blogspot.com/-wM1LdnB-29o/W3J68HrQGCI/AAAAAAAAE_8/unCv1e4I5P0hNxaflHZpeLbr9l_as69lQCLcBGAs/s640/tamblingan3.jpg" width="640" /></span></a></div>
<span style="font-family: Poppins;"><br />
Danau Tamblingan ternyata sepi banget dari pengunjung. Ketika kami tiba di sana, yang ada cuma rombongan saya dan satu rombongan yang mau pre wed. :)) Dari Danau Tamblingan kami lanjut ke danau tetangganya, yakni danau Buyan dan Ulun Danu Beratan. On the way menuju Danau Buyan, banyak banget selfie spot semacam high swing dll.. menarik juga untuk dikunjungi, tapi kalo aku liat sih kayanya standar safetynya belum terlalu bagus, jadi hati-hati ya pilih selfie spotnya!<br />
<br />
Kelar di Danau Buyan, kami langsung menuju ke Ubud karena kami sudah booking villa di sana. Sampe di Ubud yang macet cet cet, kami baru ngeuh ternyata villa kami letaknya deket banget sama Goa Gajah, alhasil kami mampir dulu ke Goa Gajah. Entah kenapa di Goa Gajah ini juga dikiitt banget turis lokalnya, mostly bule or chinese. Padahal keren lho tempat ini. Kenapa turis lokal lebih demen nongkrong di beach club, ya?<br />
<br />
Komplek Goa Gajah ini terbagi jadi dua bagian, yang bagian utara itu warisan ajaran Siwa. Di sebelahnya, area Tukad Pangkung, ada stupa Buddha yang disusun jadi 13 stupa dan stupa bercabang 3 yang dipahat di batu besar.<br />
<br /></span>
<br /></div>
</span>Galuh Sitompulhttp://www.blogger.com/profile/08529431466357813107noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4244516893103372260.post-78748738013755442862018-08-05T22:04:00.002-07:002020-11-12T17:13:12.386-08:00#livingwithOzzu: punya bayi, apa yang tak perlu dibeli? <div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-X8LJM7jf_ts/W2fWODYp_YI/AAAAAAAAE8w/BJlr4WeuBFw1jqA4Q6Xj9iJeSbRFLbj9QCLcBGAs/s1600/punya%2Bbayi%252C%2Bapa%2Byang%2Bperlu%2Bdibeli%25281%2529.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="397" data-original-width="560" height="452" src="https://1.bp.blogspot.com/-X8LJM7jf_ts/W2fWODYp_YI/AAAAAAAAE8w/BJlr4WeuBFw1jqA4Q6Xj9iJeSbRFLbj9QCLcBGAs/s640/punya%2Bbayi%252C%2Bapa%2Byang%2Bperlu%2Bdibeli%25281%2529.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Hi guys, ibu hamil, bapak beristri ibu hamil dan bapak ibu teman-teman sekalian semuanya, welcome back to my blog! :)))) Masih lanjutan dari series #livingwithOzzu, kali ini saya mau posting kebalikan dari blog post yang <a href="https://galuhsitompul.blogspot.com/2017/10/punya-bayi-apa-yang-harus-dibeli.html">ini</a>. Setelah sembilan bulan jadi ibu, saya mau sharing tentang barang-barang apa aja yang ternyata ga kepake alias ga perlu dibeli. Tapi tentunya ini juga depends on masing-masing bayi, ya! Mungkin ada ibu lain yang ternyata pake, tapi kalo di saya sih engga kepake. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><span face=""verdana" , sans-serif"></span><br />
</span><a name='more'></a><span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Jadi begini, sebagai seorang calon ibu yang sedang menunggu lahiran, dengan kondisi: </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">1. Diem di rumah ga ada kerjaan. Biasanya sih disuruh ngepel jongkok biar cepet bukaan. Tapi kan ngepel ga seharian juga yaa, so lalu kita.... </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">2. Pegang hp terus, biasanya buka shopee, tokped dll cari barang-barang bayi, namanya juga menyambut buah hati, ya, kan? Lalu.. eh kok.. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">3. Ada diskon </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">4. Setelah liat diskon, lalu keluarlah lah kalimat... </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins; font-size: x-large;">"Ya ampun lucunya.." </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Nah, udah deh, kalo kata "ya ampun lucunya" udah keluar dari seorang ibu hamil yang hormonnya berantakan, buyarlah itu segala metode perencanaan keuangan ala Safir Senduk, kelar lah itu duit di rekening (atau di dompet). Saya yakin 80% pasti dibeli, gaes! Later on, baru lah kita waras; oh ternyata ga penting ya gua beli ginian. Zzz. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Mari kita mulai satu persatu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><b>1. Bedong instant super cute dan super ga penting</b> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Expektasi: Ini murmer sih dan seperti kubilang di atas ---> LUCU BANGET, palagi yang motif monochrome gini, ahhh lucu banget nanti anak gua pake ini terus difoto upload di instagram. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Realita: njrit, pakeinnya aja ribet! Apalagi ibu baru kaya gue ya, ngeliat bayi newborn kok kecil banget ya, kaya ringkih banget gitu, jujurnya gue mah takut banget anak gue potong (((POTONG))) wkwk.. kaya ngilu aja gitu. Udah gitu, ni bedong instant biasanya all size, jadi mu anaknya gede, kecil, ya segitu aja ukurannya, ah pokoknya ga penting lah. Ini bedong aslinya cuma menuh-menuhin lemari, sih. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><b>2. Box Bayi </b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Expektasi: Ibu tidur dengan tenang di kasur besar, bayi tidur dengan tenang di box bayi. Malam semakin larut, anak semakin nyenyak, ibu mulai bermimpi indah. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">YEAH RITE, THAT'S NOT GONNA HAPPEN.. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Realita: Bayi nangis semalem bisa 3 sampe 4 kali, kalo lagi sholeh wkwk.. ibu harus bangun-tidur-bangun-tidur-bangun-tidur.. uda digendong, disusuin, pas ditaro di box.. NGEK! ngebuka lagi matanya hahaha.. Cara paling mudah adalah tidurin di sebelah kita, tiap dia nangis tinggal miringin, nyusu, bobo, kita lanjut bobo lagi juga, deh! </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Ada yang takut tidur sebelah bayi satu kasur karena takut niban? AKU! Tapi ternyata yaa.. ketika kita tidur di sebelah anak kita sendiri, otomatis badan kita juga lebih rapih tidurnya, tegak aja begitu lurus, ga gerak-gerak hahaha.. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Yang udah-udah sih, ujung-ujungnya, itu box bayi cuma jadi tempat mainan, atau tempat baju kotor. Pokoknya cuma menuh-menuhin kamar laah.. But anyway, aku pernah baca juga sih bahwa sebaiknya memang bayi itu tidurnya di box sendiri, supaya nanti lebih mandiri. Kaya bayi-bayi bule gitu. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Temen saya yang tinggal di luar negeri dan punya anak umur 3 tahun, setiap mau tidur, ya dia tidur aja gitu di kasur di kamarnya sendiri. Ga perlu dikelonin, ga perlu minum susu sampe teler, ga pake drama dll, kalo ngantuk ya udah tidur aja di kasur sendiri. Keren, ya? Tapi ya gitu, butuh effort juga dari ibu untuk ngedidik anak biar kaya gitu. Risikonya ya bolak-balik bangun dari kasur buat nyusuin selama anak masih nyusu. