Saya termasuk salah satu orang yang 'i dont have fun at Dufan' : Im not one of the adrenaline junkie. In fact, i think rollercoaster is the most ridicolous thing human ever invented. Penyebab awalnya cuma satu, saya takut ketinggian. Haha.. Tapi hari ini saya terpaksa, dipaksa, mau tidak mau, saudara yang datang jauh-jauh dari Medan ingin bertandang ke sana. Terpaksalah, dipaksalah, mau tidak maulah saya mengantar dua begundal ke sana. Zzzz lagi puasa pula. -_-
Trans Studio Bandung, sepengamatan saya, kira-kira sebelas dua belas dengan the one and only Dufan. Perbedaannya hanya dari lokasi Trans Studio yang dibuat indoor, sehingga tidak perlu kuatir kepanasan :) Kekurangannya : tentu saja jadi no-smoking area, which is.. yaa begitulah. :p
Salah satu kelebihan dari Trans Studio versi saya adalah terdapat pertunjukan teater spektakuler lengkap dengan penari yang digantung di langit-langit serta koreografi yang menarik. Cerita yang dibungkus juga cerita tradisional masyarakat Jawa Barat dengan tokoh utama Kabayan, dibumbui dengan komedi dan drama. Interesting. :)
Dengan tiket masuk Rp. 200.000,- (weekend) dan Rp. 150.000,- (weekdays) saya merasa Trans Studio terlalu overrated. Wahananya hanya berjumlah sekitar 20 buah. Saya datang pada hari Senin pagi, dimana Trans Studio terlihat sangat lenggang. Tidak kebayang kalau datang disaat weekend. Penuhnya pasti luar biasa dan oh ya Trans Studio ini aslinya kecil lho. Mungkin kamu sudah bisa menarik kesimpulan dari tayangan-tayangan bagian itu-itu saja yang diputar di Trans Tv. :p
Yang lebih menyebalkan, ada tiket VIP. Dengan membayar tambahan Rp. 200.000,- kita akan mendapatkan tiket VIP, dimana sang pemegang tiket akan mendapat privillege tidak perlu mengantri lama untuk sebuah wahana. Kebayang ga kalo lagi antri lama dan tiba-tiba ada orang yang didahulukan karena dia membayar lebih mahal? Hihi.. Konsep VIP yang aneh.
Anak yang saya asuh berfoto bersama Jeng Kelin which is kinda remind of this conversation with Dad. :p
Dad : De, Jeng Kelin itu kasihan ya?
Me : Kenapa gitu?
Dad : Yaa kasihan aja, nyari duit aja sampai harus kaya gitu.
Me : ...
***
Trans Studio Bandung, sepengamatan saya, kira-kira sebelas dua belas dengan the one and only Dufan. Perbedaannya hanya dari lokasi Trans Studio yang dibuat indoor, sehingga tidak perlu kuatir kepanasan :) Kekurangannya : tentu saja jadi no-smoking area, which is.. yaa begitulah. :p
Salah satu kelebihan dari Trans Studio versi saya adalah terdapat pertunjukan teater spektakuler lengkap dengan penari yang digantung di langit-langit serta koreografi yang menarik. Cerita yang dibungkus juga cerita tradisional masyarakat Jawa Barat dengan tokoh utama Kabayan, dibumbui dengan komedi dan drama. Interesting. :)
Dengan tiket masuk Rp. 200.000,- (weekend) dan Rp. 150.000,- (weekdays) saya merasa Trans Studio terlalu overrated. Wahananya hanya berjumlah sekitar 20 buah. Saya datang pada hari Senin pagi, dimana Trans Studio terlihat sangat lenggang. Tidak kebayang kalau datang disaat weekend. Penuhnya pasti luar biasa dan oh ya Trans Studio ini aslinya kecil lho. Mungkin kamu sudah bisa menarik kesimpulan dari tayangan-tayangan bagian itu-itu saja yang diputar di Trans Tv. :p
Yang lebih menyebalkan, ada tiket VIP. Dengan membayar tambahan Rp. 200.000,- kita akan mendapatkan tiket VIP, dimana sang pemegang tiket akan mendapat privillege tidak perlu mengantri lama untuk sebuah wahana. Kebayang ga kalo lagi antri lama dan tiba-tiba ada orang yang didahulukan karena dia membayar lebih mahal? Hihi.. Konsep VIP yang aneh.
Anak yang saya asuh berfoto bersama Jeng Kelin which is kinda remind of this conversation with Dad. :p
Dad : De, Jeng Kelin itu kasihan ya?
Me : Kenapa gitu?
Dad : Yaa kasihan aja, nyari duit aja sampai harus kaya gitu.
Me : ...
***
No comments:
Post a Comment