Showing posts with label wedding preparation. Show all posts
Showing posts with label wedding preparation. Show all posts

Sunday, August 27, 2017

the honeymoon: mendaki gunung kinabalu


*A very very late post! Udah setaun lebih dan baru sempet nulis tentang Kinabalu sekarang. Tapi tetep diposting akhirnya meski udah basi. Mudah-mudahan bisa membantu siapapun yang mau mendaki Kinabalu. Enjoy! :) 

Senin 15 Agustus 2016

Subuh. Saya sudah bertolak menuju bandara Soekarno Hatta lengkap dengan suami dan dua carrier besar. Ciyee suami. Kami baru saja dua hari menikah. Badan rasanya masih pegal-pegal dan lelah, tapi dari semua rangkaian acara pernikahan kami kemarin, ini yang paling saya tunggu-tunggu, honeymoon... ke gunung... Kinabalu!

"Ngebut, Pak!" kata saya ke supir taksi.

Monday, January 23, 2017

menyusun budget resepsi pernikahan outdoor


Halooo para bride to be yang ternyata banyak juga yang nyasar di blog ini, apa kabar? Semoga senantiasa sehat dan kuat demi menyongsong hari pernikahan. Ahahaha.. Dari postingan-postingan saya tentang persiapan pernikahan, ternyata banyaak banget yang nanya soal "berapa budget total yang dikeluarkan?" Awalnya terus terang saya suka males jawab. Ga tau ya, kalau ditanya angka kok kayanya awkward, it's just too personal. Dan lagi kalau udah menyangkut angka kok kayanya sensitif ya? Kalo dianggap terlalu kecil, ya alhamdulillah sih, ga perlu boros, kan? Kalo dianggap tinggi banget, nanti disangka pamer. Aku serba salah.. 

Tapi kemudian saya mikir lagi, kayanya saya bakal seneng banget kalo saya lagi jadi bride to be dan dapet bocoran mengenai kisaran budget biaya resepsi pernikahan. Yahh.. minimal kalau punya rencana menikah tahun depan, udah bisa ancer-ancer dapet gambaran harus nabung atau punya uang berapa. Harus makan di warteg tiap hari atau bisa 3x seminggu aja? Udah harus puasa senin-kamis atau gimana? Masih bisa travelling atau cukup nonton film india di rumah aja? Eh itu mah saya sih.. Hahaha.. So i've decided, silakan tanya anything that related to cost and budget, i am now an open book. 😀 

Jadi begini... Budget untuk menyelenggarakan resepsi pernikahan tentunya berbeda-beda, tergantung spek yang kita mau. 

(((SPEK))) dikata beli barang elektronik. 

*abaikan* 

Monday, September 19, 2016

august: the declaration of dependence


The most memorable month, to me, to him, and to our family. 

Alhamdulillah. 

As some of you may already know, my wedding is not that perfect. Actually it's even far from perfect. Penyebabnya adalah: HUJAN. Yaaak! Kami kehujanan. Ga kehujanan banget sih, lebih tepatnya gerimis. Hahaha.. Tapi apa boleh buat, the show must go on. Dari awal saya selalu menekankan; yang penting sah, yang penting sah, yang penting sah, well my wish has been granted, the akad actually went very well. Jadi.. dengan diiringi rintik hujan, paduan suara tonggeret dan bau petrichor (ini sebenarnya malah bikin suasana tambah syahdu, sih) bapak saya berhadapan dengan calon suami saya dihadapan saksi, bapak penghulu, saudara, dan teman-teman. And here comes one of the most important moments in my life..

Meanwhile.. back there, saya si pengantin yang duduk terpisah dari majilis akad, sedang sibuk komat-komit berdoa. Berdoa apa, Luh? Berdoa biar ujannya ga makin deras. -____- Asli deh, ini hujan bikin nervous banget. Terus terang aja saya ga punya back up plan. Tempat evakuasi (baca: tempat buat neduh) kalau hujan sih sebenarnya ada, tapi ga asik banget ye, kan? Meskipun Rasul bilang hujan itu adalah waktu-waktu ketika pintu berkah dibuka, tapi ya tetep aja deg-degan sih, takutnya hujan badai dan tamu-tamu kehujanan. Jadi, ketika semua orang sedang sibuk fokus ke meja akad, saya malah fokus mandangin langit berharap gerimis berhenti dan matahari muncul, saya bahkan sama sekali engga nafsu untuk curi-curi pandang ke meja akad. Sampai tiba-tiba saudara yang duduk di sebelah saya teriak, "Alhamdulillah, sudah sah!" 

