Gema adzan subuh yang memecah kelam, lamat-lamat tapi gegap, perlahan merayap cahaya yang begitu terang. Sudah empat bulan ga pelesir. Pelesir dalam artian pergi ke satu kota yang asing untuk bangun siang, haha hihi, mandi, lalu pergi semau kaki. Pingin pergi ke tempat yang tak terjangkau tukang tiki atau signal simpati. Pingin pergi ke tempat betis meraung terasa nyeri, tapi hati kok happy? Ke tempat yang jauh, berbukit-bukit dan tak seramai di pasar pagi. Cukup makan indomie, tapi bisa bilang 'Haloo.. this is my happy tummy'. Menapak gang-gang sempit sebagai perjalanan pembuka di sepanjang kebun warga. Menatap spanduk besar setengah koyak bergambar pria berkopiah dengan gombalan terindah. Menghirup udara dingin sampai hidung perih, lalu terselamatkan oleh secangkir kopi dengan air mendidih.
Coba bilang, mana bisa mataku terpejam menatap pemandangan yang sedemikian jarang?
Coba bilang, mana bisa mataku terpejam menatap pemandangan yang sedemikian jarang?