Setelah sekian gerhana bulan purnama, akhirnya aku liburan! Liburannya kemana? Yang deket aja, ke Bali, tempat wisata paling mainstream se-Indonesia. Hahaha. Terakhir ke Bali itu saya tahun 2015. Setahun sebelum menikah. Waktu itu saya ke Gunung Agung dan kemping di Gunung Batur. Btw, saya jatuh cinta setengah mati sama Gunung Agung. Masuk dalam list gunung yang harus didaki berkali-kali along with Merapi dan Rinjani. Nah, berhubung liburan kali ini saya bawa Ozzu dan Bapak saya yang sakit jantung, so destinasi naik gunung otomatis dicoret dari itinerary. Lalu kemana dong? Pantai?
Sejujurnya ketika bikin itinerary aku bingung di pantai itu mau ngapain? Hahaha.. terakhir ke Bali itu saya sempet ke Pantai Kuta juga, tapi ya cuma cari mbok pijet buat dipijet di pinggir pantai gitu karena badan saya rasanya mu rontok abis tektok Gunung Agung. Karena udah lama banget ga jadi anak pantai, saya bingung nentuin durasi main di pantai. Lagian mau ngapain dah?
Sejujurnya ketika bikin itinerary aku bingung di pantai itu mau ngapain? Hahaha.. terakhir ke Bali itu saya sempet ke Pantai Kuta juga, tapi ya cuma cari mbok pijet buat dipijet di pinggir pantai gitu karena badan saya rasanya mu rontok abis tektok Gunung Agung. Karena udah lama banget ga jadi anak pantai, saya bingung nentuin durasi main di pantai. Lagian mau ngapain dah?
Berenang?
Enakan juga diving atau snorkeling di tengah laut, kan?
Sunbathing?
Njir, ga kurang item apa gua?
Nongkrong? Baca buku?
Enakan di cafe bukannya? Adem hahaha..
Liat sunset?
Ehmm oke.. its like 10 minutes and then the sun goes down, then what?
Bosen ga si? Tapi berhubung ga ada pilihan lain, akhirnya saya masukin juga beberapa list pantai yang menarik untuk dikunjungi.
Day 1
Ini penerbangan pertama Ozzu dan travelling with baby perdana buat saya sebagai ibu baru. Stresnya sih pas packing. Rasanya saya pingin bawa baju dia satu lemari aja ke koper. Sebelumnya sih waktu lebaran kan kita pergi juga tuh ke Bandung sama Sukabumi, tapi tetep beda yah, karena kan kita mau ke rumah, jadi kita udah tau peralatan MPASI yang harus dibawa apa aja. Baju juga ada yang cucin. Nah kalo liburan ke Bali dan nginep di villa gitu kan repot ya, persiapanannya lebih ribet.
Untuk MPASI saya cuma bawa blender plus makanan instant untuk kalo darurat, Gerber Cereal sama Heinz. Rencananya di sana saya mau masak, sayur dan buah beli di Bali, lalu tinggal tambahin Abon Bonco aja.
Trio penolong hidup aku |
Oh ya speaking of instant food for baby, entah kenapa Ozzu ga suka instant food lokal kaya Milna dll, dia lebih suka instant cereal import kaya Gerber atau Heinz. Tapi setelah saya coba, Milna dll entah kenapa rasanya lebih gurih, si Gerber sama Heinz malah tawar banget, which is good for baby, ya kan? Cuma harganya aja kalo Gerber sekitar Rp. 50.000,- 1 pack gitu. Lumayan mehong sih kalau dibandingin sama Milna.
Saya juga bawa stroller cabin. Fungsinya selain untuk kalau Ozzu tidur pas kita lagi jalan-jalan plus juga sebagai ganti kursi makan karena ga semua restoran nanti akan menyediakan baby chair. Saya masih strict dengan aturan kalau makan ya harus duduk diam. No jalan-jalan, no kelewer-keleweran.
Kami tiba di Bali pukul 11.00 WITA. Di pesawat Ozzu tidur hampir 3/4 penerbangan. Sisanya dia main-main aja gitu di bawah kursi. wkwk.. Tiba di Bali kami langsung check in ke villa dan makan siang di sana. Villa yang kami sewa letaknya di Canggu daerah Kerobokan, Kuta Utara. Dekat ke Finns Beach (sekitar 15 menit kalau macet). Satu villa isinya empat kamar dan ada 10 tempat tidur. Dilengkapi dengan private pool dan outdoor bath yang cucok banget. Aku laafff... minusnya cuma satu; ownernya miara anjing raksasa, namanya Loui, dan dia pede banget suka tiba-tiba ngelintas ke ruang tengah. Ga galak sih, cuma kan jiper aja ya liatnya. :))
Beres makan siang, kami lanjut mantai ke Pantai Balangan di Kuta Selatan. Kira-kira perjalanannya sekitar satu jam dari Canggu. Sampe sana, honestly aku agak kecewa. Ngarep pengen mantai di pantai yang airnya biru kehijauan plus pasir putih, ehh.. ternyata banyak karang di pinggirnya,pasirnya juga kurang putih. Tapi pantainya memang kids dan manula friendly. Aksesnya gampang dan banyak warung di pinggir pantai yang menyediakan bean bag buat leyeh-leyeh.
