Ada yang ingin kugugat perihal
watakmu yang lebih mirip pantat serdadu. Entah apa, entah bagaimana. Jatuh cinta itu tak ada bedanya dengan invasi militer. Serangan tak terduga yang diluncurkan secara bertubi-tubi, begitu rumit, begitu pelik. Adrenalinku
terasa benar menggerus habis seluruh persendian. Lemas. Tapi aku tak
pernah kalah meski kapalmu sekokoh KRI Fatahillah. Perahu milikku hanya
perahu karet, itu pun masih untung bentuknya bukan bebek. Kau menungguku tergelincir, lalu jatuh, dan kau ingin mengambil alih peranan menjadi tuan di kepalaku. Kepung Wei
untuk mendapatkan Zhao. Kau tahu persis strategi selanjutnya setelah puas
memperdaya samudra. Sekarang aku belajar, memenangkan pertempuran tanpa perlawanan adalah esensi seni perang. Palungku dalam dan berpagar, percuma
saja menembusnya. Kecuali kau keringkan seluruh airnya, ingat ya, jangan pernah
bermimpi untuk mendarat disana.
...
...
No comments:
Post a Comment