Seorang teman pernah berkisah, katanya, bila kita benar-benar menginginkan sesuatu, lebih baik lupakan saja. Expectation hurts. Always. Jadi, jangan terlalu berharap. Meski kita sangat sangat sangat menginginkannya. Triple sangat, bisa dibayangkan 'sangat' macam apa yang aku maksud? Berbanding terbalik dengan teori konspirasi semesta Sir Coelho, ketika kita melepaskan sesuatu yang sangat kita inginkan, sesuatu itu justru akan datang menghampirimu dengan sukarela. No Sir Coelho, the universe doesn't give a damn about what i want. About what we want.
Entahlah. Tapi kupikir ada benarnya juga. Sepanjang hidupku, ketika aku sangat berharap seringnya malah kecewa. Maybe the universe hates me or maybe.. its even allergic to me. Rasanya lebih tepat mengaplikasikan teori yang levelnya hanya bisa dilakukan oleh orang-orang suci. Namanya teori ikhlas. Cuma enam huruf, tapi melakukannya lebih sulit dari mengeja Floccinaucinihilipilification. Sulitnya bukan main. Seringnya sih begitu. Intinya, harus berani melepaskan untuk mendapatkan. But then again, what's the point if i don't want it anymore?
"God, hello, still there?"
"Beep beep beep"
You see, even God hung up on me.
...
Thursday, March 21, 2013
Thursday, March 14, 2013
amphetamine
Aku tidak tahu sejak kapan aku menjadi mayat hidup berdiri. Matahari, pagi, Mampang Prapatan dan tingkat kemacetan tertinggi. Di bawah terik yang luruh di aspal keabuan aku tercenung. Ya Tuhan, ini sungguh membosankan. Aku jadi teringat padanya. Nya-- yang pernah menjadi amphetamine paling mujarab untuk kepala. Sumber endorphine terdekat, peramu kesenangan mandraguna. Yang pernah membuat aku merasa bisa melakukan apa saja. Ya apa saja. Kecuali.. menikahinya. Cerita lama itu. Rasa itu. Amphetamine. Aku tidak tahu kapan aku bisa jatuh cinta lagi. Mungkin saja aku sudah dikutuk. Frigid sebelum waktunya. Blah. Ingin pergi sekali dari sini. Menyusuri jalan-jalan asing. Orang-orang asing. Lorong-lorong asing. Dengan senyum hangat yang tak pernah terasa asing. Meski badan terasa lelah, entah kenapa kaki terus saja melangkah.
Ah, kaki ini pernah hebat. Pernah. We used to be the sunset catcher. Pernah. Menjejakan kaki di tempat tenggelamnya matahari. Sepatu kita penuh carut, rambut kita penuh debu, wajahmu lelah, tapi matamu cerah. Dan kita akan tertawa senang meski tak punya banyak uang. Sekarang, aku terperangkap di sebuah cubicle dengan komputer canggih dan koneksi internet cepat dimana aku bisa melihat matahari tenggelam dari utara Siberia sekalipun. Sayangnya, kakiku keram sayang. Ototku terbelit. Aku tak terbiasa duduk diam dan menatap meski indah sangat. Aku ingin bergerak. Bergerak. Meski perlahan. Ingin mencoba terbang, meski gravitasi akan menjatuhkanku keras. Aku ingin bergerak. Bergerak adalah satu-satunya amphetamine yang kumiliki sekarang. Diam ternyata membunuhku pelan-pelan. Selanjutnya, mungkin saja -- kalau ternyata aku cukup beruntung -- ill find the new sunset catcher. We -- will be the new sunset catcher.
“I’ll tell you a secret. Something they don’t teach you in your temple. The Gods envy us. They envy us because we’re mortal, because any moment might be our last. Everything is more beautiful because we’re doomed. You will never be lovelier than you are now. We will never be here again.” Achilles to Briseis - I hope i'll never be here again. Sekarang aku tahu, matahari selalu terlihat lebih indah saat tenggelam karena kita tahu dia akan segera pergi meninggalkan. Siapa pula yang sudi memandangnya kala siang?
Achilles was right. We're doomed.
...
Ah, kaki ini pernah hebat. Pernah. We used to be the sunset catcher. Pernah. Menjejakan kaki di tempat tenggelamnya matahari. Sepatu kita penuh carut, rambut kita penuh debu, wajahmu lelah, tapi matamu cerah. Dan kita akan tertawa senang meski tak punya banyak uang. Sekarang, aku terperangkap di sebuah cubicle dengan komputer canggih dan koneksi internet cepat dimana aku bisa melihat matahari tenggelam dari utara Siberia sekalipun. Sayangnya, kakiku keram sayang. Ototku terbelit. Aku tak terbiasa duduk diam dan menatap meski indah sangat. Aku ingin bergerak. Bergerak. Meski perlahan. Ingin mencoba terbang, meski gravitasi akan menjatuhkanku keras. Aku ingin bergerak. Bergerak adalah satu-satunya amphetamine yang kumiliki sekarang. Diam ternyata membunuhku pelan-pelan. Selanjutnya, mungkin saja -- kalau ternyata aku cukup beruntung -- ill find the new sunset catcher. We -- will be the new sunset catcher.
“I’ll tell you a secret. Something they don’t teach you in your temple. The Gods envy us. They envy us because we’re mortal, because any moment might be our last. Everything is more beautiful because we’re doomed. You will never be lovelier than you are now. We will never be here again.” Achilles to Briseis - I hope i'll never be here again. Sekarang aku tahu, matahari selalu terlihat lebih indah saat tenggelam karena kita tahu dia akan segera pergi meninggalkan. Siapa pula yang sudi memandangnya kala siang?
Achilles was right. We're doomed.
...
Sunday, March 10, 2013
how was your weekend? pt 2
I had a very tiring weekend. For the very first time being a pre wedding photographer. Believe me, it ain't easy as it seems. It can be said that i have a very short break. But still though, it was one of my happiest weekend. Now, rrrrr Monday?
...
Thursday, March 7, 2013
the help
The Help movie for my Wednesday menu and oh damn, trust me, it's good. And no, it's not about racism, it's about how we always trying hard to find a reason to hate someone. And of course a very beautiful 50's/60's well dressed women scenery in addition. Per-fect.
"You is kind. You is smart. You is important," said Aibileen to Mae Mobley
...
hahaha
What if we all look exactly the same, what would actually happen?
Well. You will never fall in love.
...
Monday, March 4, 2013
how was your weekend?
I got zoo, super talkative niece, water gun, bloemen beef steak and a very looongg sleep. Such a bliss!
...
Subscribe to:
Posts (Atom)