Thursday, August 30, 2012

two before thirty

Sudirman, F City. 

18.32 
Membereskan cubicle. Bergegas, berkemas, mengancingkan jaket yang terbuka setengah. Hari ini saya sudah janji akan datang sore hari. 

18.52
Gila-gilaan. Barat memang lebih sadis dari Selatan. Merayap padat di sepanjang Slipi dengan pikiran yang setengah melayang. Si makhluk liminal hari ini menyebalkan. Tapi ada satu hal yang membuat mata ini sedari tadi terasa nyalang. 

Pelataran Pusat Jantung Nasional, Harapan Kita

19.21
"Worst birthday, huh? Waiting at the hospital."
"Tidak juga. Saya cuma kepingin merokok."  
"Merokok saja. Tokh Bapakmu ga tahu. Asal jangan depan dia aja." 
"I made a promise. To myself."
"Lalu?" 
"Tidak ada lalu. Semacam self-respect-kind-of-thing. 
"Prett." 

19.45
"Bapakmu baik. Semua stabil. Tinggal tunggu besok, untuk tindakan lanjutan." 
"Baguslah." 
"Hari tanpa tembakau, day 1? Eh, selamat ulang tahun ya." 
"Pertama selalu terasa sangat berat. Puasa pertama, haid pertama.."
"Besok lebih mudah.."
"Atau lebih susah.."
"Puff!"

20.22
"Mau permen? Lumayan daripada asem."
"Ga. Makasih. Nanti jadi malah ketergantungan sama permen."
"Still, better than ciggie."
"Tahu kok. Tapi candu itu palsu." 
"Hahaha. Belum tentu." 

Tenang saja, semua akan mati rasa pada waktunya. 

Tenang tenang, tenanglah seperti karang. Sebab persoalan bagai gelombang. 
Tenanglah tenang tenanglah sayang.. 
(Iwan Fals - Lagu Satu)

...

No comments:

Post a Comment