Saturday, November 20, 2010
How to Stay Alive in Thailand
Well that'd be easy. Here's my itinerary and budget circuit description.
Hope it'll be useful for 'on budget' traveler. :D
DAY 1
We depart from Bandung, so we're taking Primajasa Service bus to Cengkareng airport. Tiba sekitar pukul 09.00,- dan pesawat take off pada pukul 11.20 WIB. Perjalanan memakan waktu sekitar 2 jam 30 menit. Tiba di bandara internasional Phuket sekitar pukul 15.00,- WIB. Waktu Indonesia dan Phuket tidak ada perbedaan. Sesampainya di bandara ada banyak sekali rak-rak berisi promo tour dan peta Phuket, silahkan ambil, all for free. Juga ada sales girl yang membagikan sim card lokal gratis, hanya saja pulsanya hanya sekitar 50 Bath, kalau habis, pulsa tambahan bisa dibeli dengan mudah di Family Mart atau 7 Eleven. Harganya terbilang lebih murah dibandingkan bila kita menggunakan pulsa Indonesia.
Keluar dari bandara, kita akan disambut oleh puluhan 'calo' yang menawarkan jasa mini bus/taksi untuk menuju hotel. Satu-satunya taksi yang bisa dipercaya adalah TAXI METER, tapi ini sedikit sekali, taksinya berwarna kuning, dan ini adalah satu-satunya taxi yang menggunakan argo di Phuket. Kalau kamu berangkat bersama rombongan lebih dari lima orang, saya sarankan untuk menyewa mini van saja. Mini van ini bisa memuat delapan orang, dan per orangnya dikenai charge 150 THB atau sekitar IDR. 45.000,- . The cheapest one is taking a bus, per orangnya hanya dikenai charge 30THB, tapii.. mencari bus di airport ini layaknya mencari bis Damri di Indonesia, lama dan untung-untungan, well.. may the luck be with you. :D
Selain menawarkan jasa angkutan, juga akan banyak sekali calo yang menawarkan tour ke phi phi Island dan tur-tur sejenis lainnya, just say no to them, they selling the tour in overprice. Make sure you will not regret it. Setelah mendapat kendaraan, kalau kamu menggunakan taksi atau minivan, mereka akan berhenti di salah satu rumah yang menawarkan tour juga, again, just say no! Tell them that you have already booked and paid your tour package on the internet or at the hotel.
Kami menginap selama dua hari di daerah Kata. Daerah Kata ini lumayan sepi dan pantainya sangat bersih. Cocok untuk pasangan yang sedang honeymoon. Hotel yang kami pesan Aloha Residence sudah dipesan jauh-jauh hari sebelumnya. Sesampainya di hotel sekitar pukul 16.30,- perjalanan dari airport ke Kata memakan waktu sekitar 60 menit. Setelah check in dan membongkar koper, kami menghabiskan waktu hingga matahari terbenam di pantai Kata. Entah faktor cuaca atau memang kami datang dari daerah yang sangat panas :p , berenang di pantai Kata kami malah menggigil kedinginan. Hihihi.. setelah puas menikmati sunset kami kembali hotel. Aloha residence cukup cozy dan bersih, makanannya enak dan murah, free breakfast dari hotel pun cukup memuaskan. Letak hotel ini hanya sekitar berjalan kaki lima menit dari pantai Kata.
Tips : Pesan hotel sebelum berangkat melalui internet via booking.com atau agoda.com. Mereka sering menawarkan diskon-diskon dan promo-promo yang cukup menghemat kantong. Saya memesan via booking.com dan mendapat hotel bersih dan bagus untuk dua hari dengan harga THB 1.700 untuk dua orang/2 malam.
DAY 2
Kami memutuskan untuk menjelajahi daerah Kata yang cukup berdekatan dengan Big Buddha, Wat Chalong dan juga Cape Promthep, sunset view point di Phuket. Kami menyewa motor seharga 200 THB atau sekitar IDR 60.000,- tidak termasuk bensin, dengan jaminan menaruh pasport di tempat penyewaan motor. Motor yang disewakan rata-rata motor matic dan keluaran baru. Jangan lupa memakai helm. Polisi tidak akan rewel bertanya SIM pada turis, tapi kalau kamu tidak memakai helm, siap-siap saja ditilang polisi.