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><b>3. Sepatu, kaos kaki dan segala hal yang berhubungan dengan kaki </b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><span face=""verdana" , sans-serif">Mulai dari Nike Sunray mehong buat bayi 6 bulan sampe segala macem pre walker gue beli dan ternyata: gaess.. ternyata sebelum bisa jalan, kaki bayi sebaiknya bare foot gaess.. karena bagus buat stimuli syaraf kakinya yang berhubungan sama motorik dia. Belum lagi kadang ketika kita lagi gendong, tau-tau sepatunya uda ilang sebelah, karena mungkin dia juga gengges kali ya di kakinya ada apaan sih hahaha.. kesel, kan? Kalo saran aku sih, beli aja kaos kaki atau sepatu satu cukup. Ga usah banyak-banyak karena akan jarang dipake. Plus they grow up so faasssttt.. belom dipake tau-tau udah ga muat huks.. </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif"><b>4. Mosquito bracelet </b></span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif">Entah kenapa Ozzu kalo tidur pake kelambu seringnya ga nyenyak, cepet banget bangunnya. Bingung kan, sementara ga bisa juga pake obat nyamuk. Hasil baca-baca ternyata ada alat yang namanya mosquito bracelet. Jadi sistemnya kaya gelang yang dipake di kaki bayi. Sebaiknya di kaki, kalo di tangan takutnya dimakanin sama bayi. Ehh.. udah beli dari yang harga Rp. 120.000,- sampe yang murmer Rp. 24.000,- semuanya ga ada yang ngaruh. Entah kenapa ya, apakah karena produknya mostly import dan mungkin memang formulanya emang ga diperuntukan buat nyamuk tropis yang ganas-ganas. Alhasil, ga kepake juga deh tu barang. </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span><span face="verdana, sans-serif">Nah, so far barang-barang inilah yang saya rasakan engga ada faedahnya dan akhirnya cuma buang-buang duit dan barangnya ga terpakai. Ibu-ibu yang lain, mungkin ada yang mau menambahkan? Feel free to drop your comment, ya! Sampai jumpa di postingan berikutnya. :D </span><br />
<span face="verdana, sans-serif"><br /></span>
<span face="verdana, sans-serif">***</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Galuh Sitompulhttp://www.blogger.com/profile/08529431466357813107noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4244516893103372260.post-12389081812280941592018-03-29T03:40:00.001-07:002020-11-12T17:13:28.513-08:00#livingwithOzzu: review jette jimmy stroller (dan stroller-stroller lainnya) <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-lcL1K-QK6B8/WrcaJXouI5I/AAAAAAAAE8Y/vx9xUF9dThcczm96Kt9GHi_MkE9yfekAgCLcBGAs/s1600/Jette%2BJImmy.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="384" data-original-width="576" height="426" src="https://4.bp.blogspot.com/-lcL1K-QK6B8/WrcaJXouI5I/AAAAAAAAE8Y/vx9xUF9dThcczm96Kt9GHi_MkE9yfekAgCLcBGAs/s640/Jette%2BJImmy.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Hai! Kembali lagi bersama #LivingWithOzzu the series wkwkwkw... kali ini topiknya adalah STROLLER! Seriously, id never thought there will come a day when id find myself crazy about stroller! Waktu masih hamil, saya selalu beranggapan stroller bukan barang yang penting-penting amat untuk dibeli. Sampai kemudian saya membeli stroller untuk pertama kalinya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Merknya Baby Elle seri Delray. Bentuknya mirip-mirip seri Citilite. Ga tau deh dimana bedanya. Beratnya ringan, cuma 6 kilo! Dan saya beli hanya via tokopedia. Bahkan ga ada keinginan untuk dateng ke toko bayi untuk liat-liat atau sekadar survey stroller. Alasan saya beli stroller ini simple aja; murah dan motifnya lucu, monochrome, ga yang warna-warni ceriahhh gitu. Ga sampe dua hari, dateng deh stroller pesenan saya. Lalu dua minggu nganggur karena emang ga kemana-mana, sampai kemudian saya pake perdana keluar rumah. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Ih kok manuevernya ga enak, ya? Kaya ringkih gitu rodanya. Lalu besoknya saya jalan-jalan pake stroller ke mall. Dan terbukalah mata saya, bagaikan seorang remaja yang hidup di korea utara lalu dikasi laptop dengan koneksi internet super cepat, dunia itu ternyata luas pemirsa! Melihat pemandangan ibu-ibu berlalu-lalang dengan aneka macam stroller, saya baru tahu kalau stroller itu banyaaakkk yang keren dengan berbagai macam bentuk model dan warna! </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Ih stroller apa tuh, kok cucok banget?? </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Ih kok stroller itu kayanya kokoh banget? </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Ih kok stroller itu keranjangnya gede banget, enak buat nyimpen belanjaan? </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><span face=""verdana" , sans-serif">and bla bla bla.... mulai deh gue BM. Sial.. </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"></span><br />
</span><a name='more'></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face="verdana, sans-serif" style="font-family: Poppins;">Karena saya juga lagi cuti melahirkan, mulailah hari-hari saya sibuk diisi dengan ambisi tentang stroller. Ketika Ozzu tidur, jari saya langsung sibuk pencet hp nyari stroller yang benar-benar cocok buat saya. Sampai ga sadar, selama tiga bulan cuti melahirkan itu, saya punya lima stroller. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Gelo siah. Khilaf apa kerasukan? </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Stroller kedua yang akhirnya saya beli adalah Cocolatte seri Quantum. Entah kenapa saya suka banget sama bentuk stroller ini. Awalnya saya suka banget sama model si Quintas, kayanya enak banget kalo jadi bayi terus tidur di sana. (Apa sih, Luh) Tapi si Quintas ga ada warna biru, sementara saya pengen yang warna biru, yang warna biru adanya si seri Quantum, akhirnya dibeli lah tuh si Quantum. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Spesifikasi Cocolatte Quantum:</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><span face=""verdana" , sans-serif">Berat 14 kg</span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif">Carrycot bisa dilepas</span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif">Reversible </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif">Keranjang bawah besar </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif">Space buat baby luas</span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif">Berat maksimal sampai 20 kg </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Stroller ketiga yang saya beli adalah stroller Baby Elle Spin 360. