Thursday, July 19, 2012

turkish proverb

diambil di sebuah cafe di bilangan cikini
 Jadi begini baginda, bagaimana kalau ternyata kematian adalah satuan aliran nafas yang semakin merapuh, perlahan terhenti karena kehabisan stimuli tak lagi mampu berevokasi. Dalam hitungan detik, jantung yang menjadi inisiator pun melambat, melemah lalu merepih tak lagi memiliki daya. Lalu cinta.. ternyata berwujud algojo bengis yang pintar sekali menikam dari sudut punggung belakang, sungguh terasa perih kala belatinya mengiris. Bagaimana kalau surga ternyata berwarna hitam pekat gelap bahkan nyaris tersembunyi dan siapa sangka neraka yang dianggap hitam ternyata penuh dihiasi warna pelangi? Bukankah seringkali kita terjebak dalam jendela imajinasi yang kita karang sendiri? 

ps. untuk mereka yang sering ribut dalam diskusi, tak lelahkah kalian memperkarakan asumsi?

...

No comments:

Post a Comment