Tujuan pertama kami adalah Big Buddha. Menuju kesini ternyata cukup jauh dan jalannya mendaki, sebelum naik kesini jangan lupa mengisi bensin dulu karena di daerah Big Buddha saya tidak menemukan pom bensin sama sekali. Perjalanan sebenarnya bisa memakan waktu 30 menit saja dari Aloha Residence, tapi karena kami sempat tersasar :p perjalanan menjadi memakan waktu 45 menit.
Dalam perjalanan pulang dari Big Buddha, kami menemukan tempat makan murah meriah, all you can eat hanya 30 THB saja! Haha.. Yang punya restoran ini ternyata baru pulang dari Dubai dan dalam rangka mempromosikan restorannya, dia mematok harga 30 THB saja untuk semua makanan. Hati-hati banyak makanan mengandung babi ya. :D
Selesai dari makan siang murah meriah, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke Pantai Nai Harn. Perjalanan sekitar 20 menit dari Big Buddha. Pantai Nai Harn ini lebih sepi dari Pantai Kata. Disisinya adalah tebing-tebing tinggi dari batu yang membuat pantai ini berbeda dari pantai-pantai lainnya. Sayangnya ketika kami tiba disini, cuaca mulai mendung dan gerimis, alhasil ketika kami sedang berenang di pantai Nai Harn, banyak sekali ubur-ubur bermunculan. :(
DAY 3
Hari ini kami check out dari Aloha Residence dan pindah ke daerah Patong, daerah yang lebih ramai dan sangat terkenal dengan night life-nya. Semacam Kuta atau Legian di Bali. Di Patong kami menginap di Sea Blue Guesthouse, backpacker dormitory yang murah meriah :D Permalam seorang dikenai charge IDR 45.000,- saja. Bersih dan letaknya dekat sekali dengan Bangla Road. Well just for the record, one of my friend found a bug bed in Sea Blue, but i dont have any problem with mine. It all was just look so clean to me and i slept save and sound. :p
Hari ketiga setelah check in di Sea Blue, kami berjalan-jalan di Jungcyelon Mall lalu menuju Bangla Road sembari mencari-cari tour Phi-phi paling murah. Sempat bete luar biasa karena di Sea Blue sang resepsionis yang menawarkan paket tur Phi phi menyatakan bahwa besok tidak speed boat maupun cruise yang berangkat ke Phi Phi karena faktor cuaca. WTF. Untungnya saya pantang menyerah, akhirnya kami memutuskan untuk mencari tour agency lain di sepanjang jalan Bangla Road. Lucky me, begitu keluar dari Sea Blue, tidak sampai tiga menit jalan kaki ada satu buah kios yang menawarkan paket tour dan dia menyediakan satu buah speed boat yang berangkat ke Phi Phi esok hari. Even luckier, i got the cheapest price for the tour! Dari ancer-ancer 1300 THB, kami mendapat 1000 THB untuk paket ke Phi-phi dengan speed boat. Untung saya jago nawar. Hehehe..
Tips : Pilih paket tour Phi-phi dengan menggunakan speed boat. Pilihannya normalnya ada cruise (kapal besar) atau speed boat (kapal kecil), dengan speed boat, estimasi waktu lebih cepat dan kapal dapat merapat ke Maya Bay, sementara bila kita naik cruise, kapal tidak dapat merapat ke Maya Bay, sehingga kita hanya bisa melihat-lihat dari kejauhan saja. Semua paket tour (cruise/speed boat) sudah termasuk penjemputan pulang-pergi ke hotel tempat kita menginap, makan siang buffet all you can eat dan snorkle gear.
DAY 4
Its Phi-phi tour day! Disambut dengan hujan deras sepanjang malam hingga pukul 09.00 pagi. we're actuallly lowering our expectation to see Maya Bay. Ternyata tepat pukul 07.30 penjemput dari tour datang menjemput kami ke hotel. Sempat kelabakan karena kami belum siap, akhirnya tepat pukul 08.00 kami sudah berada dalam mobil jemputan travel menuju pool travel. Sampai disana kami berkumpul dengan peserta yang lain, sebagian turis Dubai (arabian), turis bule (looks like european) dan cina. Sekitar pukul 9 tiba-tiba saja hujan berhenti dan Alhamdullilah cuaca cerah, how i love sunshine :D Kami langsung menuju speed boat dan bergerak to our first destination, MAYA BAY! Woohoo!