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Kenapa saya beli stroller itu? Ceritanya nih, saya kan dulu atlet. Setelah hamil, otomatis badan melar dan jarang lari, paling cuma berenang dan jalan santai. Pas cuti tiga bulan itu lah saya bertekad mau rutin lagi lari sore. Maka itu saya butuh stroller yang kokoh dan anti guncangan. Rencananya tiap sore saya mau jogging sambil dorong stroller. Setelah saya browsing-browsing, naksir lah sama si Baby Elle Spin 360 ini. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Spesifikasi Baby Elle Spin 360: </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><span face=""verdana" , sans-serif">Berat stroller 18 kg </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif">Carrycot bisa dilepas </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif">Reversible</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Bisa berputar 360 derajat --> aga kurpen sih kalo menurut saya, emangnya buat apaan deh diputer-puter? Ga paham. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Bisa digunakan sampai berat anak 25 kg --> jadi bisa dipake agak lamaan (kalau anaknya masih mau duduk di stroller.) </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Si Baby Elle Spin 360 ini oke sih, bannya pake angin, bukan plastik, suspensinya juga oke, si Ozzu anteng aja tidur meski saya bawa off road sambil jogging. Rangkanya juga kokoh banget, tapi sangking kokohnya sampe susah banget ditaro di bagasi mobil alias bulky banget! Awalnya liat di toko online dan blog-blog orang keliatannya kaya kecil gitu. Pas barangnya dateng, eh ya Allah, kok kaya gerobak! Satu bagasi abis deh cuma sama ni stroller doang. Bener-bener ga praktis banget. So, mulailah gue browsing lagi stroller yang praktis dan kecil buat dibawa-bawa. Asli ini mah, ke-BM an hqq yang tiada henti.. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><span face=""verdana" , sans-serif">Lalu.. aku ketemulah sama BabyZen Yoyo. </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-size: xx-small;">Ketemu doang, gaes, ga gue beli karena mehong banget ni stroller. *kraiiii.... </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Spesifikasi stroller BabyZen Yoyo:</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Berat 5.5 kg (enteeeng yha!) </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Cabin size (fitur ini kucinta banget, bisa dilipet jadi kecil) </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Recommend use 6 bulan - 3 tahun tapi sekarang ada seri BabyZen Yoyo+ katanya bisa buat newborn sih. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><span face=""verdana" , sans-serif">Patah hati sama harga BabyZen Yoyo, akhirnya gue beli KW nya hahaha yang merk Yoya. Si stroller Yoya ini mirip banget sama Yoyo secara design. Semacam KW premium deh. Sempet browsing juga di Aliexpress. Ada KW lainnya lagi, merknya YUYU. WKWKWKWKW... </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Kalo dari segi rangka sih gue yakin banget Yoyo menang jauh di atas, harga ga bohong gaes. Kelebihannya Yoya dibanding Yoyo cuma dua; harganya murah banget plus design canopynya lebih lucu-lucu dan variatif. Minusnya si Yoya dan Yoyo ini adalah ga bisa reversible, jadi baby nya ga bisa hadap ibu. Di umur 4 bulan, si Ozzu sering banget ketika ditaro di stroller, dia malah sibuk mau ngadep belakang gitu, kaya pengen liat yang dorong siapa. </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">So.. mulai lagi lah pencarian saya dengan stroller yang memenuhi spesifikasi berikut: </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">1. Murah </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">2. Ringan </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">3. Bisa hadap ibu </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">4. Bisa dilipat kecil </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><span face=""verdana" , sans-serif">Dan setelah pencarian sekian lama, plus diceramahin suami karena kegilaan stroller, plus jual-jualin stroller Baby Elle Delray, Baby Elle Spin 360 dan si Quantum, iya gaes gue jual, rumah gue kecil, kalo ga dijual ga kebayang sih itu rumah gue uda kaya parkiran bemo... Akhirnya... saya memutuskan untuk membeli stroller Jette seri Jimmy! </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Dan so far, saya paling puas sama stroller ini! </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Point plusnya ya: </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">1. Modelnya oke, kecil tapi kokoh.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">2. Warnanya kusuka, monochrome item putih, my favorite. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">3. So far Ozzu usia lima bulan dengan berat 8 kilogram, masih enak sih tidur di situ, ga terlalu sempit kaya si Yoya. Kayanya dia masih lebih nyenyak tidur di Jette daripada di Yoya. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">4. Bisa hadap ibu! Yeayyy! </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">5. Ringan jugaaa, cuma 5 kiloan! </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Minusnya: </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">1. Kalo hadap ibu, manuvernya jadi kurang lincah, tapi kayanya semua stroller gitu ya, kecuali yang hadap ibunya carrycot nya yang dipindah, bukan handlenya. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><span face=""verdana" , sans-serif">2. Ga cabin size, kalo dilipet masih ramping sih ga terlalu makan tempat, tapi tetep aja ga cabin size. </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">So sekarang ini saya punya dua stroller. Si Jimmy Jette sama Yoya. Sempet mikir mau jual yang Yoya juga, tapi kaya sayang gitu sih, karena dia cabin size. Kali aja kan siapa tau ada rejeki buat pelesir kemana gitu nek pesawat, kan ku bisa pake stroller itu. Hihi. </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Sempet naksir banget sama stroller Stokke dan Quinny. Tapi kalo dipikir-pikir harganya ga makes sense (ga makes sense di dompet rakyat proletar kaya gue gini maksudnya). Si Stoke ini harganya diatas 10 juta. Ga paham sih, kenapa kita harus keluarin uang untuk stroller sampe seharga motor bekas. Apalagi stroller Rachel Venya yang Inglesina itu. Bok.. uda mahal bener, geda banget pulak itu stroller, bawanya aja kudu make Go Box kayanya. Tetep lah, for now, aku masih cinta si Jimmy Jette, ga tau ya kalo udah kesempitan, soalnya emang agak kecil sih tempat duduknya. Huhu.. Semoga kegilaan strolller ini akan segera berlalu. Doakan ya pembaca! Sampai bertemu di #LivingwithOzzu berikutnya! Ciao! :D </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Galuh Sitompulhttp://www.blogger.com/profile/08529431466357813107noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4244516893103372260.post-10409191151048193932018-02-05T23:07:00.002-08:002020-11-12T17:13:43.390-08:00#livingwithOzzu: jadi ibu menyusui tidak boleh congkak <div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><i>#LivingwithOzzu adalah series yang akan saya tulis berkala based on pengalaman saya menjadi ibu baru. Mau nulis pake label parenting tapi kok malu ya? Karena justru yang akan saya tulis kayaknya kebanyakan contoh yang salah yang tidak perlu ditiru. So anyway, here we go.. first post, its about ON BECOMING A BUSUI! :D </i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Dulu sebelum menikah, saya pernah membaca beberapa postingan AIMI dan beberapa organisasi sejenis di media sosial. Isinya mengenai ajakan untuk menyusui bayi. Dan waktu itu yang tercetus di mulut saya adalah: </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Lagian ngapa dehh ada ibu yang ga nyusuin anaknya? Aneh banget, sufor kan mehong!