Kemarin malam sekitar pukul
sebelas kurang, sepulang dari gym saya jalan kaki sepanjang kira-kira 200
meter. Jalanan sudah sepi, di sisi sebelah kiri saya lihat ada seorang lelaki
menghadap ke belakang. Saya berjalan perlahan sampai tiba-tiba dia mendesis,
“Ssttt.. ssttt”, katanya. Saya menoleh, dan… oh la laaa... super triple zonk, zonk, zonk! Mas nya lagi sibuk
masturbasi, matanya nyalang menatap saya. Syiisshhh! Dude seriously, what the fuck did my eyes just saw? Saya langsung pasang tampang dingin sembari
mengambil langkah seribu. Yang saya tahu, penderita eksibisionis, atau istilah
medisnya parafilia akan lebih senang kalau saya marah atau malah terkejut.
Ini tips untuk perempuan-perempuan yang bertemu dengan pria-pria sakit semacam ini, kemarin yang sempat terlintas di
pikiran saya adalah: plan A, baca ayat kursi keras-keras, eh tapi saya ga hapal. Ya udah saya mau teriak-teriak aja nyanyi lagu Sepultura, tapi repot juga kalo lagi batuk. Teman saya menyarankan, kalau kejadian lagi, langsung ketawain, tunjuk-tunjuk, dan bilang, "Ihhh.. kecil banget!" tapi yang ini saya ga berani. Plan B; seandainya rambut saya panjang sepinggang, saya mau melotot
sambil keluarin suara cekikikan senyaring-nyaringnya ala kuntilanak biar gantian dia yang kaget dan
ketakutan. Minimal-minimal kalau pun dia sadar saya setan gadungan,
biarlah dia berpikir saya ini gila. Konon kata orang, ada peraturan baku tak tertulis; sesama
orang gila, tidak boleh saling ganggu. Betul, kan?
Eksibisionis berasal dari kata exhibition yang artinya pameran,
memamerkan, atau mempertontonkan. Eksibisionis adalah dorongan fantasi sexual
yang mendesak dan terus-menerus dengan memamerkan bagian genitalnya kepada
orang lain. Dorongan tersebut bertujuan untuk mengejutkan, atau untuk
dikagumi.
you, sick bastard. seriusan lu, minta dikungfu.
...