Never seen one in Indo.
Dalam perjalanan menuju monkey Island, kapal kami sempat berhenti di satu spot snorkeling dan kami turun dari kapal. Sayangnya saat itu arusnya sangat kencang sehingga snorkeling pun tidak nyaman, selain itu, entah apa yang ada di pikiran orang Thailand menjadikan spot itu sebagai salah satu 'snorkeling spot' cause i see NOTHING but rocks. Just rocks. No coral. Banyak ikan, tapi ya hanya ikan saja. Tidak ada terumbu karang yang bagus untuk dilihat. Total dissapointment. Well they might have beautiful beaches and gorgeous white sandy, but in coral department, i guess nothing beats Indonesia.
see? just fish.
Perjalanan dilanjutkan kembali menuju Phi Phi Don untuk makan siang. Phi phi Don ini adalah perkampungan muslim, banyak penduduk di pulau ini yang memakai jilbab. Makan siang buffet all you can eat tidak ada yang mengandung babi, makanlah sebanyak-banyaknya sebelum kamu merugi. :p Makanan di Thailand termasuk cukup enak dan cocok dengan lidah orang Indonesia, saya termasuk orang yang cukup rewel dengan makanan apabila berjalan-jalan ke luar negeri, tapi di Thailand, i ate anything. Everything tasted very good.
Setelah kenyang makan siang di Phi Phi Don, kapal kembali bergerak menuju Khai Island. Disini kami snorkeling, beaching dan berjalan-jalan menyusuri pulau. Pulaunya sangat kecil, dikelilingi pasir putih dan uhhm.. no coral. Hanya ikan-ikan kecyil sajaa.. hehehe..
stranded at Khai Island
Khai Island adalah destinasi terakhir kami. Setelah selesai kapal bergerak menuju pool tour and travel dan kami diantar kembali ke hotel tempat kami menginap. Sesampainya di hotel sekitar pukul 18.30 WIB. Setelah mandi dan membersihkan badan, we went to see Tiger Show. Hehehe..
Tiger Show adalah pertunjukan hmm.. entah artistik entah dramatis, panggung kecil di tengah penonton dan beberapa penari setengah telanjang menari di atasnya. No camera please, peraturan ini sangat ketat, jangan berani-berani melanggar ya. Are we only watching striptease girl? Of course not. Kami hanya penasaran dengan 'debus' ala Thai yang sering diceritakan di blogpacker-blogpacker. Hehehe.. Yang dimaksud 'debus' ala Thai ini adalah atraksi perempuan Thailand di Tiger Show yang mempertunjukan kemampuan vaginanya mengeluarkan berbagai macam jenis macam barang. Mulai dari dua buah bola ping-pong (they also often called 'ping-pong girl'), burung hidup, ikan hidup, yes HIDUP. Haha.. jarum, membuka botol bir, dsb. Terus terang kami hanya bertahan sekitar 20 menit saja di show itu. Mulai dari yang awalnya terkejut, kagum, hingga akhirnya merasa tidak tega dan memutuskan untuk keluar saja. I just cant stand the fact any woman would ever do that job for money. Hehe..
DAY 5
Hari ini adalah hari berbelanja oleh-oleh hehe.. besok pesawat kami take off pukul delapan pagi, jadi sebenarnya ini adalah hari terakhir kami bisa berjalan-jalan di Phuket. Pagi-pagi kami berangkat menuju Phuket Town. Disini barang-barang sedikit lebih murah dibandingkan dengan membeli oleh-oleh di Juncyelon Mall. Kami berangkat naik bus dari pinggiran pantai Patong. Cukup membayar 25 THB sekitar 30 menit kemudian kami sudah sampai di Phuket Town.