</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><span face=""verdana" , sans-serif">Later on, saya baru tahu kalau kalimat di atas adalah kalimat laknat yang pabila didengar oleh seorang ibu yang ngasi sufor ke anaknya, niscaya, saya akan disumpahin tujuh turunan. </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Brohhhh... gue pikir nyusuin itu gampang, tinggal templok lalu ngocorrr bak air keran. </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">*Ngocor pantat lo item, kata ibu-ibu.. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><span face=""verdana" , sans-serif"></span><br />
</span><a name='more'></a><span style="font-family: Poppins;"><br />
<span face=""verdana" , sans-serif">Anyway.. setelah jadi ibu menyusui, pernah ga sih kalian ngeliat postingan foto seorang ibu di instagram dengan satu free</span><span face="verdana, sans-serif">zer khusus ASIP yang isinya penuh banget bleber-bleber sampe susah ditutup, kira-kira kaya gini.. </span><br />
<span face="verdana, sans-serif"><br /></span>
</span><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-goX3-nfUF1U/WnmDFDudSWI/AAAAAAAAE6k/8gHBq6QP5tQVeeBSsHHafjCMuGw4g4CXgCLcBGAs/s1600/IMG_2871.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: Poppins;"><img border="0" data-original-height="855" data-original-width="750" height="320" src="https://4.bp.blogspot.com/-goX3-nfUF1U/WnmDFDudSWI/AAAAAAAAE6k/8gHBq6QP5tQVeeBSsHHafjCMuGw4g4CXgCLcBGAs/s320/IMG_2871.jpeg" width="280" /></span></a></div>
<span style="font-family: Poppins;"><span face="verdana, sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">dan komen kalian adalah..</span></span></div>
<span style="font-family: Poppins;"><br />
</span><div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">ANJIR </span></div>
<span style="font-family: Poppins;"><br />
<span face=""verdana" , sans-serif" style="text-align: justify;">Sorry revisi..</span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-size: x-large; text-align: justify;">ANJEEEERRRR!!! </span><br />
<br />
</span><div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins; font-size: xx-small;">masih kurang gede, Luh, masih kurang efek dramatisnya. </span></div>
<span style="font-family: Poppins;"><span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<br />
</span><div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">*Lalu menatap nanar pada pompa ASI yang isinya cuma ngotorin botol.. </span></div>
<span style="font-family: Poppins;"><br />
<span face=""verdana" , sans-serif" style="text-align: justify;">Percayalah.. rasanya sangat menyesakkan dada. Di hari pertama Ozzu lahir ke dunia, dia sudah harus masuk NICU karena menelan ketuban. Alhasil, Ozzu harus diinfus dan pihak NICU membombardir ruangan saya dengan telepon terus menerus, </span><br />
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<span style="font-family: Poppins;"><span face=""verdana" , sans-serif" style="text-align: justify;">"Bu, ASInya sudah keluar? Bisa tolong dikirim segera ke NICU?" </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif" style="text-align: justify;">"Bu, gimana? ASInya sudah ada? Bisa tolong segera ke NICU?" </span><br />
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<span style="font-family: Poppins;"><span face=""verdana" , sans-serif" style="text-align: justify;">Stress ga, lu? Pengen gue banting aja tu <strike>suster</strike> telepon. </span><br />
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<span style="font-family: Poppins;"><span face=""verdana" , sans-serif" style="text-align: justify;">Pala masih puyeng, duduk aja belum boleh, ASI seret banget. Belom-belom udah diminta 30ml. Gimana ga pengen ngamuk? Udah dipijet-pijet sampe ruam merah di payudara, tetep aja hasilnya paling banyak cuma 10ml. Itu pun setelah berusaha sekian lama. Sampai di hari kedua, pagi-pagi NICU telepon lagi, dan suster di telepon bilang, </span><br />
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<span style="font-family: Poppins;"><span face=""verdana" , sans-serif" style="text-align: justify;">"Bu, kalau ASI nya belum bisa keluar, izin untuk menggunakan susu formula, ya? Bagaimana?"</span><br />
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<span style="font-family: Poppins;"><span face=""verdana" , sans-serif" style="text-align: justify;">Mendengar kata SUSU FORMULA, langsung deh dengan segenap hati saya minta copot kateter dan langsung turun ke bawah. (Saya di lantai 5, Ozzu di NICU di lantai 2). Tapi emang the power of jadi emak-emak kali ya, demi bisa menyusui si Ozzu langsung, jalan kaki ke lantai 2 ga kerasa sakit sama sekali tuh meski saya abis operasi. Yang ada di pikiran saya pokoknya cuma mau nyusuin langsung aja biar bisa lebih lancar keluar ASI nya. </span><br />
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Alhamdulillah, ASI bisa keluar ketika Ozzu menyusu langsung, alhamdulillah lagi Ozzu juga cukup pintar nyusunya, dia langsung nemplok di puting dan nyot-nyot. Masalahnya.. dia nangis tiap dua jam sekali dan saya ga bisa terus-terusan stand by di situ. Saya tetap butuh ASIP dan payudara saya ga bisa dipompa. Di tengah kemelut dan pergulatan batin itu, dokter lagi-lagi menawarkan sufor atau cari donor ASI. Donor ASI, entah kenapa saya kurang sreg, terlalu banyak terms and conditions nya dan saya ga lagi di posisi yang pas untuk take risks itu. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Ngeliat saya yang lelah dan mompa tanpa hasil, suami saya juga akhirnya mengizinkan dokter memberikan sufor ke anak saya. Ya sudahlah, tokh bukan racun? Daripada Ozzu dehidrasi dan akibatnya lebih fatal, ya kan? Akhirnya saya pun ikhlas. "Ya uda lah, sufor juga apa-apa, yang penting Ozzu bisa keluar secepatnya dari NICU." So sufor it is.. