Sunday, September 16, 2012

sumber hidangan


Kalau jalan-jalan ke Bandung, jangan lupa mampir ke sini, Sumber Hidangan d/h Het Snoephuis. Restoran ini sudah berdiri sejak 1929. Letaknya di Jalan Braga. Memang agak sulit mencari restoran ini, karena  tidak ada papan nama yang cukup besar dan terlihat agak kurang terawat dari depan. Dulunya tempat ini cuma menjual kue dan roti yang khas, semacam kue-kue buatan nenek; Bokkepoot, mocca truffel, chocolade rotajes atau ananastaart. Lama-kelamaan konsepnya berubah jadi restoran. Dulu saya pernah kesini, cuma untuk mencoba kue-kuenya dan minum kopinya. Rasanya kopinya sih menurut saya biasa aja, kue-kuenya juga terlalu manis buat saya. Semacam giyung begitu. Tapi mungkin buat yang suka penganan yang manis-manis, Sumber hidangan bisa jadi pilihan. Harganya juga tidak mahal, cocoklah di kantong anak kostan. 

Yang saya suka justru Wiener Schnitzelnya, bistik ala Austria yang banyak disajikan di restoran-restoran Jadul di Indonesia. Harganya kalau tidak salah Rp. 32.000,-  Pilihannya ada tiga; sapi, ayam, dan babi. Saya pilih sapi, teman saya pesan babi. Daging has terbungkus tepung panir dengan telur dadar di atasnya, dikelilingi sayuran segar yang dipotong agak besar. Hihihi. Enaknyaa. Kentangnya juga saya suka, kentang potong ala rumahan yang terasa lebih empuk di mulut. Porsinya cukup lumayan besar buat saya, dagingnya juga cukup tebal. 

Konon banyak orang yang menggemari roti tawar Sumber Hidangan, tapi saya sendiri belum pernah coba. Roti ini ternyata cepat sekali habisnya, kalau mau membeli roti Sumber Hidangan disarankan datang sekitar jam 9-10 pagi, saat rotinya baru keluar dari oven. Untuk roti manisnya, best seller Sumber Hidangan adalah roti kejunya. Dibanderol Rp. 4.000,- bentuknya memanjang dengan ukuran sedang. Kekuatan rotinya cuma dua hari, karena mereka tidak pakai pengawet ataupun bahan kimia di dalam adonan roti mereka, sehingga memang jadi cepat basi. Tapi lebih sehat, bukan? :)

Pelayan-pelayan di Sumber Hidangan itu semacam oma-oma dan bapak-bapak tua. Banyak orang bilang mereka kurang ramah, tapi kalau menurut saya sih biasa-biasa aja. Mereka memang belum menerapkan prinsip 'pembeli adalah raja', kayanya prinsip mereka adalah gabungan antara 'pembeli sama penjual sama-sama manusia' serta prinsip sejatinya anak pantai. Santaiii. Haha jadi ya perlakuan mereka juga biasa aja, ga lebay atau senyum berlebihan. Mu beli syukur, engga juga nggak apa-apa. :))



...