Tuesday, April 24, 2012

suatu siang di perempatan mampang

Tidak merdu seperti suara seruling bambu, tidak juga bulat seperti gendang ditepak. 
Suaranya khas. Saya hapal sekali bunyinya. Seperti bunyi bola hoki yang mendarat tepat di tulang setelah dihantam sekuat tenaga oleh pemukulnya. 

BUGGGHHH!

Dari jarak 200 meter, telinga saya menangkap penuh kompresi gelombang suara yang merambat secepat kilat melalui udara pengap Jakarta. Sedetik kemudian terdengar teriakan kesakitan. Nyaring dan memilukan.

Suara khas siang itu berasal dari perpaduan antara sepatu lars pak polisi dan tulang rusuk pengemis berkaki buntung di perempatan Mampang. Pak polisi seketika menjelma menjadi babi yang buta. Membabi buta. 

Sembari membelalakan mata, ucapan Multatuli sekilas terlintas di kepala saya.

Katanya,  "Tugas manusia yang utama adalah menjadi manusia."

...