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Konon Pak Ustad pernah bilang, ketika kita ikhlas dan bersyukur, maka hati lebih lega dan rejeki akan ditambah. Eh.. nel uga Pak Ustad. Di hari ketiga, rejeki yang dinanti-nanti tiba. ASI saya keluar. Memang belum banyak, sih. Tapi lumayan lah, suami saya sudah bisa bolak-balik ke NICU untuk setor ASIP. Di hari ke empat, saya dan Ozzu sudah boleh pulang dan ASI saya makin deras, bahkan sampai rembes. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Problem solved, dong? Oh tentu belum. Seperti kubilang di judul, JADI BUSUI TIDAK BOLEH CONGKAK! Ok, ini daftar kecongkakan saya yang tidak perlu ditiru, ya! </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif"><b>CONGKAK #1: Baru menabung ASIP saat cuti melahirkan di bulan kedua</b></span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><span face=""verdana" , sans-serif">Dari hamil 5 bulan, payudara saya sudah mengeluarkan cairan yang bisa sampai membasahi baju. Orang-orang bilang itu bagus, nanti ASInya lancar. JUMAWA DONG GUE. Nanti aja lah nabung ASIP nya, tokh ASI banyak ini. Sampai di bulan kedua, saya baru beli pompa Spectra 9 plus yang banyak good reviewnya. Harganya lumayan kalo buat saya, 1.7 juta. Begitu dicoba, zonk! Seret banget sist, ga keluar! π Lalu saya coba Tomee Tippee yang mana ternyata sama juga, tetap seret! Barulah gw mengetahui fakta bahwa, PAYUDARA SAYA EMANG GA BISA DIPOMPA. ANEH BANGET POKONYA! GRRRHHH... </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Lalu selama beberapa hari kemudian, saya mompa dan berhasil nabung meski cuma sedikit banget. Bayangin, sehari cuma dapet 100ml. Itu pun hasil pumping seharian disatuin, dapet deh 100ml. Cry banget, kan? Padahal kalo saya lagi direct breastfeeding, payudara yang ga ditetein netes-netes banyak banget. Tapi kalo dipompa susah banget keluar. Sempet terpikir bahkan sudah pasrah, kalau Ozzu cuma bisa minum ASI sampai 4 bulan. Sisanya mungkin ASIP saya bakal habis dan yasudala... saya beli sufor aja. </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Sampe pada suatu hari, temen saya merekomendasikan sebuah alat penyelamat hidup saya, yakni:........ SILICON BREASTPUMP! Awalnya sih niatnya cuma mau nampung ASI yang netes-netes di tete sebelah kalo saya lagi nyusuin. Tapi ternyata pas saya pake, oh wowww.. sekali sesi netein saya bisa dapet 70ml dari satu payudara yang netes! Amazing ga, sih?? </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Kesel banget saya baru tahu alat ini pas udah tinggal satu bulan cuti lahiran. Alhasil, selama sisa sebulan itu, langsung kejar setoran lah. Tiap netein pasti sambil pake silicon. Alhamdulillah pas masuk kantor saya punya tabungan sekitar 90 botol ASIP isi 100ml. Still, its not that much though, but i hope its enough. </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif"><b>CONGKAK #2: Merasa ASInya banyak </b></span><br />
<br />
<span face=""verdana" , sans-serif">Hari pertama saya masuk kerja setelah tiga bulan melahirkan, saya sudah siap berangkat ke kantor dengan peralatan perang (baca: alat pompa manual dan silicon breast pump). Ketika saya sampai di nursery room kantor untuk naro peralatan perang saya, iseng deh cek kulkas nursery. </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Glek. Pagi-pagi temen saya udah dapet 300ml aja. </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-size: xx-small;">Sungguh ku merasa kecil. </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Tapi ketika saya pumping bareng sama dia, dia kaget sendiri liat metode pumping saya. Yakni dipancing pake pompa manual sampe LDR lalu saya ganti templokin silicon breast pump dan dibiarin aja gitu ngalir sendiri sampe penuh 100ml. </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">"Waaah? Lo netes-netes doang aja bisa penuh gitu yaa? Enak banget idup lo ga usah pegel mompa udah ngalir!" komen dia. </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif">"Ahh masi kalah lah sama lo mah, pagi-pagi uda 300 ml.." kata saya.</span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif">"Hah apaan? ITU MAH HASIL MOMPA KEMARENNN!!" </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-size: large;"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-size: large;">SEKETIKA KU MERASA JUMAWA LAGI. </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Ternyata gue canggih juga eeaaa. </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif">Azeek. </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Saya masih jumawa sampai pulang ke rumah dengan membawa 500ml ASIP yang berhasil dipompa di kantor. Saya masih jumawa di kereta ketika perjalanan pulang dan mengingat pembicaraan di ruang nursery. Saya masih jumawa ketika mengeluarkan botol-botol ASIP dari cooler bag dan memasukan ke kulkas. Saya masih jumawa sampai mbak di rumah yang jaga Ozzu nyeletuk.. </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">"Bu, tadi saya ngambil lagi ASIP di kulkas atas soalnya kurang, jadi total Ozzu tadi habis 10 botol.." </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">APAAA??? </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif">SEHARI BUTUH 1 LITER??? </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif">ANJEEERRRR!</span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif">ππππ</span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Perasaan dari beberapa literatur yang saya baca, bayi tiga bulan menghabiskan sekitar 700ml doang selama 10 jam. Tetiba palaku pening. Apalah arti 500ml yang kubangga-banggakan, cuma bisa memenuhi setengah kebutuhan ASIP ozzu selama saya tinggal. Kalau setiap hari saya nombok 500ml, sementara saya cuma punya tabungan ASIP 90 botol. Kira-kira sampai kapankah saya bisa bertahan untuk ASI ekslusif? Sampe ga ke 6 bulan? 6 bulan juga udah ALHAMDULILLAH BANGET YA ALLAH. You do the math laah.. </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Oleh karena itu dear para busui.. demikianlah salah satu cerita yang bisa diambil pesan moralnya: JADI BUSUI TIDAK BOLEH CONGKAK, tidak boleh jumawa, karena percayalah, di atas langit, ada langit, jikalau ASI mu banyak lalu congkak, ternyata kebutuhan anakmu jauh lebih banyak. Ok, paham, ya?</span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Another lesson learned, jadi busui itu takes a huge commitment! Apalagi buat ibu bekerja, wawww banget deh. Jadwal pumping harus disiplin, boro-boro mikirin KPI kerjaan ya, mikirin KPI ASIP aja kita udah pening pala. Pulang kantor bawaannya pengen sprint aja gue dari kantor ke stasiun. Semakin cepat gue pulang, semakin cepat gue bisa direct breastfeeding dan semakin sedikit juga ASIP yang dibutuhkan. </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Beruntunglah aku punya bos yang cingcay banget ga demanding, asal kerjaan kelar. Ga kebayang kalo jadi pegawai yang workloadnya ampun-ampunan plus bosnya ga pengertian. Haduuh.. </span><span face=""verdana" , sans-serif">SUFOR MAHAL? Nyoongg, ASI lebih mehong. Hahaha. Belom pompanya, belom, printilannya, belom ASI booster. Haillll busui yang working mom, laah! Aku sungguh salut! </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Demikianlah pembaca.. (seperti biasa cem banyak yang baca) sampai bertemu di #LivingwithOzzu series berikutnya, ya! :D </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">*Brb ngemil sayur katuk* </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">***</span></span></div>
