patience is the only weapon we got.
Tapi sabar itu susah, ya? Haha.
Lebih susah dari sidang thesis dengan penguji yang super duper rese.
Lebih susah dari mainin schubert sonata.
Lebih susah dari ketemu Michael Jackson.
Lebih susah dari bikin Roland Barthes naksir Primus Yustisio.
Tapi memang lebih mudah daripada frustasi dan marah-marah.
But thats okay, ill take that as a challenge. Come on life, go race me!
Kemarin, tawaran pekerjaan yang nyaris sempurna datang menghampiri saya.
Sayangnya, pekerjaan itu datang dengan satu syarat yang membuat saya berat hati ; saya harus pakai jilbab. Glek.
Tuhan, maaf ya. Tapi rasanya saya murah sekali kalau memakai jilbab hanya karena pekerjaan. Lillahi ta' duit. It just doesn't feel right. So, i said, 'no, thank you.'
Akhir-akhir ini Bandung dinginnya kok parah, ya? Setiap tidur pakai kaus kaki, kaki saya langsung sakit sekaligus gatel-gatel, ditambah sakit hidung. Ggrrhh. Saya ga kuat dingin. (gimana mau daki Himalaya ya? Mati apa gw disana?) Itulah kenapa saya lebih suka ke laut daripada ke gunung. Eh tapi Tibet dan Himalaya itu target, sebelum saya mati. Saya harus injakan kaki disana, sambil teriak-teriak, "Screwwww youuuu mother-fucker-douche-bag! Im at Himalaya!". Dihh niatnya aja udah mau maki-maki ya? Ga bener nih.
Lalu... hmm saya lagi seneng deh liat perempuan berambut panjang. No, im not turning into a lesbo haha cuma kok kayanya bagus ya perempuan tuh rambutnya panjang. Dari kecil sampai SMP rambut saya panjang sepinggang macam gadis sunsilk, kalo sekolah selalu dikepang seperti Hiawata. Tapi itu dulu.. sekarang rambut saya nyaris ga pernah lebih dari bahu. Mana air laut bikin rambut saya rusak paraah, rambut saya makin merah alaah, makanya ga tahan juga berambut panjang. Mudah-mudahan deh niat ini bisa terlaksana, lagi nahan-nahan diri untuk ga ke salon dan potong rambut.
Anyway.. saya lagi pengen ini nih. Hihi.
source : www.jvc-asia.com
JVC Picsio camcorder. Yang paling atas itu waterproof sampai kedalaman 3 meter. Lumayan, ya? Saya sedang bosan dengan DSLR nih. Dipikir-pikir, DSLR itu kamera yang sangat mengintimidasi. Liat bentuknya aja orang udah tau itu kamera mau motret, agak sulit ambil candid dengan DSLR, meski udah pake fix lense, tetep aja orang tuh kayanya sadar kamera banget. Saya bosan liat orang berpose. Pose itu dipikir-pikir fake ya? Ah apa sih, Gal.
I need a smaller camera, or camcorder. Saya lagi senang ngerekam-rekam sih. G12 juga lumayan bikin horny. Haha. Tapi harganya dua kali lipat JVC Picsio. Terus saya juga agak trauma beli Canon dengan data scriptnya yang menjengkelkan. Ngerekam terus-terusan pake D90 juga saya takut optiknya jadi cepat rusak. Bleh. Jadi gimana, ya? Pengangguran kok banyak mau? Minta digampar. Ya.. like i said, sometimes in life, patience is the only weapon we got. Hihi. Ya udah mingkem aja dulu sambil memandang-mandang benda ini di layar monitor. Ahaaaa!
Oh ya, saya suka lagu ini. Ini sebenarnya lagu bahagia tentang perasaan jatuh cinta, tapi entah kenapa saya malah sedih denger lagu ini. Perasaan yang sangat tahik sekali. Hahaha.
...