Puas berjalan-jalan di Phuket Town, kami melanjutkan perjalanan kami dengan tuk-tuk. Dengan membayar sebesar 400 THB kami menyewa tuk-tuk yang membawa kami berkeliling ke tiga tempat. Yang pertama adalah.. well i forgot the name, pokoknya ini adalah toko yang menjual kain-kain dan perhiasan khas Thailand. Setelah itu kami diantar ke Cashwew nut factory, pabrik kacang mete khas Thailand. Kacang metenya sangat bervariasi, mulai dari rasa coklat, pedas, wasabi, ikan, dll. Tester kacang disediakan, tapi hati-hati ya ada juga yang mengandung babi. :D
Terakhir, kami diantar ke salah satu pasar (sejenis alun-alun mungkin ya kalau di Bandung hehe) disini saya kalap luar biasa, barang-barang seperti tas, baju, sepatu ternyata sangat murah. Hohoho..
jalan-jalan naik tuktuk
DAY 6
Pesawat ke Indonesia di Phuket normally berangkat pukul 08.00 WIB , jadi jangan lupa memesan travel (van/taxi) yang mau menjemput jam 5 subuh di hotel. Kami menyewa van seharga 1200 THB untuk 8 orang, that would be 150 THB /person. Pukul 05.20 jemputan kami belum juga tiba, sampai deg-degan sekali karena takut ketinggalan pesawat. Perjalanan dari Patong ke bandara memakan waktu kira-kira 45 menit. Untungnya tepat pukul 05.30 jemputan kami tiba, si supir minta maaf dan mengaku salah dia terlambat bangun hihi.. ya sudahlah yang penting kami bisa segera berangkat ke bandara. Sampai di bandara sekitar pukul 06.30 dan kami langsung check in, setelah mendapat boarding pass kami menunggu di ruang tunggu bandara. Pukul 08.00 teng kami sudah dalam pesawat menuju Jakarta. Ah.. so long Phuket.. Ill see you in June next year. :D
Tips : Untuk makanan, kami menemukan food festival, sejenis pasar kaget kaki lima yang buka sore-sore hingga malam hari. Letaknya di depan Jungceylon Mall, di lapangan parkir Phuket Food Market. Makanan yang dijual disini sangat murah. Sejenis nasi dan telur dadar hanya 15 THB, ayam goreng 20-40 THB. Nasi di Thailand rasanya sangat enak, berbeda dari beras Indonesia. Nasinya panjang dan berkilau, jadi tak perlu pergi ke restoran mewah hanya untuk makan enak. Nasi -nasi yang dijual di pinggir jalan pun sudah cukup enak menurut saya. :D
salah satu sudut nite food festive di Phuket.
Primajasa BDG-CKG-BDG IDR 150.000,-
Airport Tax IDR 150.000,-
2 Nights at Aloha Residence Hotel IDR 255.000,-
3 Nights at Sea Blue Guesthouse IDR 135.000,-
Makan @ IDR 30.000,- x 12 = IDR 360.000,-
Transportasi total (tuk-tuk/taxi/motorcycle/bus) IDR 300.000,-
Phi Phi Tour IDR 300.000,-
Tiger Show (optional) IDR 45.000,-
BUDGET IN TOTAL = IDR 1.665.000,-
Tuesday, November 16, 2010
Monday, November 15, 2010
Confession to make
That's fact. But still, i got confession to make. I do love flower. Weird huh?
Even my exes never thought so and i would never told them either. That would be disgusting. Haha.. but yeah.. a girl still a girl. Ive never received any of it because they think I hate flowers. It was fine, i never complained, it has to be given because he feels like it, but I was hoping give at least one sometime, you know?
Few days before my birthday, one of my friend asked me if i wanted a birthday present, she'd like to give me something. I said i dont want anything right now, but i decided to let her know about the flower thingy. I said that i hope my boyfriend would consider it.
Well thats funny, cause on my birthday, my boyfriend gave me nothing, while she gave me a bouquet of flower! Haha!
Well i would like to let you all readers know, that my first flower was given by a girl and im totally happy with it!! :)
Thank you Pepito! Now one of my dream came true! *smooch
Sunday, November 14, 2010
Life Must Go On
You know the term "Sleep like a baby" ?
Well yeah, i tell you what. When you're 17 yo, and you'll get you're own driving license, well yes, the life has just start, and there's no way you're gonna get a "sleep like a baby' nap.
There will be too much problem, maybe not that much when your 20, but still it is something. Something that would come as a thing that would annoys you, and bump ; You'll get your sleep discomposure.