Eh, apa? 

Sah? Sah! 

Hey! Apa? Aku sudah jadi istri orang!!

Thursday, August 4, 2016

wedding prep: make up artist, undangan dan tempat mahar


Ok. Delapan hari lagi, pemirsa! *salto dulu ke Zimbabwe* 

#pusing 
#pengenkabur

Oh begini ya rasanya mau kawin? Jadi bridezilla, nggak? Nggak tahu, sih. Kayaknya mau ngamuk pun ga ada waktunya. Lusa, alias lima hari sebelum hari H saya harus ke Malaysia untuk ikut training camp (TC) team hockey untuk persiapan PON di bulan September 2016. Saya baru akan pulang ke Indonesia tiga hari sebelum hari H. Itu pun udah dengan dispensasi besar-besaran buat saya karena seharusnya saya ikut TC selama dua minggu. Emang dasar amsyong, waktu TC ternyata berbarengan dengan waktu nikahan saya.

Sekarang ya tinggal berdoa aja, mudah-mudahan saya enggak bonyok selama TC, memar di badan atau kaki oke lah ya, agak sulit dihindari kalau itu, asal jangan di muka, please.. Hiks.. Belum ditambah saya yang sedang dalam proses resigning di kantor lama dan handover di kantor baru, pokoknya pusing, lah atur waktunya. Ya udah lah, ya, apa boleh buat. Kalau kata Oprah Winfrey, yes you can have it all, but not at the same time, right?

Tuesday, July 12, 2016

kenapa sih harus menikah?

The word 'love' in the Quran appears around 90 times. Anehnya, ga ada satu pun kalimat yang mendeskripsikan apa itu cinta, tapi di setiap ada kata 'cinta' keluar, selalu disambung dengan penjelasan konsekuensi mengenai 'cinta', yakni: to commit. Islam talks about commitment, if you truly love, then you commit, if you do not commit, then your claim of love is not real. - Sheikh Yassir Fazaga


Foto milik Mba Anda Marie 

Rasul katanya pernah bilang, pintu berkah dari langit itu akan terbuka dalam empat situasi; pertama, saat turun hujan, kedua, saat pintu ka'bah dibuka which is ini kayaknya rare moment banget ya? Secara kalau sekarang ka'bah hanya bisa dibuka untuk dimasuki oleh golongan-golongan tertentu (baca: pejabat). Tapi konon jaman dahulu, pintu ka'bah itu dibuka dua kali dalam seminggu dan orang-orang bisa bebas masuk dan shalat di dalam situ. Tapi lagi, entah ka'bah yang mana pula yang dimaksud, jangan-jangan maksudnya adalah baitul makmur, ka'bahnya para malaikat di langit. *mikir* Anyway.. yang ketiga adalah saat seorang anak memandangi orangtuanya dengan penuh kasih. Ini kayanya saya sering dapet, deh. Memandangi dengan kasihan lebih tepatnya, kikikikikk.. Kasian bapak saya batuk mulu sekarang, hiks. Dan yang terakhir, adalah saat dua orang menikah..

Tapi itu kan konon. *facepalm*

Monday, April 18, 2016

wedding prep: wedding photographer bandung


Mari kita kembali ke wedding prep. Haha.. Jadi, apa saja yang wajib hukumnya ada dalam sebuah acara pernikahan selain CPP, CPW, saksi dan wali? Jawabannya adalah FOTOGRAFER YANG HANDAL. Hehehe.. Coba bayangkan, ketika dalam satu hari kamu menghabiskan uang berjuta-juta, apa yang tersisa setelahnya? Doa restu dan angpaw dari tamu tersayang, hmm ya cuma foto-foto lah yang bisa kita pandang-pandangin. Foto yang nanti akan kita kenang sampai tua itu? Atau yang bakal kamu pajang di ruang tengah dan dicetak besar itu? Ya, tanggung-jawabnya ada di wedding photographer yang kamu pilih saat acara pernnikahan. Oleh karena itu, menurut saya wajib hukumnya memilih vendor wedding photographer yang bisa memenuhi request sesuai kemauan kamu. Betul, ga? 

