Saturday, October 15, 2016

ketika kelas menengah ngehek mau beli rumah


Saya mau beli rumah. Ralat, kami mau beli rumah. Saya dan suami.

Akhirnya waktu itu telah tiba. Waktu dimana kami harus membuat komitmen yang jauh lebih mengerikan. Tolong dicatat ya, actually, a real commitment is not with a man, but with... a bank. Hiks. Saya masih belum bisa membayangkan punya hutang sekian ratus juta ke bank. Apakah saya bisa tidur nantinya? Entahlah. Saya belum pernah berhutang sedemikian besar. 

Setelah menikah, kata orang, rencana beli rumah mau tak mau harus diwujudkan. Cepat atau lambat, tapi kalau bisa cepat. Kalau tidak sekarang mau kapan? katanya. Nyicil rumah bisa sampai 20 tahun. Sementara saya berencana umur 50 sudah pingin pensiun. Mimpi mengerikan tentang suku bunga KPR yang luar biasa tingginya, lebih horor dari mimpi bertemu sundel bolong atau script yang khas dari Agung Podomoro dengan ancaman yang lebih kejam dari preman Tanah Abang, "Hari senin harga naik!"  

Wednesday, October 12, 2016

tentang ciremai dan kenapa aku tidak menyukainya


People change, and so am I.

Dulu banget, mungkin lima atau empat tahun lalu, saya termasuk ke dalam pendaki yang ngotot banget ngejar puncak. Mau badai kek, ujan gede kek, gempa bumi sekalipun, saya tetap ngotot naik sampai ke puncak. Ngapain coba ke gunung kalau ga sampe puncak? Kan bego.

Tapi ya itu dulu, waktu dulu saya lagi lucu-lucunya, waktu perut masih kentjang-kentjangnya hahaha dan entah kenapa, betul kata orang, as we getting old, those ambitious things starts to disappear. Rasanya udah lama banget saya ga ke gunung bawa carrier segede kulkas, bawa peralatan masak lengkap, bawa logistic buat seminggu meski pendakiannya cuma dua hari, pokonya perut harus kenyang enak di atas. 

Sekarang? Saya cuma senang camping ceria sambil ngopi cantik. Kalau pun mau sampe puncak, saya pengennya tek tok aja, ga usah camping. Saya males bawa carier gede-gede, 28 liter backpack is my new carrier. Terakhir saya ke gunung, ya ke Kinabalu itu, dimana saya ngedaki macam princess, ga bawa apa-apa, sebelumnya kalau ga salah saya ke Gunung Agung, itu pun tek tok juga, saya cuma bawa day pack, sebelumnya lagi ke Gunung Merapi tek tok juga. Pokonya carrier saya ampe lumutan kayanya ga pernah dipake.