Galuh Sitompulhttp://www.blogger.com/profile/08529431466357813107noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-4244516893103372260.post-40884123460950483862017-10-24T23:22:00.002-07:002020-11-12T17:13:58.965-08:00drama persalinan dan life after giving birth <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-to4p2jWjzqI/WfBG1wl4d6I/AAAAAAAAE5Q/JNdTrvs_uw04SCV057AnPySDd2KhHPjAQCLcBGAs/s1600/From%2Bozzu%25282%2529.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="397" data-original-width="560" height="452" src="https://2.bp.blogspot.com/-to4p2jWjzqI/WfBG1wl4d6I/AAAAAAAAE5Q/JNdTrvs_uw04SCV057AnPySDd2KhHPjAQCLcBGAs/s640/From%2Bozzu%25282%2529.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
<span style="font-family: Poppins;"><i><span face=""verdana" , sans-serif">Saya: Udah 39 weeks kok belum mules-mules juga, ya? </span></i><br />
<i><span face=""verdana" , sans-serif">Teman saya (ibu tiga anak): Udah sabar aja, ntar juga kalo udah keluar rasanya pengen lu masukin lagi ke perut lu! </span></i><br />
<br />
</span><div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Dua
hari setelah percakapan itu, 6 Oktober 2017, hari Jumat, saya pergi
menyetir sendiri ke supermarket. Rencananya saya mau beli kompor baru.
Ketika antre bayar kompor, saya sudah merasa ada yang tidak beres dengan
perut saya. Mules yang datang dan pergi. Tapi saya pikir itu cuma kontraksi palsu as usual. Pulang dari supermarket, mules makin menjadi. Saya mulai
berpikir ini bukan kontraksi palsu tapi udah beneran kontraksi. Tapi saya pikir,
ini karena kebodohan saya yang main gotong kompor sendiri ke parkiran
mobil dalam keadaan hamil tua. So, saya masih cuekin si rasa mules. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Sabtu
7 Oktober, jam 2 pagi saya kebelet pipis. Ketika di kamar mandi, pluk,
segumpal darah dan lendir mengambang di toilet. Wah, this is it! Saya
kegirangan. Kayaknya saya sudah mau melahirkan. Dari situ mules semakin
intens, saya sudah tidak bisa tidur sampai pagi. Sabtu pagi, saya masih
memaksa suami saya pergi kerja. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">"Nanti kalau benar-benar sudah tidak tahan menahan mules, saya telpon kamu," kata saya dengan sok gagahnya. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><br />
</span><a name='more'></a><span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Tapi
jam 7 pagi, ketika suami baru mau berangkat kerja, saya sudah
benar-benar uring-uringan. Mulesnya semakin dahsyat. Akhirnya suami saya
urung berangkat kerja dan memilih untuk menemani saya di rumah. Kami
masih sempat jalan-jalan pagi di komplek rumah. Sesekali saya berhenti
karena menahan kontraksi. Sampai akhirnya jam 9 pagi saya benar-benar
sudah tidak tahan dan suami juga terus memaksa untuk segera berangkat ke
rumah sakit. So then off we go to Eka Hospital. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Di UGD, bidan segera sigap bertindak untuk melakukan CTG (cek jantung bayi) dan periksa dalam. And here comes the drama.. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><span face=""verdana" , sans-serif"><b>SAYA TAKUT DIPERIKSA DALAM.</b></span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><b> </b> </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif">*eaaa antiklimaks</span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif">*penonton kecewa </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif">*ga jadi keprok</span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif">*face palm</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Iya secupu itu saya. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Sampai
kira-kira 7 kali percobaan cek dalam, panggul saya langsung menegang,
dan si bidan selalu gagal memasukan jari tangannya yang menyeramkan ke
vagina saya. Di tengah drama cek dalam itu, kontraksi sudah datang
setiap 3 menit sekali dan saya harus menahan nyeri yang luar biasa.
Alhasil menangislah saya di ruang UGD. Suami yang kebingungan dan saya
yang terus-menerus menjerit dan menangis setiap si bidan mencoba
memasukan tangannya ke dalam ternyata membuat si bayi stress di dalam
perut saya. Dokter saya datang dan menyarankan untuk C Section. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Oh no... </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">"Posisi
bayinya juga ga bagus ini. Kepalanya dongak ke atas. Kalau mau normal
juga sobeknya bakal besar," kata si dokter, entah apa maksudnya, tapi
sungguh kalimatnya itu sangat men-demotivating saya yang masih pingin
merasakan lahiran normal. "Aku maunya lahiran normal!" kata saya ke suami, sambil terisak-isak. "Ya terus gimana, kamu ga bisa dicek dalem? Mau keluarin lewat mulut?" jawab suami saya. Di tengah pergulatan batin itu (cailaah..) si
bidan yang kayanya kesal sama saya juga terus-menerus menyarankan
sesar. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Bidan 1: "Ini harus cepat lho, bu, bayinya udah mau keluar ini, dia jadi stress, tuh liat kontraksinya udah kaya gitu.."</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Bidan 2: "Ibu jangan nangis, kalo ibu kaya gini bayinya kasian di dalem, dia stress lho bu!" </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Suster 1: "Itu kasian dedeknya udah mau keluar, bu, ibu jangan kaya gini!" </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Bayi
yang stress. Ok. I get it! Apaan sih ngomong diulang-ulang cem radio rusak! Emangnya gue ga stress juga apahh?!! Kesel
ga sih? Belum lagi ini kontraksi yang aujubileh saqid banget qaqa
geelaakk ampuun dijeh... Aslik deh rasanya pingin teriak: "WOYY AYO SINI MAJU SATU-SATU!" Pengen ajak panco tu bidan. Yang kalah
boleh digebukin sepuasnya. Tapi saya lagi kontraksi, lagi ga pingin
panco juga. Akhirnya saya pun pasrah.. ok silakan dibelek, deh! Begitu
suami saya dan saya menandatangani surat persetujuan tindakan operasi,
saya langsung digiring ke ruang operasi. Semuanya terjadi begitu cepat. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Baju
daster dekil saya yang saya pakai sejak dari rumah (ga sempat ganti
cuy, udah sibuk nahan sakit kontraksi) diganti dengan baju rumah sakit.