Warning: Post ini akan sangat panjang dan penuh berisi foto-foto. Ya iyalah, namanya juga lagi bahas wedding photographer.

Wednesday, March 23, 2016

wedding prep: souvenir pernikahan unik dan bermanfaat


Hmmm.. setiap saya jadi tamu di kawinan orang, seringnya saya pulang tanpa mengambil souvenir (jika souvenirnya diberikan saat tamu akan pulang). Alasannya? Repot bawanya ahahaha.. Biasanya kalau ke undangan saya cuma bawa tas kecil yang cuma muat handphone sama duit dan lipstik. Makanya kadang suka males kalau harus bawa-bawa souvenir sambil megang piring, sambil berdiri, sambil makan pula. Ahh.. oleh karena itu saya pingin nyari souvenir yang kecil tapi tentunya bermanfaat. Seringnya souvenir pernikahan tuh cuma kaya sekadar syarat doang, alhasil, kok malah cuma jadi 'sampah' di rumah?

Beberapa hari ini saya rajin googling-googling souvenir pernikahan yang unik dan bermanfaat. Budgetnya, ehm, kalau bisa sih di bawah Rp.10.000,- eh sorry, revisi, kalau bisa sih di bawah Rp. 7.000,- eh sorry revisi lagi deh, bisa ga kalau Rp. 5.000,- aja? Ahahaha... berikut ini beberapa yang saya dapat dari hasil pencarian kala istirahat makan siang, sebelum tidur malam, atau di sela-sela bekerja kalau bos saya lagi ga ada. :-D 

Sunday, March 13, 2016

wedding prep: belanja kain di pasar mayestik


Akan datang satu masa di dalam hidup ketika kamu harus menarik napas panjang dalam diam. Mencoba sekuat tenaga untuk berpikir waras dalam ketenangan yang hakiki, meski sulit. Percayalah, sungguh sulit. Sialnya, masa itu datang pada saya di suatu hari yang cerah di Pasar Mayestik.. 

Awalnya saya tidak pernah berpikir macam-macam untuk membuat baju spesifik seperti yang saya idam-idamkan untuk akad dan resepsi pernikahan. Ah nyewa saja, lah, biar praktis. Saya masih berpikir demikian sampai saya melihat baju-baju pengantin yang disewakan sanggar-sanggar pengantin. 

Ya ampun, payet semua. Bling-bling
Renceum kalau kata orang Sunda bilang. 
Saya langsung pening.

Monday, January 18, 2016

daftar tempat resepsi pernikahan outdoor di bandung: in search of the perfect wedding venue

Well.. here's the breaking news *drum roll* i am getting married this year (Insya Allah). Wacana menikah ini baru muncul di akhir tahun 2015, itu pun terpikir karena tiba-tiba pelatih saya melontarkan pertanyaan, "Ada rencana menikah tahun 2016? Jangan hamil dulu ya, sampai PON bulan September," and i was like.. oh iya ya, nikah. Eh, lama ya, bulan September? Hahaha.. Setelah pertimbangan plus berantem diskusi alot sama pasangan, akhirnya kami pun memutuskan untuk menikah. 

Terus terang, saya bukan penggemar kegiatan membuang-buang uang dalam jumlah yang besar dalam satu hari saja (baca: resepsi), saya bahkan ga terpikir mau pakai baju apa, bunganya mau kaya apa, pelaminannya apa, maharnya apa, rasanya cuma pingin bilang, "Bisa ga sih kita nikah di KUA aja? Satu jam kelar urusan. Oh ya, maharnya sepeda gunung ya sayaang.." jawabannya ENGGA BISA SHAYYYY. Alasannya cukup panjang kalo mau dijabarkan. Pokonya ternyata ga bisa, hiks.. 

Sebetulnya, saya pun agak malas gimana gitu dengan konsep resepsi pernikahan. The idea of me being in the spotlight pretty much scares me. I do not like being in the situation where all eyes are on me. Gimana kalau gigi aku ada cabenya? Gimana kalau aku jatuh terus bajunya robek? Gimana kalau tiba-tiba aku muntah? Gimana kalau muka aku jelek? Atau muka aku batak banget? Gimana kalau tiba-tiba ada gempa bumi, terus pelaminannya runtuh dan aku masuk koran? Ok stop. There are just too many what ifs and bad thoughts, i am about to shut my evil brain.