Relax.
Thats what we called life. There'll be billions of problem that needs to be solved. There'll be hundred litre of tears that'll leak out of your eyes, and still you gotta come out and gives your widest smile to everyone, cause thats what grown-ups do.
So if you reading this, and you're 17 yo. I just wanna tell you one thing ;
Enjoy it, while you can.
Have a nice day everyone :)
Yang Penting Halal
Dari sekian banyak produk budaya made in Indonesia ada satu yang paling rancu menurut saya, yakni ; acara pernikahan.
Pernikahan dalam arti sebenarnya yang hanya bermodal penghulu, saksi dan wali + mahar (menurut Islam), harus dibungkus puluhan juta hingga ratusan juta rupiah karena yang tak wajib menjadi lebih mahal daripada yang wajib. Pesta meriah, makanan mewah hingga pelaminan megah adalah salah satu atribut pernikahan-pernikahan di Indonesia. Dalam agama Kristen setahu saya pun hanya cukup bermodal pastor/pendeta lalu petugas dari catatan sipil.
Pernikahan yang nilainya sangat sakral karena ada dua orang yang begitu berani mengucap janji sampai mati, menjadi ajang silahturahmi dan basa-basi. Ini tidak masalah untuk orang-orang yang punya uang berlebih dan memang ikhlas berniat mencari pahala tanpa mengharap angpaw dengan memberi makan gratis ratusan hingga ribuan orang. Tapi tentunya ini bisa membuat orang-orang yang tidak punya uang lebih tidak bisa tidur dan bekerja lebih giat sampai badan rontok demi mencari modal untuk biaya pernikahan.
Beberapa waktu yang lalu saya bertemu teman lama semasa kuliah. Ngobrol kesana-kesitu-kemari akhirnya sampai juga pada pembicaraan, "Lo kapan nikah sama si X?". FYI teman saya ini sudah hampir 8 tahun berpacaran dan sampai kini masih awet rajet. Jawaban dari teman saya ini cukup membuat saya tertegun.
"Yah rencana sih udah ada dari dua tahun lalu, tapi uangnya belum ada"
"Uang buat apa maksudnya?",
"Buat pestanya.."
Saya pikir uang belum cukup itu untuk modal, mis ; beli/ngontrak rumah, biaya rumah tangga dll. Alangkah kasihannya, niat yang begitu berani dan mulia harus tertahan gara-gara 'uang belum cukup'. Entah siapa pula yang menstandardisasi pernikahan di Indonesia harus disertai resepsi yang menguras habis tabungan calon pengantin atau kocek orang tua mereka.
Sikap seperti ini tertanam dalam benak banyak orang dan akhirnya berubah dari budaya menjadi aturan baku tak tertulis. Orang-orang yang merasa kecil hati ketika mereka tidak diundang dalam acara pernikahan, padahal mungkin saja yang punya acara kelupaan atau memang tidak mengundang karena keterbatasan dana. Saya rasa wajar saja. Tidak semua orang punya uang berlebih. Saya sendiri jujur saja tidak merasa keberatan kalau tidak diundang. Selain karena saya malas memakai sepatu hak tinggi, saya tidak terlalu suka makan sambil berdiri, belum ditambah macet keluar rumah di hari sabtu/minggu dan sulit sekali mencari parkir. :p
Bisa jadi hal ini juga terjadi karena pengaruh cerita/novel/film barat yang mengkonstruksikan pernikahan layaknya putri dan pangeran dalam dongeng. Akibatnya gadis-gadis remaja pun banyak yang memimpikan dan merancang pernikahan seakan dia adalah Putri Diana dan Pangeran Charles. Padahal sesunggungnya, di Barat pun banyak orang yang sangat selektif mengundang calon undangan pernikahan mereka. Dengan alasan, mereka menganggap pernikahan adalah hal yang sangat pribadi dan mereka tidak mau acara pernikahan mereka menjadi ajang basa-basi. Cukup hanya keluarga dan teman terdekat saja karena mereka ingin merasa senyaman mungkin di hari bahagia mereka.