Selesai main sambil sunsetan di Balangan, kami bergerak menuju Pantai Jimbaran buat makan sea food. Kami makan di Cafe Surya. Waktu di sana sih, saya liat yang paling rame itu Cafe Menega. Tapi karena teman saya justru merekomendasikan si Cafe Surya, akhirnya kami makan di sana. Udangnya enak, ikannya enak, yang agak keras cuma cuminya. Btw, meskipun orang bilang mahal, menurut saya sih masih oke laah harga segitu. Lagian beda sih sensasinya makan seafood pas banget depan laut, meski ga keliatan apa-apa ya karena uda malem :)) tapi denger suara ombaknya itu, yaah.. oke laah.. not bad!
Day 2
Day 2
Acara pagi ini dimulai dengan.... belanja oleh-oleh hahahah indonesia banget. Kami beli oleh-oleh di Bali Agung. Ini request ibu saya yang emang doyan belanja. Karena nanti hari terakhir rencananya kami akan menghabiskan waktu di Ubud, jadi urusan belanja-belanja kalau bisa diselesaikan hari ini aja. Takutnya ga ada waktu lagi soalnya. Selesai dari Bali Agung, kami makan siang di daerah Canggu, nama restorannya Milu by Nook. Aku kira resto ini cuma hits karena banyak selebgram foto di meja pinggir sawahanya itu, tapi surprisingly makanannya enak, harganya standar lah harga cafe, dan yang paling penting (buat saya) sepi, cuma ada beberapa pengunjung aja. Saya pikir di awal tempat ini bakal rame dengan turis lokal yang sibuk foto OOTD. :)) Btw, maaf makanannya ga sempet kefoto karena udah lapaar bangeet!
Beres makan di Milu, kami lanjut mantai ke Finns Beach. Lokasinya dekat banget, kaya cuma 10 menit dari Milu. Oh ya, saya juga ternyata lebih suka daerah Canggu daripada Legian atau Kuta Selatan. Di Legian tuh kayanya udah rameee banget di setiap sudut, kalo di Canggu, masih ada sisi-sisi yang sepi cem Ubud, tapi juga ada sisi ramenya. Banyak toko-toko lucu dan cafe-cafe buat ngopi-ngopi cantik. Meskipun kalau pantai sih kayanya masih lebih cakep di Kuta Selatan, ya.
Day 3
Rencananya hari ini kami akan pindah ke Ubud. Tadinya mau berangkat jam 5 pagi karena mau ngejar sunrise di Danau Tamblingan, tapi apa daya, berangkat dari Canggu baru jam 6 hahaha... Perjalanan dari Canggu ke Tamblingan sekitar 2 jam. Itu pun uda pake nyasar. Sampe di Tamblingan udaranya langsung ganti dari udara pantai ke udara pegunungan yang dingin.
Dari 4 hari itinerary yang saya bikin, tempat ini yang paling saya tunggu-tunggu. Sebelumnya driver kami kekeuh banget nyaranin kami untuk pergi ke beach lounge macem La Brisa, La Laguna, The Lawn dll.. cuma pas liat tempatnya, saya sih agak malas, kek banyak banget orang, belum turis lokal banci foto yang tiap detik foto. :)) Saya lebih suka suasana pegunungan dan sepiiii dengan udara sejuk.
Setelah dua jam perjalanan akhirnya kami sampai. Danau Tamblingan ini letaknya di lereng Gunung Lesung, daerah Buleleng. Dibandingkan dengan dua saudaranya; danau Buyan dan danau Beratan, Tamblingan ini ukurannya paling kecil. Kalau dari sumber yang saya baca, di sekitar danau ini ada 11 pura, tapi yang saya lihat cuma 2. Yang lainnya tersembunyi di balik hutan.