Lalu saya ditest alergi oleh suster, dan tak lama datanglah dokter
anastesi yang menyuntik punggung saya. Dari situ saya sudah tidak
merasakan apa pun meskipun saya masih bisa membuka mata saya. Di ruang
operasi yang dingin itu (ini ga tau emang dingin banget AC nya atau efek
morphine) saya cuma bisa berdoa dalam hati dan tidak lama dari situ
dokter mengangkat bayi saya dan terdengar tangisan kencang.
"Alhamdulillah," kata saya dalam hati lalu saya tertidur. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Sampai tiba-tiba saya dibangunkan suster, </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">"Ini dedeknya.." kata dia, sambil menaruh bayi di dada saya. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Saya
yang masih antara sadar dan tidak cuma bisa menatap aneh. Ada makluk
kecil tiba-tiba menghisap payudara saya. Sayangnya saya benar-benar
teler, yang saya ingat saat itu saya lihat di mata bayi saya ada
beleknya. Ijo. Dan sungguh pengen banget saya bersihin itu beleknya.
Tapi saya teler berat. Dan saya cuma bisa bilang, "Dingin banget, sus.."
Lalu bayi saya dibawa kembali sama suster dan saya kembali tidur. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Saat
bangun kembali, saya sudah berada di luar ruangan operasi. Kepala
rasanya pusing dan saya tidak bisa menggerakan tubuh saya. Ketika suster
menggiring tempat tidur saya ke kamar perawatan saya sempat melihat
suami saya. Tapi dia malah menghilang entah kemana. Saya sendirian di
kamar perawatan. Kemana suami saya dan bayi saya? Bukankah harusnya bayi
saya dibawa ke kamar bersama saya? </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">"Sus
bayi saya mana?" tapi anehnya dia tidak menjawab. Lalu saya tidur
kembali. Beneran deh ini morphine parah banget, bikin orang jadi kebo.
Sampai akhirnya saya bangun kembali dan saya tahu there's gotta be
somethin wrong with my baby. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><span face=""verdana" , sans-serif">Bayi
saya ternyata masuk NICU. Dia kesulitan bernafas sesaat setelah
dilahirkan. Kata suami saya nafasnya memburu seperti orang yang sedang
lari marathon. Selain itu, dia juga sempat poop di dalam perut saya karena stress ketika saya drama nangis-nangis di UGD. Informasi ini tidak disampaikan sampai hari kedua saya
berada di kamar perawatan. Suami saya sepertinya ga tega menyampaikan
kabar buruk saat saya baru saja selesai dioperasi. </span><br />
<br />
<span face=""verdana" , sans-serif">Kata dokter, case kaya gini sering kejadian di bayi yang keluar bukan dari vagina. Ibaratnya dia lagi anteng anget-anget di rahim ga ada ujan ga ada angin tiba-tiba ditarik keluar. Shock lah dia. Untungnya di hari
kedua, bayi saya akhirnya sudah stabil dan sudah bisa keluar dari NICU.
Alhamdulillah. Di hari keempat saya dan bayi saya sudah bisa pulang ke
rumah. </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">But that's not the toughest part...</span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Kata
orang, segala macem rasa mual, cepet capek, kaki bengkak, perut begah,
gampang kram dll saat hamil itu engga ada apa-apanya dibanding nanti
ngurus anak. Ibu hamil itu ibaratnya motherhood in training. Lagi dikasi
trial dulu dengan segala macem kesusahan sebelum nanti bayinya nongol
dan kesusahannya bakal naik level lagi. Hahaha.. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Seminggu
pertama di rumah, saya masih ditemani ibu saya. Banyak teman dan
keluarga datang, bawa kado lagi, happy deh pokoknya. Saya masih dalam
suasana euforia. But then my mom went home and life goes on.. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">It
is the time when reality hits me, the texts and social media "likes"
die down, others go back to work and you are left alone and responsible
for this little, innocent, tiny creature. Man, the baby blues are so
real! Your hormones are running wild! </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Saya
cuma berdua sama si bayi. Ada ART yang bantu sih untuk beres-beres
rumah, tapi dia cuma dateng pagi lalu siang sudah pulang. Dari siang ke
malam sampai suami saya pulang kerja, saya cuma berdua sama si bayi.
Rasanya? Mellowwww banget.. hati berasa hampa, baper to the max
pokoknya. Bisa tiba-tiba lagi nonton tivi trus menitikan air mata.
Hahaha. So freakin weird! </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><span face=""verdana" , sans-serif">Setiap
suami mau pergi kerja pagi-pagi, rasanya hati ini sedih ga jelas.