Saya rasa kita seharusnya mewajarkan saja apabila ada orang yang menikah dan tidak mengadakan pesta. Cukup mengirim kue/makanan disertai pemberitahuan bahwa si X dan si Y telah menikah pada hari XYZ. Selain tidak perlu keluar rumah, kita pun senang karena dikirimi makanan. :p dan kalo mau menyinggung 'produk budaya' lainnya, yakni ; membeli doa, bukankah si penerima kue juga akan lebih senang mendoakan si pengantin tanpa harus bermacet-macet ria? Haha..
Maka itu saya seringkali berpikir apa tujuan sebenarnya resepsi mewah dan meriah ? Untuk ajang silahturahmi atau untuk menaikan gengsi? Akan menjadi sangat sulit kalau ternyata jawabannya hanya gengsi. Karena yang saya tahu, gengsi adalah hal termahal dan paling merepotkan di dunia ini. Hehe..
Bukan saya tidak setuju dengan resepsi besar-besaran, hanya saja untuk orang-orang yang tidak memiliki dana berlebih tak perlu juga memaksakan resepsi megah. Seperti pak Ustad bilang, "Tak perlu resepsi, yang penting SAH".
Yaa apa mau dikata, kadang budaya memang lebih kuat daripada agama ya? :)
Tuesday, November 9, 2010
Dua Puluh Enam
Tapi itu dulu. Ini adalah salah satu kejadian dimana saya (lagi-lagi) memakan omongan saya sendiri. Kejadiannya ketika saya sedang nongkrong bersama teman-teman baru saya yang notabene mereka adalah angkatan 2004-2006. Tiba-tiba salah satu dari mereka bertanya, "Luh.. umur lo berapa sih?", dan sontak saya menjawab reflek saja, "Dua puluh lima".
Bukan otak saya yang sedemikian bodohnya sampai lupa umur saya sendiri, entah kenapa tiba-tiba saja otak saya bisa jadi demikian cerdas mengarang fiksi. "Dua puluh lima".
Wow. Korupsi satu tahun tuh.
Dalam hati saya, kenapa ya saya tiba-tiba korupsi satu tahun begitu?
Padahal sebelum-sebelumnya saya tidak pernah ada niat mau korupsi umur satu tahun. Dua angka dua puluh lima itu sontak saja saya keluarkan dari mulut tanpa pikir panjang. Padahal saya belum pikun.
Dua puluh enam, umur saya sekarang. Dan terus terang saya tidak pernah merasa tua. Sampai...
Saya melihat teman-teman seusia saya dilamar.
Saya melihat teman-teman seusia saya menikah.
Saya melihat teman-teman seusia saya melahirkan.
Saya melihat teman-teman seusia saya melahirkan, untuk kedua kalinya. *wakss!
fase setelah itu :
Saya melihat teman-teman seusia saya menjadi kurang nyambung lagi ngobrolnya dengan saya karena mereka sudah sibuk dengan urusan anak dan suami.
Saya melihat teman-teman seusia saya menghilang satu persatu-satu, ada yang diboyong suaminya ke luar kota, ada yang memang sibuk menjadi ibu rumah dan tangga dan alasan-alasan lainnya yang membuat mereka menjadi begitu untouchable. Haha..
Sementara saya masih berkutat dengan budget untuk jalan-jalan dan trip kesana kesini, mereka sudah sibuk dengan budget untuk sekolah anak, biaya melahirkan dan lain-lain. Ya mungkin saja jadi memang kurang nyambung ya ngobrolnya, karena kami sudah memiliki perbedaan interest. Karena kalau dalam pikiran saya, mumpung masih muda dan belum menikah, berjalan-jalanlah sebanyak-banyaknya. Hahaha.. Mind set saya mengatakan saya masih muda, sementara (mungkin) kenyataan di belakang saya mengatakan TIDAK.
Not that i think being a wife is a bad think. Hanya saja dari situ saya jadi berpikir :
1. "am i that old?"
2. "am i supposed to be married right now?"
3. "am i supposed to have one kiddo and waiting for another baby to come right now?"
4. "am i that childish? apa saya telat mature? apa saya kurang normal?"
5. dannnnnn lain sebagainya.
Entah ini karena latar belakang budaya atau sindrom middle age, entahlah. Yang jelas, kenapa di umur dua puluh enam tahun ini, saya merasa tua.. dan bodoh.
Haha.. Ya sudahlah..