|
Restoran Miranda |
Saya sedang tergila-gila dengan salah satu restoran tempo dulu di Jakarta, namanya Restoran Miranda. Awalnya, restoran ini bernama Cokky, pada tahun 1960-an restoran ini berubah nama menjadi Tan Goei, gara-gara dulu almarhum Pak Soeharto phobia sama rasnya sendiri, yakni ras cina :p maka namanya diubah lagi jadi Restoran Miranda. Letaknya di Jalan Besuki Nomor 1A, Menteng Jakarta Pusat, area jajahan saya di Jakarta, makanya saya seneng banget nemu tempat ini disini. Hihi.
Menu yang jadi andalan restoran Miranda adalah steak lidah sapi. Steak ini disajikan dengan kentang goreng, wortel, buncis, dan bunga kol. Lidah sapinya empuk, dipotong berbentuk segi empat disiram saus jamur agak kental cokelat dan ditata di sisi sayuran. Rasanya? Yummyyy, nikmat sekali! Coba juga menu wiener schnitzelnya, irisan tipis daging sapi yang dibalut tepung panir ini rasanya tak kalah mantap. Yang juga saya suka, potongan sayuran segar sebagai pendamping steak, bukan sekadar sayur olahan beku yang banyak ditemui di supermarket.
Point penting lainnya, restoran Miranda menyediakan ruangan merokok, letaknya di teras dan taman rumah. Saya perhatikan restoran ini juga mungkin kurang hype dibandingan dengan resto-resto modern, sehingga pengunjung yang datang pun kebanyakan oma-oma dan opa-opa haha, pelayannya pun kebanyakan bapak-bapak yang sudah tua dan ramah, remaja jakarta mungkin akan bosan datang ke tempat ini. Baguslah, ini memang yang saya cari, suasana sepi, tenang, dimana saya bisa menikmati makanan saya tanpa gelak tawa berlebihan dari meja sebelah.
Dalam rentang waktu satu minggu, malam
ini akan jadi kali ketiga saya berkunjung ke Miranda, berniat untuk
berbuka puasa di sana bersama teman saya. Hahaha. Sebagai seorang
koleris yang tak terlalu sejati, sudah menjadi kewajiban saya untuk bersikap terlalu
antusias ketika menemukan sesuatu yang baru. Hihihi. Biasanya saya
memang cenderung terlalu bersemangat ketika menemukan restoran enak,
sampai berkali-kali datang kesana, mencoba menu yang selalu sama pula.
Jenis masakan yang tertera di menu kebanyakan adalah masakan khas campuran Jawa, China, dan Belanda. Beberapa menu klasik yang
ditawarkan adalah lontong cap gomeh, lumpia, fuyunghai,
capcai, kue kastengel, dan kue lidah kucing. Juga tersedia aneka jajanan pasar semacam pisang goreng, risoles dll, pokonya cocok deh buat menu buka puasa, dari mulai icip-icip cemilan, main course, sampai ditutup dengan es krim dan pulang dengan perut sakit akibat terlalu kalap dan kekenyangan.
|
steak lidah sapi IDR 49.500,- |
|
udang goreng tepung mayo, dua jempol! IDR 42.500,- (porsi besar) |
|
wiener schnitzel IDR 44.500,- |
|
risoles IDR 3.000,- |
|
cumi asam manis IDR 42.500,- (porsi besar) |
|
aneka kue |
No comments:
Post a Comment