Saturday, June 9, 2012

orkestra aspal batavia

Sudah pernah dengar orkestra aspal batavia?

Ini bukan sembarang orkestra, bisa jadi orkestra ini tidak bisa ditemui di berbagai belahan dunia, kecuali Jakarta. Ya. Ja-kar-ta. Orkestra ini bisa menjadi pengiring nyanyian kesepian sekaligus kekesalan penambah duka dan nestapa.Walaupun begitu, saya tak pernah tahu siapa konduktur orkestra yang sangat tenar seantero Jakarta ini. Konduktor gaib? Bisa jadi. Atau konduktor orkestra ini adalah pemimpin tipe laissez faire, yang berpandangan bahwa umumnya orkestra akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota orkestra terdiri dari orang-orang dewasa yang sudah mengetahui tujuan dari orkestra. Kenyataanya,  anggota orkestra sial ini memang seharusnya berumur di atas tujuh belas tahun, tapi siapa perduli? Di Jakarta ini, apa pun bisa terjadi. 

Baiklah kita mulai, sore ini saya mendengarnya lagi. Di suatu sabtu yang tidak terlalu cerah teman saya menelpon. Suaranya ceria, berbanding terbalik dengan saya yang baru menghabiskan dua belas jam di atas tempat tidur. 

Dia: Mbah jongrang, dimana? 
Saya: Di kostan, mbok berek.
Dia: Mu kemana nih mbah malem minggu? Yok ah kita kongkow mbah, ditunggu ya di palang pintu kemang. Sekarang!

tututututtt. telpon ditutup dengan seenaknya.

Kenyataanya, saya lapar. Lambung saya mulai menampar-nampar ulu hati. Beranjaklah saya dari tempat tidur. Memanaskan mesin motor dan memacu si honda supra dengan kecepatan... oh tunggu sebentar, sialan, orkestra aspal batavia sedang beratraksi di jalan yang seharusnya lenggang. Motor saya terhenti, memejamkan mata dua detik, menghembuskan nafas panjang sembari mengusap dahi, dengan berat hati saya bergabung dengan orkestra sembari bernyanyi tralala trilili. Siap? Oke, dimulai! 

Instrumen depan. Pasukan quintet motor matic keluaran tahun 2000 dibelakang saya mulai bersimfoni dengan klakson yang dibunyikan setiap satu menit sekali. Dua kopaja yang memakan hampir setengah badan jalan beraksentuasi dengan ritme satu per delapan, untuk menambah dramatis suasana tak lupa asap hitam  dikeluarkan. Beberapa perempuan penari latar berdiri bersisian di sepertiga trotoar dengan tatapan mengajak perang. Duet raungan knalpot dari kawasaki ninja mulai terdengar di udara, mencoba menyentuh nada alto dengan sempurna.

Instrumen belakang. Rombongan ensembel mobil sedan yang apik menunggu giliran untuk mengeluarkan accent bebunyian, suara mesin halus mereka terdengar seperti staccato yang konstan. Barisan quartet bajay beriringan saling melemparkan timbre dengan pitch yang memusingkan. Pengendara sepeda yang terjebak diantara honda kharisma dan motor tiga roda triseda mulai menggaung, mencoba bernyanyi tanpa notasi. Para pejalan kaki merunduk tersudut, mencoba membaca partitur tanpa petunjuk. Sementara saya.. setengah mati mengatur posisi, berusaha turut larut dalam harmoni. Haha.

Selamat menikmati persembahan impromptu radikal dari orkestra aspal batavia. Lagu andalan keroncong kemacetan selalu siap dimainkan mulai pukul delapan pagi sampai menjelang tengah malam. Selamat datang di Jakarta, teman-teman. Ayo semuanya tepuk tangan!


...