Sunday, April 12, 2015

hujan minggu malam

Jakarta hujan deras. Minggu malam, hampir pukul delapan. Suami temanku bolak-balik mengajakku mengobrol dari luar kamar. Dia sedang resah. Istrinya -- yang juga sahabatku -- sedang dalam perjalanan ke Jakarta dengan pesawat yang membawanya dari Bali. 

"Dia sudah boarding tadi sekitar jam setengah 7," katanya. 
"Lalu belum ada kabar? Dia sudah landing apa belum?" 
"Teleponnya ga aktif.." 

Wajahnya nampak lesu. 

"Gw khawatir nih.." tambahnya lagi. 

Lalu kilat menyambar sangat keras sehingga kami berdua terkejut. 

"Astagfirullah.." dia merapal. Aku juga. 

Kami saling berpandangan. 

"Tenanglah, ujannya paling ujan lokal ini mah. Kemarin gw juga gitu. Di bandara ujan deras, eh.. sampai sini kering kerontang," tuturku mencoba menenangkan. 

Tak berhasil nampaknya. Dia masih bulak-balik dengan wajah resah. Aku kembali menekuni buku yang sedang kubaca. Lalu tak lama terdengar suara air dari keran, sedikit suara gaduh lalu hening. Sekitar 10 menit kemudian aku keluar. Kulirik ruangan sebelah. Suami sahabatku itu sedang duduk bersila diatas sajadah. Wajahnya menunduk. Dia sedang berdoa. Menunggu kabar dari istrinya yang tak jua tiba. Aku tersenyum, sedikit iri, tapi juga senang. 

Someone is praying for you, isn't that the sweetest thing? 
...

1 comment: