Prologue: ini late post yang ditulis waktu cuti melahirkan habis, entah kenapa malah ngendon di draft ya?
*
Tiga bulan yang terasa sangat singkat, dan sekarang cuti sudah habis.
2017 adalah tahun yang sangat memorable buat saya. Tentunya highlight di tahun 2017 kemarin adalah kelahiran anakku, what? aku punya anak??? Kadang masih berasa surreal, kabur, ga percaya, apakah ini benar terjadi? I am a mother? What??? Kadang masih suka bertanya-tanya, ya Allah apa benar kamu percaya aku bisa jadi seorang ibu? Bener, nih? Ga salah? Atau ada malaikat dari departemen distribusi bayi yang salah input nama calon ibu di recipient list mereka?
Terus terang, sebagai seorang perempuan, saya ngerasa naluri keibuan saya minus banget, kayanya saya lebih punya naluri ke-tante-tantean.
Iya. macem tante yang kalau liat ponakan:
"Ihh lucu ya kamu.."
Ok gendong deh.
Eh nangis.
Boker apa ni anak?
Apa pengen nyusu ya?
Kencing apa ya?
Ok, ni anaknya gue kembaliin lagi, ya! Ok thanks bye!
But then Ozzu came along..
Kapan kamu ngerasa sayang sama anakmu sendiri?
"Ketika dia gue peluk pertama kalinya pas lahiran.." kata seorang teman.
"Ketika gue merasakan tendangan pertamanya di perut gue," kata yang lainnya.
Yang lebih ekstrim..
"Ketika gue ngeliat test pack gue positive.."
atau..
"Pas liat anak gue lahir, boro-boro sayang, yang ada gue sebel kok item banget anak gw, mirip bapaknya, mana nangis mulu. Tapi pas udah tiga bulan, kok ni anak jadi lucu, gue sayang deh.." ---> nah yang ini gue banget lebih makes sense, i am so gonna best friend her! 😀
Ketika Ozzu untuk pertama kalinya ditaruh di dada saya, yang pertama saya lihat ada belek di matanya. Iya, ada belek gitu, ijo, ganggu banget. Abis itu saya liat mukanya, kok engga mirip saya, damn. Lalu dia menyusu untuk pertama kalinya, dan saya langsung ingat salah satu adegan di tayangan Nat Geo tentang bayi panda yang sedang menyusu juga. Asli, ga penting. Ga ada tuh adegan nangis bersimbah air mata sambil mencium kening si bayi kaya di iklan susu.
The first two weeks after labour was the hardest. Kerjaannya si bayi cuma nangis, ee, nyusu, bobo and bye. Dan aku tentunya sebagai ibu baru yang keliyengan karena kurang tidur, kerjannya ya marah-marah dan uring-uringan. Mana jaitan masi suka nyut-nyutan. Tapi beberapa minggu kemudian we get along. Saya mulai hapal kebiasannya. Kalo nangis sambil angkat kaki berarti dia harus dipukpuk punggungnya karena ada angin di perutnya. Kalo udah disusuin masi nangis juga berarti ada ee di popoknya. Begitulah. And guess what?
IT WAS SO MUCH FUN!
IT WAS SO MUCH FUN!
ONE OF MA HAPPIEST MOMENTS!
AKU MAU DEH HAMIL LAGI!
#EHHH
Hahaaa serius deh. Kangen banget masa-masa berdua doang sama Ozzu. Yang satu nangis lapar, yang satu nangis stress. And after two months, dia makin lucu. Udah mulai bisa ngomong balik kalau diajak ngobrol, meski suara yang keluar dari mulutnya ga jelas juga apaan tau. Udah bisa senyum. Udah bisa ketawa tergelak-gelak gitu. OMG Ozzu, when did you get so cute? I love you so damn much!
Dan saya baru tahu, kelelahan terbesar jadi seorang ibu ternyata bukan dua minggu pertama setelah melahirkan, tapi ternyata... you'll be always worried for the rest of your life.terutama pas kudu bayarin sekolah dan dia minta beliin gadget yang mahal.
The moment Ozzu was born, I worried until i heard her first cry. When she's asleep, I'd worry if she would stop breathing. When she began to crawl, i worried about what she would knock her head on. When she began to walk, I worried about whether she would fall. And i don't know, perhaps, the worrying doesn't stop there, the worry never seems to end.
Apalagi pas cuti sudah habis, untuk ibu bekerja, in my case, tiap pulang kerja saya selalu sprint terburu-buru lari ngejer kereta demi bisa cepat pulang. Hari pertama kerja? Jangan ditanya. Resah dan gelisah cem remaja putus cinta. Hahaha.
And can you imagine 25 years later? Anak yang kita sayang-sayang dari kecil, kita kasi makan, kita sekolahin, lalu dia naik gunung, lalu badai di atas gunung, lalu terjebak di atas dan hampir kena hipo. Lalu dia dengan entengnya bilang, "Mak, kemaren aku hampir mati loh di atas gunung hahaha seru banget, Mak!"
Pengen gampar ga sih anak kaya gitu?
Iya, itu gue, btw.
**
Anyway, demikianlah cerita 3 bulan #livingwithOzzu. Berkaca dari pengalaman, sebaiknya kalau mau cuti melahirkan dipepet-pepetin aja ke waktu lahiran. Kemarin saya baru cuti pas udah masuk 39 week dan tiga hari kemudian saya melahirkan. Teman saya ambil cuti dari 36 week, alhasil, cutinya sudah habis 1.5 bulan sebelum anaknya lahir. Kan sayang banget? Belom lucu udah harus masuk kerja. :))
Sementara percayalah bayi itu mulai lucu pas udah dua bulan. Sebelum itu lumayan lucu juga sih, tapi banyakan reseknya (baca: nangis, ngamuk, begadang). Apalagi kalau kena baby blues, wah, makin kacau dunia peribuan.
Untuk ribuan hari ke depan jika Allah izinkan, yang akan kita isi dengan seribu macam kekhawatiran, aku padamu, Ibu.. i really do.
***
Dan saya baru tahu, kelelahan terbesar jadi seorang ibu ternyata bukan dua minggu pertama setelah melahirkan, tapi ternyata... you'll be always worried for the rest of your life.
The moment Ozzu was born, I worried until i heard her first cry. When she's asleep, I'd worry if she would stop breathing. When she began to crawl, i worried about what she would knock her head on. When she began to walk, I worried about whether she would fall. And i don't know, perhaps, the worrying doesn't stop there, the worry never seems to end.
Apalagi pas cuti sudah habis, untuk ibu bekerja, in my case, tiap pulang kerja saya selalu sprint terburu-buru lari ngejer kereta demi bisa cepat pulang. Hari pertama kerja? Jangan ditanya. Resah dan gelisah cem remaja putus cinta. Hahaha.
And can you imagine 25 years later? Anak yang kita sayang-sayang dari kecil, kita kasi makan, kita sekolahin, lalu dia naik gunung, lalu badai di atas gunung, lalu terjebak di atas dan hampir kena hipo. Lalu dia dengan entengnya bilang, "Mak, kemaren aku hampir mati loh di atas gunung hahaha seru banget, Mak!"
Pengen gampar ga sih anak kaya gitu?
Iya, itu gue, btw.
**
Anyway, demikianlah cerita 3 bulan #livingwithOzzu. Berkaca dari pengalaman, sebaiknya kalau mau cuti melahirkan dipepet-pepetin aja ke waktu lahiran. Kemarin saya baru cuti pas udah masuk 39 week dan tiga hari kemudian saya melahirkan. Teman saya ambil cuti dari 36 week, alhasil, cutinya sudah habis 1.5 bulan sebelum anaknya lahir. Kan sayang banget? Belom lucu udah harus masuk kerja. :))
Sementara percayalah bayi itu mulai lucu pas udah dua bulan. Sebelum itu lumayan lucu juga sih, tapi banyakan reseknya (baca: nangis, ngamuk, begadang). Apalagi kalau kena baby blues, wah, makin kacau dunia peribuan.
Untuk ribuan hari ke depan jika Allah izinkan, yang akan kita isi dengan seribu macam kekhawatiran, aku padamu, Ibu.. i really do.
***
jadi ikut ngrasa berdosa sm ibu kalo pas lg ijin naik gunung, naq mcem apa saya :"(
ReplyDeletehahahaha... aku punnn.. aku kl ditanya, apa yang paling kamu takutkan skrg? Jawabnya: kalo Ozzu kelakuannya kaya gw. Amit-amit Ya Rabb.... -___-
DeleteThis is a topic that is close to my heart... Thank you!
ReplyDeleteWhere are your contact details though?