Danau Tamblingan ternyata sepi banget dari pengunjung. Ketika kami tiba di sana, yang ada cuma rombongan saya dan satu rombongan yang mau pre wed. :)) Dari Danau Tamblingan kami lanjut ke danau tetangganya, yakni danau Buyan dan Ulun Danu Beratan. On the way menuju Danau Buyan, banyak banget selfie spot semacam high swing dll.. menarik juga untuk dikunjungi, tapi kalo aku liat sih kayanya standar safetynya belum terlalu bagus, jadi hati-hati ya pilih selfie spotnya!
Kelar di Danau Buyan, kami langsung menuju ke Ubud karena kami sudah booking villa di sana. Sampe di Ubud yang macet cet cet, kami baru ngeuh ternyata villa kami letaknya deket banget sama Goa Gajah, alhasil kami mampir dulu ke Goa Gajah. Entah kenapa di Goa Gajah ini juga dikiitt banget turis lokalnya, mostly bule or chinese. Padahal keren lho tempat ini. Kenapa turis lokal lebih demen nongkrong di beach club, ya?
Komplek Goa Gajah ini terbagi jadi dua bagian, yang bagian utara itu warisan ajaran Siwa. Di sebelahnya, area Tukad Pangkung, ada stupa Buddha yang disusun jadi 13 stupa dan stupa bercabang 3 yang dipahat di batu besar.
Beres makan di Milu, kami lanjut mantai ke Finns Beach. Lokasinya dekat banget, kaya cuma 10 menit dari Milu. Oh ya, saya juga ternyata lebih suka daerah Canggu daripada Legian atau Kuta Selatan. Di Legian tuh kayanya udah rameee banget di setiap sudut, kalo di Canggu, masih ada sisi-sisi yang sepi cem Ubud, tapi juga ada sisi ramenya. Banyak toko-toko lucu dan cafe-cafe buat ngopi-ngopi cantik. Meskipun kalau pantai sih kayanya masih lebih cakep di Kuta Selatan, ya.
Day 3
Rencananya hari ini kami akan pindah ke Ubud. Tadinya mau berangkat jam 5 pagi karena mau ngejar sunrise di Danau Tamblingan, tapi apa daya, berangkat dari Canggu baru jam 6 hahaha... Perjalanan dari Canggu ke Tamblingan sekitar 2 jam. Itu pun uda pake nyasar. Sampe di Tamblingan udaranya langsung ganti dari udara pantai ke udara pegunungan yang dingin.
Dari 4 hari itinerary yang saya bikin, tempat ini yang paling saya tunggu-tunggu. Sebelumnya driver kami kekeuh banget nyaranin kami untuk pergi ke beach lounge macem La Brisa, La Laguna, The Lawn dll.. cuma pas liat tempatnya, saya sih agak malas, kek banyak banget orang, belum turis lokal banci foto yang tiap detik foto. :)) Saya lebih suka suasana pegunungan dan sepiiii dengan udara sejuk.
Setelah dua jam perjalanan akhirnya kami sampai. Danau Tamblingan ini letaknya di lereng Gunung Lesung, daerah Buleleng. Dibandingkan dengan dua saudaranya; danau Buyan dan danau Beratan, Tamblingan ini ukurannya paling kecil. Kalau dari sumber yang saya baca, di sekitar danau ini ada 11 pura, tapi yang saya lihat cuma 2. Yang lainnya tersembunyi di balik hutan.
Danau Tamblingan ternyata sepi banget dari pengunjung. Ketika kami tiba di sana, yang ada cuma rombongan saya dan satu rombongan yang mau pre wed. :)) Dari Danau Tamblingan kami lanjut ke danau tetangganya, yakni danau Buyan dan Ulun Danu Beratan. On the way menuju Danau Buyan, banyak banget selfie spot semacam high swing dll.. menarik juga untuk dikunjungi, tapi kalo aku liat sih kayanya standar safetynya belum terlalu bagus, jadi hati-hati ya pilih selfie spotnya!
Kelar di Danau Buyan, kami langsung menuju ke Ubud karena kami sudah booking villa di sana. Sampe di Ubud yang macet cet cet, kami baru ngeuh ternyata villa kami letaknya deket banget sama Goa Gajah, alhasil kami mampir dulu ke Goa Gajah. Entah kenapa di Goa Gajah ini juga dikiitt banget turis lokalnya, mostly bule or chinese. Padahal keren lho tempat ini. Kenapa turis lokal lebih demen nongkrong di beach club, ya?
Komplek Goa Gajah ini terbagi jadi dua bagian, yang bagian utara itu warisan ajaran Siwa. Di sebelahnya, area Tukad Pangkung, ada stupa Buddha yang disusun jadi 13 stupa dan stupa bercabang 3 yang dipahat di batu besar.
boleh tau nama villanya? kebetulan mau ke bali bawa anak 1thn heheed
ReplyDelete