Pingin rasanya ikut dia naik vespa ke stasiun lalu naik kereta ke
kantor. Pokonya bawaannya pengen pergi dari rumah. Bawa aku dari siniii.. kemana aja, ke Meikarta juga engga apa-apa lah! #ILoveMeikarta #Pfftt Rasanya antara sedih dan takut ditinggal berdua doang sama bayi. Oh man, she's so tiny and fragile, i am afraid i am gonna break her bones! </span><br />
<br />
<span face=""verdana" , sans-serif">Apalagi si bayi senang sekali bangun di malam hari. Sedangkan
saya engga bisa tidur kalo siang. Sampai migrain rasanya, sangking
ngantuk dan capeknya. A 'short trip' to nearest Indomaret feels like
heaven! Meskipun kemudian saya akan feel guilty karena ada aja yang
komentar, "Kalo aku sih ya.. I could never leave my baby alone!" Ok, sist, lanjut!</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Beberapa
kali di sekitar jam 1-2 pagi, saya ngomel sama si bayi. Apa? Ngomelin
anak bayi? Kan gendeng. But it happened.. bayi yang rewel karena minta
digendong sambil nyusu sampai satu hingga dua jam benar-benar bikin saya
frustasi. Selain sakit punggung, rasanya mata juga sepet banget, ga
jarang mata saya rasanya berkunang-kunang karena kurang tidur. Sekali
waktu, suami yang terbangun mengomentari saya yang misuh-misuh, </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">"Jangan gitu, nanti ga dapet pahala, lho.." </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><span face=""verdana" , sans-serif">"AKU GA MAU PAHALA, AKU CUMA MAU TIDUUURR!!!" dengan settingan muka kaya ogoh-ogoh. </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<br />
</span><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://4.bp.blogspot.com/-rua8i7Wiy58/WfBQzmJLIlI/AAAAAAAAE50/kUhNIjguqJMByRnXufxddE7AtEc32ugzACLcBGAs/s1600/ogoh_ogoh_tumblr_755x427.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><span style="font-family: Poppins;"><img border="0" data-original-height="427" data-original-width="755" height="180" src="https://4.bp.blogspot.com/-rua8i7Wiy58/WfBQzmJLIlI/AAAAAAAAE50/kUhNIjguqJMByRnXufxddE7AtEc32ugzACLcBGAs/s320/ogoh_ogoh_tumblr_755x427.jpg" width="320" /></span></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: Poppins;">kira-kira kaya gini yang namanya ogoh-ogoh</span></td></tr>
</tbody></table>
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Gendeng, kan? </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""verdana" , sans-serif" style="font-family: Poppins;">Selain
kurang tidur dan kelelahan, saya juga merasa takut sekali. Takut bayi
saya kenapa-kenapa karena saya ibu baru bego yang bisa jadi akan melakukan
kesalahan yang fatal. Kadang kalo si bayi lagi tidur, saya suka cek dan
liatin apakah dia masih nafas atau engga. -___- Atau kalo perutnya
ketutup selimut saya suka colekin dikit pipinya biar dia bergerak. Once
she move her finger or feet, glek, rasanya lega sekali. Ok, she's still
alive and breathing. Hahaha. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Poppins;"><span face=""verdana" , sans-serif">Jadi
ya begitulah.. selain faktor hormon, juga masih kaget karena masih
dalam proses adaptasi menjadi seorang ibu yang ternyata melelahkan
(seriously, i am so sorry, Mama..) plus hidup yang tiba-tiba berubah 180
derajat and i have to deal it all by myself. Bukan saya ga bersyukur
ya. Sure i am so grateful dikaruniani anak yang sehat, tapi rasanya
lelah aja. Somehow, entah gimana saya suka kangen masa-masa masih hamil. Tiba-tiba jadi keinget ucapan temen saya si ibu anak tiga, "Kalo udah keluar, rasanya pengen lo masukin lagi!" Hahaha.. </span><br />
<br />
<span face=""verdana" , sans-serif">Secara teori, saat hamil, seorang ibu banyak mengalami perubahan baik fisik maupun non fisik termasuk di dalamnya perubahan hormon. Pasca melahirkan, perubahan tubuh dan hormon terjadi lagi, terutama penurunan secara drastis kadar hormon estrogen dan dan progesteron serta hormon lainnnya yang diproduksi oleh kelenjar tiroid. Hasilnya? Ibu akan sering mengalami rasa lelah, depresi dan penurunan mood. Apalagi kalo bayinya ngajak begadang mulu. Wahh yasalaam.. coba tanya Nia Ramadhani, how did she handle baby blues? :-P Jadi, ketahuilah, kurang tidur, kelelahan dan faktor hormonal
dapat menyebabkan seseorang kekurangan kadar kewarasannya. </span><br />
<br />
<span face=""verdana" , sans-serif">Hari ke 18 postpartum, saya mulai sedikit demi sedikit beradaptasi. Saya mulai menerima kenyataan bahwa sekarang ada makhluk kecil yang hidupnya sangat tergantung sama saya, bahwa saya punya tanggung jawab besar, bahwa saya ga bisa lagi idup semau-maunya, ga bisa lagi seenak jidat main naik gunung, bahwa saya sudah harus saving untuk tabungan pendidikannya, sudah harus banyak-banyak baca ilmu parenting dll. Fuhh.. berat ya kedengarannya? Tapi kalo liat muka si bayi lagi tidur pulas kok suka jadi semangat lagi belajar jadi ibu yang baik. </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif">Sedikit tips untuk yang sedang hamil anak pertama, seringnya kita euforia cari tahu dan beli ini anu inu untuk persiapan kelahiran anak kita, dan fokusnya selalu ke bayinya, tapi ternyata jangan lupa juga sama keperluan si ibu sendiri, karena ibu juga penting. Misalnya, beli daster menyusui yang nyaman tapi tetap stylish. Hahaha. Sedih lho kadang, udah tiap hari di rumah, perut blobor, mata beler, butek, bau keringet campur ASI, dasternya dekil pulak. </span><br />
<br />
<span face=""verdana" , sans-serif">Udah gitu, knowing the fact that i am no longer my husband #1 favorite girl kadang bikin mellow juga, sih. Dateng-dateng pulang kantor, langsung ngeloyor aja nyari si bayi, bininya ga diliat-liat acan, deuh. Sedih qaqa. Yang jelas, nanti kalau ada teman saya lahiran, saya ga akan kasih dia kado baju bayi atau apapun yang berhubungan dengan bayi, saya akan kasih dia VOUCHER BERSIH SEHAT! Hahaha.. </span><br />
<br />
<span face=""verdana" , sans-serif">Atau apa ya? sepatu baru as ASI booster gitu? Sepatu Nike atau Timberland, boleh juga buat busui. ASI booster kan ga melulu makanan, dikasi barang impian juga bikin mood senang, dan produksi ASI jadi lancar. Ya, kan? Ya, kan?</span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif"><b>Udah iyain aja. </b></span><br />
<br />
</span><table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://4.bp.blogspot.com/-vhmj7Y40vtQ/WfBTcYJXwdI/AAAAAAAAE6A/TeBesaMlXfMW2FxRvm7hFv3ucuvyr_tFwCLcBGAs/s1600/DSCF0377.JPG" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><span style="font-family: Poppins;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1067" height="640" src="https://4.bp.blogspot.com/-vhmj7Y40vtQ/WfBTcYJXwdI/AAAAAAAAE6A/TeBesaMlXfMW2FxRvm7hFv3ucuvyr_tFwCLcBGAs/s640/DSCF0377.JPG" width="426" /></span></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: Poppins;"><span face=""verdana" , sans-serif">To
the most gracious, the most merciful, and my greatest guardian, dear
Allah almighty.</span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif">Thank you for lending me this tiny healthy human being. </span><br />
<span face=""verdana" , sans-serif">Hello messy world, my name is Ozzu!</span><br />
<br />
<span face=""verdana" , sans-serif">*** </span></span></td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-family: Poppins;"><br /></span>
<span face=""verdana" , sans-serif"><br /></span></div>
Galuh Sitompulhttp://www.blogger.com/profile/08529431466357813107noreply@blogger.com10