"Bandara Ngurah Rai ditutup," kira-kira begitulah pesan singkat yang saya terima di email siang itu, Kamis, H minus satu sebelum saya hendak berangkat ke Bali. Gunung Raung sedang cranky -- dan crankynya gunung Raung, udah ngalah-ngalahin crankynya perempuan PMS plus sakit gigi plus migrain plus kerjaan di kantornya lagi banyak plus ga punya duit. Sudah terbayang? Ga usah dibayangin sih, ngeri lah. Kamis malam saya masih gelisah antara berangkat atau tidak. Selain faktor keamanan, ada pula ketakutan jika saya tidak bisa kembali ke Jakarta hari Minggu malam karena persoalan ditutupnya bandara. Tapi Pak... tiket sudah terlanjur dipesan, apa boleh buat, carier saya pun sudah terpacking dengan sempurna siap diajak melanglang buana. Saya tekan nomor telepon taksi yang biasa mengantar ke bandara. "Pak, saya minta dijemput besok jam 4 subuh di anu anu anu.." Baiklah, Bali, here I come!
Sunday, August 23, 2015
catatan pendakian gunung batur dan gunung agung
"Bandara Ngurah Rai ditutup," kira-kira begitulah pesan singkat yang saya terima di email siang itu, Kamis, H minus satu sebelum saya hendak berangkat ke Bali. Gunung Raung sedang cranky -- dan crankynya gunung Raung, udah ngalah-ngalahin crankynya perempuan PMS plus sakit gigi plus migrain plus kerjaan di kantornya lagi banyak plus ga punya duit. Sudah terbayang? Ga usah dibayangin sih, ngeri lah. Kamis malam saya masih gelisah antara berangkat atau tidak. Selain faktor keamanan, ada pula ketakutan jika saya tidak bisa kembali ke Jakarta hari Minggu malam karena persoalan ditutupnya bandara. Tapi Pak... tiket sudah terlanjur dipesan, apa boleh buat, carier saya pun sudah terpacking dengan sempurna siap diajak melanglang buana. Saya tekan nomor telepon taksi yang biasa mengantar ke bandara. "Pak, saya minta dijemput besok jam 4 subuh di anu anu anu.." Baiklah, Bali, here I come!
Subscribe to:
Posts (Atom)